Dispuspa Mengejar Pembaca

Dilihat 1373 kali

BERITAMAGELANG.ID-Membaca adalah alat paling dasar untuk meraih hidup yang baik. Itulah kata yang terucap dari mulut Joseph Addison. Seorang penyair sekaligus politisi ternama dari Britania Raya yang lahir di tahun 1672.


Ungkapan penyair pada era renaisance itu, seolah hidup sepanjang masa. Relasi antara membaca dengan kehidupan yang lebih baik selalu diungkap orang di mana-mana.


Demikian pun ketika Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando, yang pada suatu kesempatan berujar, bahwa literasi tidak lagi sekedar bisa membaca namun juga harus bisa memproduksi.


Pada era millenium ini, ucapan Joseph Addison terus berkumandang ke seantero dunia, juga di negeri ini. Perpustakan nasional RI, misalnya mengembangkan slogan yang tak jauh maknanya, yaitu literasi untuk kesejahteraan.


Buku mendatangi Pembaca


Meluasnya kesadaran bahwa membaca dapat mengantar orang kepada kehidupan lebih baik mendorong terjadinya perubahan pengelolaan perpustakaan.


Jika semula perpustakaan digambarkan sebagai gedung besar tempat menyediakan banyak buku lalu orang berdatangan untuk membaca. Zaman telah berubah, buku pustaka tidak saja dipajang di gedung pustaka tetapi dibawa berkeliling menuju tempat orang berkumpul barangkali ada yang berminat membaca.


Proses perubahan dari waktu ke waktu itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Magelang Wisnu Argo Budiono saat dikonfirmasi di Kantornya kemarin.


Perubahan itu katanya mulai terlihat ketika di Lapangan Drh Soepardi Kota Mungkid, misalnnya tempat dimana orang berolah raga dan berkuliner. Ditempat itu, Dispuspa menawarkan buku berbagai topik menggunakan mobil perpustakaan keliling (pusling).


"Kegiatan ini dilaksanakan setiap Ahad pagi sejak bulan Juli tahun 2022. Pelayanan itu masih berlangsung hingga saat ini" katanya.


Pemerataan


Di tempat terpisah, Kabid perpustakaan, Amroni mengungkapkan bahwa prinsip yang diemban oleh Dispuspa dalam memberikan pelayanan adalah pemerataan kesempatan membaca bagi semua warga. Itulah nilai yang hendak dicapai dengan mengoperasikan mobil pusling.


"Jadi prinsip pustaka mendatangi pembaca, sudah dirancang sejak jauh hari. Tidak sekedar menyediakan mobil pusling di lapangan drh. Soepardi atau mendatangi keramaian saat pencanangan kampung KB oleh Bupati Magelang," ujarnya.


Saat ini, Dispuspa memiliki empat mobil dan satu kendaraan roda 3 untuk mendatangi pembaca. Dengan kendaraan yang ada, hingga pelosok wilayah Kabupaten Magelang.


Tentu saja jumlah empat mobil itu tak sebanding dengan wilayah Kabupaten Magelang yang begitu luas dengan 367 desa, 5 kelurahan. Apalagi jika dilihat dari jumlah penduduk yang mencapai 1.363 290 jiwa.


Karena itu, kata Amroni, mobil pusling hanya mendatangi lokasi yang jauh dari Perpustakaan induk di Muntilan. Pembaca dari wilayah Kecamatan Mungkid, Salam dan Muntilan lebih baik langsung datang Perpustakaan induk di Jalan Sutomo Muntilan.


"Paling-paling kami hanya dapat menjangkau 4 (empat) lokasi sehari atau 20 lokasi tiap 5 (lima) hari kerja," ungkap Anroni.


Amroni mengakui keinginan masyakat untuk dapat membaca buku perpustakaan tak sebanding dengan kemampuan Dispuspa memberi pelayanan.


" Tapi kedatangan mobil pusling memang ditunggu tunggu. Sambutan yang sangat antusias dari anak anak sekolah yang dikunjungi sangat terasa manakala armada mobil pusling memasuki lokasi sekolah. Tidak jarang anak anak berebut mendekat agar bisa segera mendapatkan pelayanan," ungkapnya.


Untuk itu dispuspa selalu melakukan evaluasi setiap enam (6) bulan sekali. Jika dikunjungi selama itu dengan  mobil pusling ternyata di lokasi tidak banyak pembaca, maka kunjungan akan dialihkan ke tempat yang lain.


"Meskipun diatur dalam MOU tetapi pengalihan itu dimungkinkan karena lokasi lain yang mengajukan permohonan layanan cukup banyak," tambahnya.


Menurut Amroni lokasi kunjungan mobil pusling mayoritas adalah sekolah. Tetapi kalau warga masyarakat di luar sekolah yang menghendaki akan dipertimbangkan.


Pustaka Dalam Genggaman


Pada saat ini Dispuspa Kabupaten Magelang juga sedang mensosialisasikan aplikasi ePusdaKabMagelang sebagai upaya pengenalan koleksi digital Perpustakaan Kabupaten Magelang.


Sesunguhnya pengenalan e book ini akan mempermudah dispuspa memberi pelayanan kepada masyarakat. Sebaliknya juga mempermudah pembaca mengakses buku.


E book akan membuat orang dapat membaca dengan nyaman karena tidak perlu berebut karena jumlah buku  e book tidak terbatas jumlahnya. Disamping itu, pembaca tidak terlalu tergantung sekali dengan kedatangan mobil pusling.


Dengan menggunakan e book tidak perlu punya kekawatiran merusakkan atau membuat buku perpustakaan kotor. Karena e book memang tidak berbentuk fisik.


Istimewanya, dengan e book pembaca dapat memilih tempat sesuai yang dimauinya. Tidak perlu berdesak desak dengan pengguna yang lain.


Pendek kata, sesungguhnya pengenalan e book akan mempermudah gerakan literasi yang digaungkan. Orang dapat membaca setiap saat di sembarang tempat.


Pengenalan Aplikasi ini sejatinya adalah upaya Dispuspa untuk meletakkan pustaka dalam genggaman tangan rakyat Magelang melalui HP yang dimiliki.


Lebih dari itu, pengenalan aplikasi itu sesungguhnya cara mudah Dispuspa untuk melakukan pemerataan kesempatan membaca hingga tempat terjauh dari perpustakaan induk di Muntilan.


Namun juga berarti cara mudah Dispuspa untuk mengejar ngejar rakyat agar mau membaca sampai di tempat yang sangat pribadi. Yaitu di tempat tidurnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar