Menjadi "Ayah ASI" Mendukung Keberhasilan Menyusui

Dilihat 2368 kali
Pekan ASI 01 - 07 Agustus (dok. pribadi)

MENYUSUI adalah proses alamiah dari seorang Ibu kepada bayinya untuk memberikan makanan terbaik dalam mengawali kehidupan bayi baru lahir. Air Susu Ibu (ASI) memiliki kandungan gizi yang dibutuhkan bayi hingga berumur 6 (enam) bulan, oleh karena itu tidak dibutuhkan sumber asupan lain selama periode tersebut, jika ASI yang dihasilkan berkualitas. Setelah 6 (enam) bulan, pemberian ASI dapat terus diberikan kepada bayi hingga usia mencapai 2 (dua) tahun. Proses ini dinamakan ASI Eksklusif.

Pemberian ASI Eksklusif merupakan strategi kunci untuk memastikan bayi dan anak kecil bertahan hidup serta bertumbuh. Manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh bayi namun juga pada Ibu. Secara Global, sekitar 40% bayi diberi ASI ekslusif dan diperkirakan meningkat menjadi 50% pada tahun 2025. Meskipun telah terjadi peningkatan dalam pemberian ASI ekslusif, namun target 100% dari rekomendasi UNICEF masih membutuhkan jalan panjang.

Sikap positif ibu dalam memainkan peran utamanya untuk memberikan ASI eksklusif perlu mendapat dukungan dari ayah. Secara umum, ayah memiliki pengaruh besar terhadap keputusan seorang ibu untuk menyusui, dan melanjutkannya. Kesuksesan proses menyusui sangat kuat dipengaruhi oleh peran ayah, dan telah dimasukkan dalam strategi global untuk promosi menyusui yang dikeluarkan oleh WHO. Tetapi, pada kenyataannya banyak ayah yang masih belum menerapkan perannya sebagai "Ayah ASI".

Ayah ASI bukan berarti melimpahkan proses menyusui dari seorang ibu kepada ayah yang tidak memiliki kelenjar susu, namun yang dimaksud dengan "Ayah ASI" adalah dukungan terhadap ibu menyusui. Ada beberapa hal yang berhubungan dengan "Ayah ASI" agar proses menyusui dapat berjalan secara optimal, diantaranya adalah pengetahuan ayah tentang ASI, sikap positif, keterlibatan dalam proses pengambilan keputusan dan dukungan secara emosional.

Pengetahuan yang baik dari seorang ayah dibutuhkan agar dapat menjalankan perannya sebagai "Ayah ASI". Beberapa hal yang perlu diketahui oleh ayah seperti proses menyusui, manfaat dan masalah-masalah pada proses pemberian ASI eksklusif.  Untuk itu diperlukan informasi yang relevan dan mudah diakses serta edukasi yang mudah diterima untuk meningkatkan pengetahuan ayah tentang ASI eksklusif, sehingga seorang ayah benar-benar memahami pentingnya ASI eksklusif untuk bayi dan menerima perannya dalam mencapai kesuksesan pemberian ASI eksklusif.

Selain pengetahuan, sikap positif ayah harus dibangun ketika Ibu ingin memberikan ASI baik di dalam rumah maupun di tempat umum sehingga Ibu merasa aman dan nyaman saat menyusui. Sikap positif dari ayah akan menular kepada lingkungan sekitar sehingga dukungan terhadap Ibu menyusui semakin banyak.

Tak kalah penting, keterlibatan ayah dalam pengambilan keputusan mulai dari inisiasi menyusui dini hingga memperkenalkan makanan alternatif untuk bayi merupakan salah satu contoh dukungan ayah terhadap pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Keputusan-keputusan tentang Ibu agar tetap dapat memberikan ASI sangat perlu didukung oleh ayah terlebih saat ibu mulai bekerja.

Dukungan positif dan aktif ayah terhadap ibu bekerja berpengaruh terhadap kepercayaan diri ibu untuk terus memberikan ASI (Manion, et.all, 2013) karena ibu bekerja menyusui dalam jangka pendek dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja. Sarana dan prasarana dalam penyediaan ASI bagi bayi saat bekerja perlu disediakan demi kelancaran proses menyusui.

Ayah bisa Bantu apa?

Tidak ada rumus baku untuk sukses menjadi Ayah ASI. Setiap ayah mempunyai gaya masing-masing dan setiap pasangan memiliki ciri khas yang tidak selalu sama antara satu pasangan dengan pasangan lain. Kesuksesan merupakan proses terus menerus dan kerjasama antara ibu dan juga ayah. Lalu, apa yang bisa dilakukan seorang ayah?

1.    Menjadi pendengar yang baik dan bersikap bijaksana

Ibarat pepatah bahwa ayah adalah bumi dan ibu adalah cuaca, sehingga apapun cuaca pada saat itu, bumi harus siap menerima. Begitulah sebagai ayah, senantiasa menjadi pendengar yang baik saat ibu sedang menyusui dengan segala pengalaman baiknya serta keluhan-keluhannya. Pahami kesulitan ibu dan selalu berikan motivasi pada ibu akan pentingnya ASI bagi buah hati

2.    Menjadi "cheerleader"

Ketika ibu merasa gembira, hormon oksitosin akan meningkat, begitu pula dengan hormon prolaktin yang berpengaruh pada kuantias dan kualitas ASI. Kalimat-kalimat pujian, semangat dapat ayah lontarkan kepada ibu saat menyusui atau saat ibu sedang istirahat. Sederhana namun ayah akan melihat senyum ibu di depan mata.

3.    Partner hidup yang kompak

Keputusan memiliki anak adalah milik bersama seorang ayah dan ibu. Tugas seorang ayah bukan hanya mencari nafkah bagi keluarga, tetapi harus terlibat total dalam rumah tangga. Ketika ibu sedang menyusui pada posisi yang sama selama beberapa menit, ayah bisa membantu meringankan tugas rumah ibu, misalnya mengurus anak yang lain atau membuat nyaman posisi menyusui ibu agar ibu tidak mengalami kelelahan fisik. Jangan jadikan dukungan ayah terhadap ibu saat menyusui sebagai suatu beban. Mendampingi ibu saat menyusui anggap saja momen indah yang hanya terjadi sekali pada periode emas anak usia hingga 2 (dua) tahun.  

4.    Menjadi Pusat Informasi

Informasi tentang ASI tidak hanya dimengerti oleh ibu, namun ayah harus paham tentang ASI dan seluk beluknya. Ayah bisa menjadi sumber informasi dengan membaca dan mencari tahu sehingga baik ayah dan ibu dapat saling berdiskusi tentang ASI.

Proses menjadi "Ayah ASI" memang tidak mudah, terkadang lancer, terkadang ada masalah di tengah prosesnya. Seorang ayah yang meyakini dalam pikirannya bahwa proses menyusui merupakan proses yang tidak bisa di-skip dan benar-benar memahami bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi penerus keluarganya, dan ia telah memberikan kontribusi yang nyata, maka tidak ada yang tidak mungkin untk menjadi "Ayah ASI". Ayo para ayah, siapkan diri mengambil peran sebagai "Ayah ASI" dan dukung keberhasilan menyusui dan Pekan ASI.


Fajar Nur Farida, S.E, M.P.H

Administrator Kesehatan Muda RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar