Peran Artificial Intelligence (AI) dalam Kehidupan Sehari-hari

Dilihat 1452 kali
Gambar ini dibuat otomatis dengan AI menggunakan prompt text yang diinputkan

Pernahkah kamu melihat foto atau video hasil karya Artificial Intelligence (AI) yang beredar di jejaring sosial? Mungkin kamu pernah melihat potret yang tampak sangat nyata, padahal tidak pernah ada hal itu di dunia nyata. Atau video yang dibuat seolah-olah tokoh terkenal sedang berbicara tentang sesuatu atau menari-nari padahal mereka tidak pernah melakukannya. 


Itulah sebagian contoh betapa majunya Artificial Intelligence (AI) dan bagaimana AI sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Mungkin banyak yang merasa AI adalah sesuatu yang menakutkan yang dapat memanipulasi sesuatu yang tidak nyata menjadi nyata, atau dapat berpikir secara mandiri dan menggantikan peran manusia seutuhnya.


Faktanya, AI adalah sebuah teknologi yang memungkinkan mesin dan program komputer belajar dari banyak data, mengambil keputusan, dan menyelesaikan tugas dengan cara yang efisien. Artificial Intelligence (AI) tidak hanya tentang gambar atau video realistis saja, namun AI lebih dekat dengan kehidupan kita daripada yang kita sadari.


Kamu mungkin sudah menggunakan AI tanpa menyadarinya. Saat kamu berbicara dengan Siri atau Gemini di ponsel, AI membantunya dalam memahami perintah yang diberikan dan memberi jawaban yang sesuai dalam bentuk teks/gambar. 


Contoh umum lainnya adalah rekomendasi produk dari e-commerce yang kamu gunakan. Atau apabila kamu sedang membicarakan suatu topik tertentu seperti barang atau jasa maka topik tersebut akan muncul di media sosialmu dalam bentuk iklan. Karena AI mempelajari kebiasaan kamu serta menyarankan hal-hal yang mungkin kamu sukai berdasarkan preferensi pengguna.


Sebenarnya AI membuat hidup kita lebih mudah dengan memungkinkan kita menerima informasi dan keputusan yang relevan dengan lebih cepat dan efisien.


Artificial Intelligence (AI) dalam dunia kerja


Dalam dunia kerja, AI dapat mengotomatisasi tugas berulang seperti entri data dan pemantauan proses sebuah sistem, sehingga memungkinkan orang untuk fokus pada tugas-tugas yang lebih kreatif dan strategis. Misalnya, AI yang digunakan di bidang medis dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat, di bidang perbankan dapat membantu mendeteksi penipuan keuangan, dan di bidang industri transportasi dapat membantu mengoptimalkan rute pengiriman barang atau penumpang dengan lebih cepat sampai ke tujuan.


Semua itu membuat proses lebih cepat, mengurangi human error, dan sering kali menghemat pengeluaran dan memastikan kepuasan customer meningkat sehingga kantor atau perusahaan dapat terus berkembang.


Akankah AI dapat 100 persen menggantikan manusia di dunia kerja?


Kamu mungkin salah satu yang bertanya-tanya apakah suatu hari AI akan sepenuhnya menggantikan manusia di dunia kerja atau dunia profesional?


Menurut penulis sendiri, meski AI sudah sangat maju ada beberapa alasan AI tetap tidak bisa sepenuhnya menggantikan manusia.


1. AI adalah buatan manusia
Semua algoritma, model dan sistem AI yang ada saat ini didasarkan pada pemahaman manusia terhadap suatu masalah tertentu. Karena manusia adalah pencipta dan pengontrol AI, maka AI hanya dapat berfungsi dalam batas yang ditentukan oleh manusia saja.

2. Kreativitas dan pemecahan masalah kompleks
AI bekerja berdasarkan data dan algoritma yang diprogram untuk menyelesaikan tugas tertentu. Namun, manusia memiliki kreativitas dan kemampuan berpikir kritis untuk memecahkan masalah yang belum pernah mereka hadapi sebelumnya. 


Profesi seperti desainer, penulis, seniman, dan pemimpin strategis memerlukan pemikiran kreatif yang tidak dapat diciptakan oleh AI. Contohnya, walaupun kamu dapat membuat suatu gambar menggunakan AI, kamu tetap harus mengedit hasilnya karena gambar dari AI terkadang tidak sesuai bayangan yang kita mau.


3. Kecerdasan emosional dan empati

Banyak pekerjaan, seperti perawat, guru, dan konselor, memerlukan interaksi sosial dan kemampuan  memahami emosi orang lain. AI belum memiliki kemampuan berempati secara otomatis pada perasaan orang lain, sehingga pekerjaan yang melibatkan hubungan emosional tetap membutuhkan peran manusia.


4. Adaptasi dan pembelajaran di situasi baru

AI hanya dapat berfungsi dalam konteks yang sudah ditentukan. Dalam situasi yang membutuhkan improvisasi atau adaptasi terhadap perubahan cepat, manusia lebih unggul. 


Pekerjaan di bidang manajemen krisis atau penelitian ilmiah, misalnya, seringkali membutuhkan fleksibilitas dan penilaian yang dinamis. Sedangkan AI hanya bisa memecahkan masalah-masalah yang sudah di program sebelumnya. Walaupun AI juga melakukan proses pembelajaran dari masalah-masalah baru yang ada namun masih membutuhkan banyak bahan dan waktu agar AI dapat beradaptasi secepat manusia.



Contoh, gambar buatan AI yang dibuat dari prompt tertentu (Sumber : bing.com/create)


Secara keseluruhan, Artificial Intelligence (AI) membantu kita dengan meningkatkan efisiensi, mengotomatisasi tugas-tugas yang berulang, dan menyediakan data untuk membantu pengambilan keputusan. Namun, keahlian manusia dalam kreativitas, empati, dan adaptasi tetap akan sangat dibutuhkan. Alih-alih menggantikan peran manusia, AI lebih dibuat untuk bekerja bersama manusia, saling melengkapi untuk menciptakan dunia yang lebih produktif dan nyaman.


Penulis: Nida Muna Fadhila, Programmer pada Dinas Kominfo Kabupaten Magelang

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar