Festival Jogokali #2 Lembah Semawang Bandongan

Dilihat 1137 kali
gojeg bocag kalegen

BERITAMAGELANG.ID-Bulan September 2023, suasana kemarau telah terasa kering. Udara kian  dingin terutama di malam hari.. Tetapi suasana itu tidak menyurutkan semangat para pelaku seni untuk mempersiapkan penyelenggaraan  Festival yang bertema "Sobo Kali" yang  dilangsungkan di Lembah Semawang Desa Bandongan pada 16-17 September 2023.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Penyelengara Festival Pandu Bagas S pada Rabu (6 /9/2023). Pandu mengungkapkan kegiatan itu akan dibuka Ketua Komunitas Wayang Godong, Prof. Dr. Agus Purwantoro M.Sn. atau yang dikenal sebagai Gus Pur.

Menurutnya penyelenggaraan Festival Jogokali yang akan dilaksanakan merupakan kolaborasi berbagai komunitas diantaranya Wayang Godhong, komunitas Gelas Bumbung Sawangan, Komunitas Seniman Bandongan "Sangaji" dan Arti Kata Kita..

Festival itu, katanya  merupakan program riset UNS (Universitas Negeri Sebelas Maret) akan diawali soft opening Pameran karya Ecoart oleh  Komunitas Seniman Bandongan "Sangaji" pada tanggal 14 September 2023 di lembah Semawang.

Festival Jogokali sendiri menjadi puncak acara dari beberapa kegiatan pendampingan komunitas yang telah dilakukan tim. Pada bulan Juni 2023 telah dilaksanakan berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan Workshop Ecoart and Tourism,  Jogokali Summercamp, dan penanaman bibit tanaman konservasi untuk kawasan sungai lembah Semawang.

Ditempat terpisah, Rarasasri Emprit, yang merupakan tim riset dari project Jogokali #2 tersebut, festival seni ini merupakan  pergerakan komunitas untuk membangkitkan kesadaran masyarakat luas dan khususnya masyarakat setempat untuk lebih peduli dan merawat lingkungan terutama kawasan sungai untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

Lebih  jauh Rarasasri Emprit menjelaskan festival yang akan berlangsung selama dua hari tersebut diramaikan dengan berbagai kegiatan diantaranya pameran eco art, Live Action Melukis Kolosal, Sarasehan, Lomba-lomba, pertunjukkan tari dan musik, serta stan UMKM lokal.

Beberapa penampil yang akan mengisi acara tersebut diantaranya ada Mapan Mime, Wayang Godhong Goespoer, Wayang Blang Bleng dengan dalang Ki Ompong, Pertunjukan Teatrikal oleh Nabila Rifany dan Jovi, kesenian Gojeg bocah, Pertunjukan Musik Yanuar Sastra, Live Music oleh MagiMaica dan Gejala Disco, Nobar film dokumenter lingkungan dan hiburan lainnya.

Ketua panitia, Pandu BS,  menjelaskan lomba lomba yang dilaksanakan dalam rangka festival itu,  diantaranya adalah lomba mewarnai bagi anak anak TK dan SD. Menggambar untuk anak anak SMP dan SMA, lomba mancing ikan dan lomba ndhohok (jongkok) di kali.

"Kelihatannya, lomba ndhodhok di kali itu sederhana tetapi kita akan menguji daya tahan orang untuk ndhodhok itu," ungkap Pandu.

Ndhodhok di kali itu, katanya,  bagian dari kebudayaan manusia. Kali atau sungai sebagai pusat peradaban masyarakat agraris juga juga menjadi pusat relaksasi masyarakat dengan aktivitas "sobo kali" nya.  Pada masa sulit, seperti saat pandemi, banyak orang  melakukan sobo kali sebagai bentuk relaksasi dari permasalahannya. Baik itu memancing, healing, main air, bahkan ndodhok.

Demikian festival Jogokali #2 dapat dijelaskan secara singkat sebagai upaya komunitas lokal untuk menyadarkan umat manusia bahwa  sungai adalah sumber peradaban manusia yang menjadi sumber penghidupan bagi banyak penduduk bumi. Sungai-sungai tak semata terus dieksploitasi sebagai sumber air dan energi, tetapi kita juga punya tanggungjawab untuk merawatnya. Sungai telah memberikan penghidupan kepada manusia lantas apa yang kita kembalikan padanya? Tak sepantasnya jika sungai yang memenuhi hajat hidup manusia pada akhirnya dikhianati oleh perilaku buruk dan merusak.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar