Sambut Tahun Baru Muharram Warga Lereng Gunung Merbabu Gelar Kirab 1000 Tumpeng

Dilihat 1566 kali
Warga Lereng Gunung Merbabu, Desa Ngablak, Magelang, melakukan kirab 1000 tumpeng keliling kampung, diikuti oleh Forkompimcam Ngablak, dan Kembul Bujana di area Makam Eyang Suro Gendero yang berada di atas bukit.

BERITAMAGELANG.ID -  Deretan panjang warga lereng Gunung Merbabu, khususnya  ibu-ibu berkebaya membawa ribuan tumpeng disunggi di atas kepala, menjadi pemandangan  menarik bagi masyarakat yang sedang melintas di Jalan Raya Ngablak (Magelang)-Kopeng (Salatiga). Rabu (19/07/2023), warga Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, melakukan kirab menyambut tahun baru Muharram 1445 Hijriyah.

Gelar budaya bertajuk "Kirab 1.000 Tumpeng" tersebut, barisan depan oleh pasukan bergodo berpakaian jawa membawa senjata tombak, pasukan pembawa bendera merah putih, ada juga barisan gunungan tumpeng skala besar yang diikuti oleh ibu-ibu membawa tumpeng, ada pasukan berkuda, kesenian topeng ireng dan soreng, serta replika harimau ukuran besar dan lainnya.

Prosesi kirab diawali dari panggung kehormatan yang berada di Jalan Raya Ngablak, Magelang, warga berjalan kaki mengelilingi desa dengan jarak tempuh mencapai 2 Km.  Sepanjang jalan yang dilalui kirab budaya, dipenuhi oleh masyarakat yang menyaksikan, termasuk pengguna jalan Raya Ngablak (Magelang) - Kopeng (Salatiga), bahkan kemacetan arus lalu lintas pun tidak bisa terhindarkan.

Usai kirab keliling kampung, ribuan tempeng di bawa naik ke  Makam Eyang Suro Gendero. Untuk menuju makam, ibu-ibu yang membawa tempung harus berjalan menaiki trap yang jumlahnya mencapai 200 anak tangga. Kemudian, tumpeng di doakan dengan doa lintas agama, yakni doa agama Islan dan Kresten-Khatolik, usai doa tumpeng di makan bersama-sama.

Kegiatan yang juga diikuti oleh Forkompimcam Ngablak tersebut, semakin menarik dengan Kirab Tumpeng dan Kembul Bujana di area Makam Eyang Suro Gendero yang berada di atas bukit.

Kepala Desa Ngablak, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jateng, Anni Anggaini menyatakan, kirab budaya bertajuk 1.000 tempeng ini yang dilakukan warga lereng Gunung Merbabu ini, merupakan tradisi budaya yang sudah lama dilakukan oleh warga lereng Gunung Merbabu, dan sekaligus sebagai wujud syukur kepala Tuhan yang telah memberikan rezekim berupa Kesehatan, panen melimpah dan lainnya.

Dengan gotong royong, warga Dusun Sowanan dan Sucen, Desa Ngablak, Kecamatan Ngabak, melakukan ritual berupa kirab untuk menjadi tahun baru syuro (1 Muharram 1445 Hijriyah). Kegiatan ini, menjadi tradisi warga dalam menyambut tahun baru Hijrihan (muharram). "Dengan gotong rorong inilah, maka tradisi tahunan ini dilakukan dengan lancar, bahkan kegiatan setiap tahun meningkat," ujarnya.

Kegiatan yang sudah dilakukan secara turun temurun itu dapat terus dilestarikan. Menurutnya kegiatan Sedekah 1000 Tumpeng dalam menyambut Bulan Muharram telah menjadikan warga Desa Ngablak kompak, bersatu dan saling menghormati. 

"Dalam kegiatan ini kita bisa lihat, semua nyengkuyung (mendukung-red) tanpa membeda-bedakan satu sama lain. Toleransi sangat terasa. Ini yang kita butuhkan saat ini," katanya.

Sedangkan Kepala Dusun Sowanan, Songko Sutejo di sela-sela kegiatan ritual Sedekah 1000 Tumpeng menjelaskan, Kenapa Tumpeng? Tumpeng ini selalu bewujud lancip, artinya kita yang luas ini, masyarakat berbagai macam karakter dan budaya, manunggalnya tetap ke satu tujuan yaitu sang pencipta.

Menurutnya kegiatan itu dilakukan dalam rangka menyambut Bulan Muharram yang sudah dilakukan masyarakat Dusun Sowanan, Dusun Kuncen dan Dusun Ngablak secara turun temurun. Eyang Suro Gendero, dijelaskan Songko adalah salah satu prajurit dari Pangeran Diponegoro yang wafat di Dusun Sowanan.

"Pesan dari Eyang Suro Gendero ini adalah, jika warga Dusun Sowanan, Kuncen dan Ngablak dapat selamat dari penjajah bahkan tidak ada yang meninggal, beliau minta diadakan selamatan di Bulan Muharram. Dulu di setiap tanggal 2 Muharram," lanjutnya.

Menurutnya, Sedekah 1000 Tumpeng yang dilakukan, sarat dengan pesan moral yang mendalam. Selain menghormati leluhur, kearifan lokal masyarakat tetap terjaga di tengah modernisasi.

"Kami ucapkan kepada seluruh pihak yang sudah mendukung semua kegiatan ini sehingga dapat berjalan dengan lancar. Semoga ini dapat terus dilaksanakan dan dapat menjadi potensi wisata budaya di Desa Ngablak," lanjutnya.

Terkait dengan kegiatan itu, Ketua Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) Kabupaten Magelang, Mul Budi Santoso memberikan apresiasi dan dukungan sepenuhnya atas terselenggaranya Sedekah 1000 Tumpeng di Makam Eyang Suro Gendero dalam rangka menyambut Bulan Muharram. Kegiatan seperti ini menurutnya dapat terus dikembangkan dan dilestarikan dalam kemasan yang lebih baik sehingga dapat menjadi potensi wisata dari sektor budaya.

"Sebagai putra daerah, yang lahir di Dusun Ngablak, saya berterimakasih, adat istiadat dan kearifan lokal warga Ngablak masih terjaga dan diwariskan dengan baik. Toleransi umat beragama masih sangat dijunjung tinggi," katanya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar