BERITAMAGELANG.ID - Upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Magelang terus digencarkan. Pemerintah Kabupaten Magelang bersama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menggelar Sosialisasi Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting, Senin (13/10) di Pendopo Drh. Soepardi, Komplek Setda Kabupaten Magelang. Dalam kesempatan tersebut juga diserahkan paket bantuan balita kepada 110 penerima manfaat. Kegiatan ini menjadi bagian penting dari gerakan bersama lintas sektor untuk mewujudkan Kabupaten Magelang Bebas Stunting Menuju Generasi Emas 2045.
Dalam sambutannya, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Magelang Nanda Cahyadi Pribadi, mewakili wakil bupati menegaskan, stunting masih menjadi tantangan besar dalam pembangunan sumber daya manusia. Penanganan stunting tidak bisa hanya dibebankan pada sektor kesehatan. Dibutuhkan kolaborasi lintas sektor mulai dari pendidikan, sosial, pertanian, hingga lembaga keagamaan agar penanganannya bisa menyentuh akar permasalahan.
"Dampaknya tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga memengaruhi kecerdasan, daya saing, dan produktivitas generasi masa depan," ujarnya.
Nanda menambahkan, penanganan stunting bukan hanya urusan sektor kesehatan, melainkan tanggung jawab bersama lintas sektor, sejalan dengan amanat Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Di tingkat daerah, Pemerintah Kabupaten Magelang telah mengintegrasikan program percepatan gizi dalam Sapta Cipta Pembangunan, khususnya pada pilar kedua "Sehat Wargane" yang fokus meningkatkan layanan kesehatan ibu dan anak, serta gizi balita.
Namun, tantangan masih besar. Berdasarkan data per Desember 2024, dari total 52.640 balita bermasalah gizi, baru 10.609 balita, atau sekitar 20 persen yang mendapatkan intervensi.
"Ini menjadi alarm bagi kita semua agar bekerja lebih masif, terarah, dan kolaboratif," lanjut Nanda.
Menurutnya, percepatan penurunan stunting memerlukan kerja bersama. Pemerintah daerah, BAZNAS, tenaga kesehatan, dan seluruh elemen masyarakat harus saling menopang.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang dr. Oktora Kunto Edhy menyampaikan upaya kolaboratif telah menunjukkan hasil menggembirakan.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2023, prevalensi stunting di Kabupaten Magelang sebesar 22,8 persen dan berhasil turun menjadi 19,3 persen pada 2024. Sementara melalui data elektronik pencatatan gizi berbasis masyarakat, angka tersebut bahkan tercatat 14,58 persen pada 2024.
Meski demikian, tantangan masih tinggi. Dari total 72.603 balita, tercatat 52.460 anak mengalami masalah gizi, di antaranya 10.816 balita stunting, 33.402 berat badan rendah, 5.850 underweight, dan 77 balita gizi buruk.
"Ini menunjukkan intervensi harus lebih terarah dan menyentuh akar masalah, bukan hanya gejala," kata dr. Kunto.
Menurutnya, penyebab stunting bersifat multifaktorial, meliputi asupan gizi yang tidak cukup selama 1.000 hari pertama kehidupan, pola asuh yang kurang tepat, akses sanitasi yang buruk, serta pelayanan kesehatan yang belum optimal.
Pendekatan penanganan dilakukan melalui dua jalur, yakni:
1. Intervensi spesifik, seperti pemberian makanan tambahan, imunisasi, dan suplementasi gizi ibu hamil.
2. Intervensi sensitif, seperti penyediaan air bersih, sanitasi layak, edukasi pola asuh, dan pemberdayaan ekonomi keluarga.
Ketua BAZNAS Kabupaten Magelang, Kholil As'adi mengatakan zakat memiliki potensi besar dalam membangun kesejahteraan umat dan mempercepat penurunan angka stunting. BAZNAS Kabupaten Magelang mengambil peran penting melalui pengelolaan zakat, infak, dan sedekah untuk menjangkau keluarga rentan. Program bantuan gizi, pembangunan sanitasi, hingga pemberdayaan ekonomi mustahik menjadi wujud nyata kontribusi lembaga ini.
"Data menunjukkan masih ada sekitar 10.490 anak di Kabupaten Magelang yang mengalami hambatan pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Ini tanggung jawab kita semua," ujar Kholil.
Sejumlah program telah dijalankan, antara lain:
2021: Penanggulangan balita stunting pasca COVID, pemberian susu, biskuit, beras, dan telur untuk 24 penerima manfaat.
2023: Program one day one ndog bersama Dinkes dan Dinsos untuk 143 penerima manfaat.
2024: Program sanitasi jambanisasi untuk 84 penerima manfaat.
2025: Pemberian nutrisi dan pembangunan jamban sehat bagi 30 keluarga penerima manfaat, dengan alokasi Rp5 juta per unit.
"Dengan pengelolaan yang tepat sasaran, zakat bisa membantu keluarga kurang mampu memiliki akses lebih baik terhadap makanan bergizi, layanan kesehatan, serta edukasi hidup sehat," tambahnya.
Upaya bersama antara pemerintah dan BAZNAS Kabupaten Magelang menegaskan penurunan stunting bukan sekadar program, tetapi gerakan kemanusiaan. Kolaborasi, kepedulian sosial, dan pengelolaan zakat yang tepat sasaran kini menjadi pondasi untuk mencetak generasi Magelang yang unggul.
0 Komentar