Momentum Pemerataan Pendidikan

Dilihat 298 kali

Jika dilihat dari keterisian kuota kursi yang tersedia, PPDB SMA/SMK 2024/2025 terbilang sukses. Secara riil, nyaris 100 persen dari 4.542 kursi tersedia di SMA/SMK Kabupaten Magelang, dapat diduduki putra putri daerahnya, mengingat calon siswa dari luar terpantau jarang.


Secara potensial ada tambahan puluhan persen dari 3.364 kursi tersedia di SMA/SMK Kota Magelang. Secara khusus, dua jalur afirmasi dan zonasi khusus juga terisi penuh sesuai peruntukannya. Jalur afirmasi diperuntukkan bagi anak panti asuhan, anak tidak/putus sekolah dan keluarga tidak mampu. Sementara, zonasi khusus diperuntukkan bagi calon siswa dari kecamatan yang belum tersedia SMA/SMK. Namun, intinya kedua jalur ini menyasar pada pemerataan pendidikan.   


Pemerataan layanan pendidikan dapat diumpamakan sebagai usaha mengembalikan (reposisi) piramida yang terbalik. Logikanya begini, jika penduduk menurut kelas sosial ekonomi secara grafis akan berwujud piramida. Sebagai alas piramida kelas bawah yang tidak/kurang mampu dengan persentase terbesar, di atasnya kelas menengah dengan persentase lebih kecil, di puncak piramida kelas terkaya dengan persentase paling kecil.


Sebaliknya, jika penduduk menurut pendidikan yang ditamatkan disajikan secara grafis akan berwujud piramida terbalik. Sebagai alas piramida kelas bawah yang tidak/kurang mampu yang tamat pendidikan menengah dan tinggi dengan persentase terkecil. Di atasnya, kelas menengah yang tamat pendidikan menengah dan tinggi sesuai proporsinya. Di puncak piramida kelas terkaya yang tamat pendidikan menengah dan tinggi dengan persentase terbesar.


Dengan kata lain, jika tidak ada kebijakan afirmatif layanan pendidikan lebih dinikmati penduduk perkotaan dan golongan ekonomi makmur, istilah teknisnya urban and wealthy bias.


Penerapan sistem zonasi, khususnya pada jalur afirmasi, telah berhasil memperbaiki ketimpangan pendidikan atau meningkatkan pemerataan pendidikan. Fakta sebagaimana disajikan BPS Kabupaten Magelang dalam tabel:  persentase penduduk laki-laki dan perempuan berumur 16 -18 tahun menurut partisipasi bersekolah dan tipe daerah di Kabupaten Magelang, bahwa partisipasi sekolah penduduk berumur 16-18 di kawasan pedesaan, pada 2013 penduduk yang masih sekolah hanya 50,15 persen, maka pada  2023 telah mencapai 63,13 persen. Sebaliknya, penduduk yang tidak sekolah lagi, jika pada 2013 hanya 49,85 persen, maka  pada 2023 menurun tajam menjadi 36,14 persen.


Pemerataan antar golongan ekonomi juga semakin baik. Data BPS Kabupaten Magelang menunjukkan pada 2013 hanya 5,73 persen penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan SMA, maka  pada 2023 telah mencapai 21,00 persen.  


Sebaran Puncak Prestasi


Pemerataan juga sekilas terlihat pada puncak prestasi atau nilai tertingi pada jalur prestasi. Tersebutlah Elvira Nurul Fauziah dari Desa Kalibening, Kecamatan Dukun alumni SMPN 1 Muntilan sebagai peraih nilai tertinggi atau top score PPDB 2024/25 di SMAN 1 Kota Magelang. Elvira meraih nilai 97,38.


Masih dari SMAN 1 Kota Magelang, Naila Hana' Nibras dari Desa Borobudur, mencatatkan diri sebagai pemuncak seleksi jalur prestasi, dengan status Juara 1 Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N). Naila berasal dari SMPN 1 Salaman.


Dari SMAN 1 Grabag tersebut Tifani Gladys Saputra Dari Kelurahan Baleagung, Kecamatan Grabag meraih nilai 95,95 berhasil meraih nilai tertinggi atau top score di jalur seleksi prestasi. Tifani alumni SMPN 1 Grabag.


Aulia Suci Nafiah dari Kelurahan Gondosuli Kecamatan Muntilan meraih nilai 95,71 berhasil meraih nilai tertinggi atau top score di SMAN 1 Muntilan. Aulia berasal dari SMPN 1 Muntilan.


Demikian formasi data yang terpantau dari laman resmi https://ppdb.jatengprov.go.id/. Sementara, hasil PPDB disampaikan pada 1 Juli 2024.


Dari fakta puncak prestasi tiga SMPN Muntilan, Grabag dan Salaman menjadi pencerah harapan pemerataan mutu pendidikan di Kabupaten Magelang. Pemerataan mutu pendidikan lebih mendalam dapat diamati dari sebaran nilai siswa diterima melalui jalur prestasi di SMAN 1 Muntilan, dimana rekor tertinggi 95,71 dan nilai terbawah 92,56.


Hanya di lima SMAN nilai terendah atau passing grade tersebut dapat dilewati oleh pencapai nilai tertinggi.


SMAN 1 Grabag nilai tertinggi 95,95 oleh Tifani Gadys dari SMPN 1 Grabag.


SMAN 2 Grabag dengan nilai 93,87 oleh Galuh Dwi Khasanah dari SMPS 4 Temanggung


SMAN 1 Kota Mungkid nilai kedua tertinggi 92,80 oleh Annisa Almaghfiroh Fatimatuzzahra dari SMP IT Al-Madinah 1 Tempuran


SMAN 1 Mertoyudan nilai tertinggi 92,88 oleh Cholila Fima Arizona dari SMPN 1 Mungkid.


SMAN 1 Dukun nilai tertinggi 91,82 oleh Aan Vicky dari SMP Muhamaddiyah Plus Gunungpring.


Pencapaian nilai tertinggi juga tercatat di SMAN 1 Ngluwar oleh Selvia Renata (91,36) asal SMPN 2 Muntilan. Sementara di SMAN 1 Salaman nilai tertinggi 91,52 dicapai siswa dari MTS Muhamaddiyah Madukoro atas nama Ernawati.


Sebaran Sepuluh Besar


Nampak bahwa jika dilihat dari puncak prestasi, ada sebaran mutu pada  sekolah jenjang SMP. Namun, perlu dilihat lebih dalam lagi pada sebaran SMP pada urutan 10 besar di SMAN 1 Muntilan dan Kota Magelang. Di kedua sekolah ini calon siswa dengan nilai prestasi tertinggi terkonsentrasi.


Sepuluh besar nilai tertinggi di SMAN 1 Muntilan berada pada rentang nilai 95,71 hingga 94,03. Di sini alumni SMPN 1 Muntilan meraih 6 kursi siswa. SMPN 2 Muntilan meraih 2 kursi siswa. SMPN 1 Mungkid dan SMP Muhammadiyah Plus Gunungpring masing-masing meraih 1 kursi siswa.


Sepuluh besar nilai tertinggi di SMAN 1 Kota Magelang pada rentang nilai 97,38 hingga 95,79. Di sini alumni SMPN 1 Muntilan meraih 3 kursi siswa. SMPN 1 Salaman meraih 2 kursi siswa. SMP IT Ihsanul Fichri dan SMP Muhamaddiyah Plus Gunungpring masing-masing meraih 1 kursi siswa.


Nampak selayang pandang pada seleksi jalur prestasi SMPN 1 Muntilan dominan, untuk itu disampaikan apresiasi penghargaan setinggi-tinginya.


Mencerdaskan Kehidupan Bangsa


Sejatinya, sebagaimana disampaikan Sekretaris Disdikbud Kabupaten Magelang Amirudin Zuhri, bahwa telah dilaksanakan program pemerataan mutu SMP (Sekolah Menengah Pertama) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara merata di seluruh sekolah SMP.


Program dimaksud adalah peningkatan kualitas guru, pengembangan kurikulum, peningkatan sarana dan prasarana, program bantuan dan beasiswa.


Program pengembangan kurikulum mencakup kegiatan integrasi teknologi, dengan sasaran mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan interaktivitas dan efektivitas.


Program pemerataan mutu merupakan pengamalan amanat kontitusi UUD 1945, dimana dalam pembukaan UUD 1945 telah ditetapkan empat misi yang harus dilaksanakan pemerintahan negara, salah satunya: mencerdaskan kehidupan bangsa. 


Budiono, Peneliti Sosial Ekonomi dan Kebijakan Publik 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar