BERITAMAGELANG.ID - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, menerima 20 orang pejabat dalam kunjungan studi lapangan kinerja organisasi program Pelatihan Kepemimpinan Administrasi (PKA) angkatan ke IV Kabupaten Cilacap, Kamis (15/5/2025). Mereka mengangsu ilmu terkait pengelolaan sampah dan Proklim di Kabupaten Magelang.
Kunjungan tersebut dipimpin Gigus Nuryatno dari Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Provinsi Jawa Tengah, dan Adi Setyawan Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Kabupaten Cilacap. Rombongan diterima Kepala DLH Kabupaten Magelang Sarifudin, didampingi Uswatun Wulandari Kabid Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PSPKLH), di Ruang Kalpataru.
Kepala DLH Kabupaten Magelang, Sarifudin mengatakan, di antara visi Kabupaten Magelang adalah upaya meningkatkan pelestarian lingkungan hidup, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutkan, tanggap bencana, dan pengembangan Proklim.
âPak Bupati Magelang ini sangat serius dalam penanganan lingkungan hidup, terutama tentang pengelolaan sampah. Harapannya, masalah sampah harus selesai di tingkat desa, untuk peningkatan kualitas lingkungan melalui desa Proklim terus digalakkan,â jelasnya.
DLH Kabupaten Magelang mempunyai bank pohon, baik untuk pembibitan maupun program donasi bibit tanaman, dimana setiap ASN yang memasuki pensiun, maupun yang diangkat menjadi CPNS, harus mendonasikan bibit tanaman dan buku.
Sedangkan desa Proklim di Kabupaten Magelang ada sebanyak 127 desa, dari total 372. Desa Proklim menjadi embrio untuk terus dikembangkan, guna membudayakan masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dari sampah.
"Kalau menjaga lingkungan sudah menjadi perilaku dan budaya di kalangan masyarakat, maka otomatis warga akan terbiasa mengelola sampah, ini yang ditanamkan dan dikampanyekan kepada masyarakat untuk mengubah perilaku masyarakat terkait mengelola sampah dengan bijak,â ujarnya.
Upaya menjaga desa Proklim, DLH juga melakukan pembelian pohon aren dari masyarakat melalui program bank pohon, dimana pohon aren milik warga dibeli oleh DLH.
"Saat ini sudah ada sekitar 600 pohon aren yang sudah dibeli, dan masuk menjadi bank pohon," tambahnya.
Sedangkan pohon aren yang sudah dibeli, tidak diperbolehkan untuk dipotong, namun masih diperbolehkan untuk dikelola, baik diambil niranya yang diolah menjadi gula aren, begitu juga dengan buahnya (kolang-kaling) bisa dimanfaatkan untuk dijual atau dikonsumsi sendiri.
Kabid Pengelolaan Sampah dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup (PSPKLH), Uswatun Wulandari menambahkan, sosialisasi pengelolaan sampah dan lingkungan juga ditanamkan siswa di sekolah, baik siswa SD hingga SMP, melalui program sekolah Adiwiyata. Pengelolaan sampah melalui siswa ini, ternyata lebih efektif, karena banyak siswa yang protes saat orang tuanya membuang sampah sembarangan.
"Sekolah Adiwiyata ini cukup efektif dalam melakukan edukasi pengelolaan sampah," ujar Wulandari.
0 Komentar