Katakan Tidak Pada Narkoba

Dilihat 2032 kali
Mengatasi tantangan narkoba dalam krisis kesehatan dan kemanusiaan. Foto: dok pribadi

Menjadi pengguna narkotika dan obat berbahaya (narkoba) bagi diri sendiri maupun mengedarkan kepada orang lain merupakan tindakan yang merugikan karena membuat pengguna kecanduan dan hidupnya akan tergantung pada zat narkotika hingga menyebabkan kematian, bahkan termasuk dalam suatu kejahatan dimana pelakunya bisa mendapat sanksi pidana. Namun, untuk menetapkan sebagai tersangka dan pemberian hukuman perlu dianalis lebih lanjut. Narkoba umumnya didefinisikan sebagai zat kimia yang mampu mengubah fungsi fisik dan psikologis tubuh.


Pada tahun 2021, total kasus narkoba di Indonesia sebanyak 6.287 kasus dan 251 kasus terdapat di Provinsi Jawa Tengah. Indeks Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) tahun 2020 dinilai cukup efektif sebesar 53,14. Artinya, 100 kejadian penyalahgunaan, peredaran gelap narkoba pada tahun 2020, 53 kasus telah dapat ditangani oleh Badan Narkotika Nasional (BNN).


Di Indonesia, terdapat 933 kawasan rawan narkoba, hal ini menjadi kewaspadaan karena ancaman narkoba mengintai siapa saja yang tinggal di kawasan tersebut. Bukan hanya masyarakat sipil yang menjadi incaran para pengedar narkoba, tetapi juga public figure yang memiliki banyak penggemar. 


Peraturan tentang larangan penyalahgunaan narkoba sudah ada, namun kenyataannya, penyalahgunaan narkoba tetap terjadi bahkan menjadi masalah serius di Indonesia yang harus segera ditangani. Upaya penanggulangan masalah narkoba merupakan rangkaian tindakan yang berkesinambungan dari berbagai pihak, baik lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan termasuk melibatkan semua unsur masyarakat. Tindakan tersebut mencakup upaya yang bersifat preventif (pencegahan), represif (penindakan) dan rehabilitatif (pemulihan).


Penyalahgunaan narkoba berpola dimana pengguna mengkonsumsi zat dalam jumlah atau dengan metode yang berbahaya bagi diri sendiri maupun orang lain. Cara mengkonsumsi seperti menghisap, menyuntik, menelan dan menggosokkan ke tubuh. Beberapa faktor yang mempengaruhi satu sama lain dalam penyalahgunaan narkoba menurut BNN diantaranya yaitu; letak geografi Indonesia, ekonomi, kemudahan memperoleh obat, keluarga dan masyarakat, kepribadian serta fisik dan individu. 


Faktor yang mempengaruhi penyalahgunaan narkoba


Faktor internal dan eksternal mempengaruhi penyalahgunaan narkoba. Di antara faktor internal yaitu stres psikologis. Tidak hanya menyerang orang dewasa, stres bisa terjadi pada siapapun termasuk anak muda, bisa terjadi pula pada orang dengan ekonomi yang cukup. Tekanan hidup, problematika keluarga, pekerjaan dapat memicu stres. Pengelolaan stres yang kurang tepat dapat mengarah pada tindakan yang berbahaya salah satunya adalah menggunakan narkoba. 


Keluarga sebagai faktor internal juga berpengaruh dimana ketidakharmonisan dalam keluarga, kurangnya komunikasi dan pengawasan orang tua dirasa kurang pada anak dalam bergaul, bermedia social untuk mengakses informasi narkoba yang justru disalahgunakan (Ibrahim, et.all, 2016). Ketidaktahuan tentang bahaya narkoba membuat orang mulai mencoba-coba seolah mencari pengalaman, sensasi dan pada akhirnya kecanduan.


Hal ini diperparah jika pergaulan seseorang yang lebih mengarah pada hal-hal yang berkaitan dengan narkoba karena penyalahgunaan narkoba lebih banyak dipengaruhi oleh interaksi dengan teman atau kelompok sebaya sebagai faktor eksternal. Beberapa orang merasa tidak enak menolak ajakan teman sebayanya untuk menggunakan narkoba karena dianggap tidak setia kawan dan akhirnya justru menjerumuskan diri sendiri pada narkoba. Untuk itu sangat penting supaya memperhatikan dengan siapa seseorang bergaul dan dimana menghabiskan waktu sehari-hari. 


Upaya menjauhi narkoba


Seseorang yang telah kecanduan terhadap narkoba akan terasa sulit untuk lepas dari jeratan obat terlarang tersebut. Dibutuhkan usaha yang keras dari diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitar seperti pemulihan bagi pecandu narkoba. Upaya pencegahan narkoba dimulai dari kesadaran publik bagi para pecandu narkoba untuk berdialog dan terbuka akan bahaya narkoba. Para pecandu narkoba diberi kesempatan dengan baik dan bijaksana untuk kembali menjadi orang yang sehat.


Pemulihan penyalahgunaan narkoba adalah proses yang kompleks dimana dapat menyebabkan kekambuhan. Alasannya adalah mereka yang hidup dalam komunitas rehabilitasi atau telah berhenti menggunakan narkoba menghadapi kebutuhan dan tantangan substansial dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa mereka atasi sendiri (Tiu, 2020). Untuk mengatasi hal tersebut, mereka membutuhkan dukungan dari keluarga dan masyarakat.


Lebih baik mencegah daripada mengobati. Agar tidak terjerumus ke dalam lingkaran narkoba, ada hal-hal yang perlu dilakukan:


1. Mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

Permasalahan dalam hidup memang diberikan oleh Tuhan sebagai ujian hidup. Mendekatkan diri kepada Tuhan merupakan cara yang tepat saat banyak masalah yang tidak bisa diselesaikan.


2. Jangan pernah mencoba narkoba

Apapun kondisinya, narkoba bukanlah sebuah jalan keluar yang baik. Mulai menggali informasi tentang bahaya narkoba dan dampak negatif pada tubuh agar tidak terjerumus ke dalam narkoba.


3. Memilih lingkungan pergaulan yang baik

Lingkungan pergaulan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang positif. Berani menjadi diri sendiri dan menolak dengan tegas ketika mendapat rayuan untuk menggunakan narkoba.


4. Melakukan kegiatan yang positif bersama keluarga

Ketika memiliki waktu luang, gunakan waktu tersebut untuk kegiatan-kegiatan positif yang bermanfaat misalnya olahraga, menyalurkan hobi, belajar atau ngobrol dengan keluarga di rumah ataupun di luar rumah.


Dengan melakukan langkah-langkah sederhana tersebut disertai dengan upaya berbagai pihak maka kita semua akan menang melawan Narkoba.

 

(Oleh: Fajar Nur Farida, S.E, MPH, Administrator Kesehatan Muda pada RSUD Muntilan Kabupaten Magelang)


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar