"Berusahalah sehebat-hebatnya untuk mengembangkan dan meluaskan gerakan kita. Sampai suatu ketika, setiap anak dan pemuda serta pemudi kita, baik yang mahasiswa di kota maupun penggembala kerbau di desa, dengan rasa bangga dan terhormat dapat menyatakan Aku Pramuka Indonesia".
Kalimat yang diucapkan dengan lantang dan tajam oleh Sang Proklamator Ir. Soekarno kala menyerahkan Panji Gerakan Pramuka 60 tahun silam, tepatnya 14 Agustus 1961, terasa membuat miris. Waktu itu Gerakan Pramuka menggelora dan gaungnya berkelindan dengan semangat nasionalisme ke seluruh penjuru Nusantara.
Terlebih lagi, ketika mendengar lirik lagu Hymne Pramuka karya Husein Muntahar. Di dalamnya mengandung makna yang sangat mendalam. Bila dicermati nilai filosofis dalam kandungan lagu tersebut menegaskan pertama Pramuka lebih menegaskan diri sebagai manusia yang pikiran, ucapan, serta tindakannya senantiasa dilandasi nilai-nilai Pancasila.
Kedua, Pramuka menegaskan dirinya siap mengabdi dan memberikan kontribusi positif serta membaktikan dirinya demi kejayaan Indonesia. Seperti tunas kelapa sebagai lambang Pramuka yang mengandung makna pohon nyiur dapat tumbuh di mana saja, sebagaimana Pramuka dapat tumbuh di mana-mana dengan menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana dia berada dan dalam keadaaan bagaimanapun. Makna lain dari lambang Pramuka tersebut juga menegaskan mempunyai cita-cita tinggi, mulia, jujur, serta mempunyai prinsip yang tidak mudah diombang-ambingkan.
Terus Berbakti
Tak terasa pengabdian dan bakti Gerakan Pramuka untuk negeri sampai saat ini sudah berusia 60 tahun. Sejak ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 238 Tahun 1961, Gerakan Pramuka merupakan satu-satunya wadah gerakan pendidikan kepramukaan di Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak 2 tahun lalu, membuat Gerakan Pramuka harus disiplin menahan diri, prihatin, dan berusaha membantu menanggulangi pandemi tersebut dengan berbagai kegiatan, seperti bakti sosial, menjadi relawan Satgas, memberi terapi sosial bagi keluarga yang ditinggal anggota keluarga karena pandemi Covid-19.
Kondisi pandemi Covid-19 yang masih terus mengkhawatirkan, telah membuat banyak orang terkena dampaknya. Begitu pula di lingkungan Gerakan Pramuka. Banyak kegiatan yang terpaksa terhenti, termasuk kegiatan latihan tatap muka di gugus depan-gugus depan Pramuka.
Namun, Gerakan Pramuka tak boleh menyerah dan berputus asa. Justru tantangan yang ada harus disikapi dengan semangat, pantang berputus asa, dan tetap rela menolong sesama, serta tabah. Pramuka Indonesia dapat menjadi pelopor kedisiplinan dalam menjalankan protokol kesehatan pencegahan penularan Covid-19. Disiplin merupakan satu kunci untuk segera keluar dari masa pandemi agar tidak berkepanjangan (Budi Wasesa, 2021).
Gerakan Pramuka Indonesia harus berdiri di barisan paling depan dalam melindungi diri, teman-teman, dan keluarga. Kalau ada teman atau saudara yang tidak mematuhi protokol kesehatan wajib diingatkan, diberi pengertian, dan penjelasan yang komprehensif serta familiar.
Di samping itu, seluruh Gerakan Pramuka Indonesia harus menjadi contoh masyarakat yang tangguh, mampu menghadapi segala tantangan, dan mampu menggalang kepedulian terhadap sesama. Seluruh komponen Gerakan Pramuka mulai dari Siaga, Penggalang, Penegak, Pandega, maupun Pembina perlu membentuk dirinya menjadi pribadi tangguh yang bersedia berkorban dan membantu seluruh saudara, keluarga, dan tetangga di lingkungan sekitar tanpa melihat perbedaan suku, agama, dan golongan.
Tindakan Empati
Pada saat ini, kiranya Gerakan Pramuka perlu lebih menekankan pada tindakan empati kepada sesama yang membutuhkan. Memasuki adaptasi kebiasaan baru semua pramuka perlu duta perubahan perilaku. Diharapkan pramuka dapat memberi contoh untuk mengubah perilaku masyarakat luas agar hidup lebih sehat dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19.
Aktivitas kepramukaan dengan semua program-programnya terus diimplentasikan dengan rencana tindak lanjut yang jelas dan terpadu. Tentunya dalam program tersebut perlu ditekankan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Salurkan kreativitas kegiatan kepramukaan dengan membuat kegiatan yang tak melanggar protokol kesehatan, namun tetap dapat diikuti dengan riang gembira. Dengan konsisten melakukan kegiatan, akan menumbuhkan semangat, yang juga meningkatkan imunitas.
Semua kegiatan Gerakan Pramuka ini perlu dimaknai dengan tetap optimis, tetap berusaha hidup sehat dengan mematuhi protokol kesehatan, dan tetap berusaha membantu mereka yang memerlukan pertolongan. Selama ini, mereka tidak pernah menyerah apalagi putus asa. Dalam dinamika perjalanannya Pramuka terus bergiat dan berbakti tanpa henti.
Di era digital seperti saat ini kegiatan pramuka harus diisi dengan prestasi yang dapat dikonsumsi publik. Pramuka sebagai generasi muda yang sehari-hari bergelut dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) hendaknya menularkan keterampilannya itu kepada masyarakat yang tinggal di sekelilingnya. Pasalnya, kehadiran TIK dapat dimanfaatkan untuk membangun sistem informasi desa atau masyarakat untuk menunjang aspek kehidupan, seperti mengembangkan usaha secara online.
Sesuai dengan filosofis Tri Satya dan Dasa Darma, Gerakan Pramuka telah menunjukkan bakti terutama saat pandemi ini. Mereka dari berbagai tingkat baik siaga, penggalang, penegak, pandega, mapun satuan karya telah bahu membahu memberikan kontribusinya baik fisik maupun non fisik untuk membantu penanggulangan pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan sendi-sendi kehidupan tersebut.
Sikap empati tersebut merupkan bukti nyata bahwa Gerakan Pramuka telah berbakti untuk negeri dalam situasi apapun. Hal itu menunjukkan semangat nasionalisme yang perlu diteladani agar bangunan bangsa ini semakin berkarakter, kokoh, serta membumi.
(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Kepala Gugus Depan Panca Tri Sarma, SMK Wiyasa Magelang)
0 Komentar