Permainan Tradisional Perlu Dilestarikan dan Dikembangkan

Dilihat 1856 kali
.

BERITAMAGELANG.ID - Kemendikbudristek menggali potensi permainan tradisional yang ada di sekitar Borobudur serta budaya spiritual melalui Workshop Peningkatan Kompetensi Permainan Rakyat Di Kawasan Borobudur “Bermain Bayang Wayang" yang digelar di Balkondes Giritengah Rabu (22/12) malam.


Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek menggandeng Komunitas Eksotika Desa melakukan kegiatan ini.


Potensi-potensi yang terkait dengan permainan tradisional yang telah didapatkan dalam kegiatan workshop tersebut tentunya secara bersama-sama akan terus dilestarikan dan dikembangkan. Hal tersebut disampaikan Dirjen Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat pada Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Suharti.


“Permainan seperti ini, tentunya sudah hampir punah dan jarang sekali saat ini dimainkan oleh anak-anak. Untuk itu mari kita bersama-sama untuk dapat melestarikannya dan mengembangkannya," ajak Suharti.


Menurutnya, pelestarian permainan tradisional dan budaya spiritual tidak dapat dilakukan oleh satu atau dua kelompok saja. Namun seluruh pihak harus secara bersama melakukannya demi terwujudnya nilai budaya bangsa.


“Kami sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan Komunitas Eksotika Desa oleh Mas Panji, yang dapat menggerakkan generasi muda untuk dapat mengenal kembali permainan-permainan tradisional," lanjutnya.


Kepala Desa Giritengah, Sunakin, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menyampaikan terima kasih atas fasilitasi dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek karena membangkitkan kembali gairah permainan tradisional di Desa Giritengah.


“Dengan permainan tradisional diangkat kembali ini harapan kami generasi mendatang akan tumbuh rasa cinta dan rasa memiliki terhadap desanya sendiri, cinta terhadap kearifan lokal yang ada," katanya.


Ketua Eksotika Desa sekaligus penggagas acara Bermain Bayang Wayang, Panji Kusumah mengatakan pada dasarnya masih terlalu banyak potensi yang ada di desa terutama permainan tradisional yang masih dianggap biasa saja. Padahal menurutnya jika digali lebih dalam, potensi budaya tersebut dapat digunakan sebagai media untuk mengedukasi anak terutama untuk menanamkan rasa cinta kepada budaya lokal.


“Contoh sederhana, wayang kardus yang selama ini masih dipandang sebelah mata, ternyata saat ini dapat kami gunakan untuk media menyampaikan informasi dan edukasi," katanya.


Selain itu, potensi permainan tradisional yang ada dapat serta menjadi peluang peningkatan ekonomi masyarakat melalui sektor pariwisata edukasi budaya.


“Kendalanya saat ini adalah masyarakat masih menganggap permainan tradisional itu sesuatu yang biasa bahkan tidak ada nilai lebihnya. Memahamkan masyarakat ini menjadi tantangan tersendiri," lanjut Panji.


Dirinya berharap, terdapat program berkelanjutan terkait edukasi kepada masyarakat dengan konsep pembelajaran berbasis pengalaman untuk dapat menumbuhkan kesadaran tentang nilai permainan tradisional tersebut.


Kegiatan "Bermain Bayang Wayang" dilakukan selama tujuh hari hingga sejak Rabu (15/12) hingga Kamis (23/12). Dalam puncak acaranya dipentaskan berbagai macam permainan tradisional, tari-tarian anak serta Wayang Kardus “Sirnaning Pagebluk Ing Bumi Pertiwi” dengan melibatkan masyarakat Desa Giritengah Kecamatan Borobudur.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar