Kajian Penuh Haru: Ustadz Berri El Makky Tekankan Kekuatan Hati dalam Ujian

Dilihat 265 kali
Jemaah tak kuasa menahan air mata ketika Ustadz Berri El Makky seorang dai ternama, founder Riil Hijrah Pontianak menjelaskan materi dengan tema “Jangan Merasa Paling Berat Ujiannya”.

BERITAMAGELANG.ID - Suasana haru menyelimuti kegiatan kajian Islam yang digelar Majelis Taklim Sahabat Muslimah Muntilan (Salima) di Joglo Ngawen Dairy Farm Kabupaten Magelang, Minggu (15/6/2025). Hal ini terlihat dari banyaknya jemaah tak kuasa menahan air mata ketika Ustadz Berri El Makky seorang dai ternama, founder Riil Hijrah Pontianak menjelaskan materi dengan tema "Jangan Merasa Paling Berat Ujiannya".


Dalam pemaparannya, Ustadz Berri Elmakky dengan fasih menjelaskan bahwa setiap ujian hidup yang datang sudah diukur sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Sebagaimana tertuang dalam QS Al-Baqarah ayat 286.


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS Al-Baqarah: 286).


Menurutnya, ayat ini adalah penawar bagi hati yang merasa tertekan oleh beratnya ujian hidup.


"Banyak dari kita sudah hafal ayat ini, ayat ini berbicara bukan kemampuan kekuatan fisik tapi kekuatan hati. Memang ada orang yang diuji sakit sampai dia meninggal tapi hatinya tetap berdzikir sama Allah, artinya dia tetap kuat tidak putus asa pada Allah," ungkapnya.


Selain itu, Ustadz Berri Elmakky juga menguraikan ayat-ayat lain pada Al Qur'an untuk menguatkan, seperti QS Ad-Dhuha ayat 3 yang menegaskan bahwa Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya. Ujian dan masalah dalam hidup, itu tanda Allah memuliakan dan mengangkat derajat hamba-Nya. Ayat ini menjadi pengingat bahwa Allah tidak meninggalkan hamba-Nya di tengah badai cobaan. Tak hanya itu, Ustadz Berri juga menekankan pentingnya menjaga lisan dan hati dari celaan, merujuk pada QS Al-Hujurat ayat 11.


"Sesungguhnya kemuliaan itu letaknya di sisi Allah, bukan di mata manusia," ujar Ustadz Berri menekankan bahwa pandangan Allah jauh lebih berharga.


Ustadz Berri menasehati kepada jemaah agar keluh kesah hanya ditujukan kepada Allah, bukan kepada sesama manusia ataupun media sosial, seperti pada QS Yusuf ayat 86.


"Dia (Yakub) menjawab, "Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui." (QS Yusuf: 86).


Ayat ini rupanya membekas di hati para jemaah.


Pada sharing session, suasana semakin syahdu. Banyak jemaah tak kuasa menahan tangis saat menceritakan perjuangan mereka dalam menghadapi berbagai ujian hidup dari Allah SWT. Cerita-cerita tersebut menjadi bukti nyata betapa relevannya tema kajian yang diangkat, serta betapa besar kebutuhan umat akan penguatan iman dalam menghadapi ujian kehidupan.


Di antara jemaah yang memadati, hadir Nur asal Borobudur berani menceritakan perjuangan dan cobaan hidup yang sedang menimpanya. Dengan suara bergetar dan derai air mata, ia mengisahkan berbagai ujian yang telah ia hadapi. Namun, di tengah keterpurukan itu, Nur menemukan harapan dan kekuatan baru melalui Majelis Taklim Salima.


"Saya berterima kasih pada kajian Salima ini, membuat saya makin mendalami Islam, dan yang terpenting, makin bersyukur di tengah ujian yang menimpa," ungkapnya.


Kajian yang penuh inspirasi ini tidak hanya memberikan pemahaman Al-Qur'an secara mendalam, tetapi juga menguatkan iman para jemaah. Ke depannya, Majelis Taklim Salima akan terus berinovasi dan menghadirkan kajian-kajian tematik lainnya, memastikan bahwa setiap langkahnya adalah bagian dari upaya memperkuat pondasi keislaman umat.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar