Desa Sambak Jadi Contoh Nasional, Kolaborasi Inovatif Berbasis Ilmu Pengetahuan dan Lingkungan

Dilihat 143 kali

BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten Magelang mengapresiasi kolaborasi antara Desa Sambak, Kecamatan Kajoran, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada (FTP UGM), dan Yamar Environmental Sustainability Support Association (YESSA) Jepang, yang telah berlangsung selama empat tahun. 


Kolaborasi ini terwujud melalui program “From Zero to Hero”, yang membuktikan bahwa pembangunan desa berbasis ilmu pengetahuan dapat menghasilkan perubahan nyata, berkelanjutan, dan berdampak luas bagi masyarakat.


Bupati Magelang Grengseng Pamuji dalam sambutannya menyampaikan rasa hormat dan kebanggaannya terhadap FTP UGM dan YESSA atas upaya luar biasa mendampingi Desa Sambak. Ia menekankan, pembangunan daerah harus memiliki dasar teoritik yang kuat, bukan sekadar proyek tanpa arah. 


"Kami ingin membawa Kabupaten Magelang berbasis ilmu pengetahuan. Pembangunan tidak boleh hanya mengandalkan emosi ego atau kebiasaan, tetapi harus berpijak pada teori dan riset yang terukur," kata Grengseng di Desa Sambak, Kajoran, Kamis (24/7). 


Lebih lanjut, Grengseng menjelaskan, Pemkab Magelang siap mendukung riset dan inovasi, bahkan telah mengalokasikan anggaran khusus untuk penelitian melalui perubahan nomenklatur Bappeda menjadi Baperida, dengan penekanan pada riset dan pengembangan. 


Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan desa lain di Kabupaten Magelang untuk meneladani Desa Sambak yang berhasil mengintegrasikan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kearifan lokal dalam pembangunan. 


"Desa Sambak bisa jadi teladan. Tapi jangan hanya jadi contoh, harus didampingi dan ditularkan ke desa-desa lain," tegas Grengseng.


Dekan FTP UGM, Eni Harmayani, menyampaikan keberhasilan Desa Sambak merupakan hasil dari sinergi lintas sektor dan budaya yang dijalin secara konsisten selama empat tahun. 


“Kami percaya bahwa ilmu pengetahuan harus dihilirkan, menyatu dengan masyarakat dan menjawab tantangan nyata. Sambak telah menjadi living lab pembangunan berkelanjutan yang membanggakan,” ujarnya. 


Lebih lanjut, ia menjelaskan program ini mencakup berbagai capaian, seperti revitalisasi UMKM tahu melalui teknologi ramah lingkungan, agroforestri kopi, pemanfaatan energi terbarukan, hingga pembentukan desa wisata hijau. 


Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, turut memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian luar biasa Desa Sambak. Ia menilai keberhasilan desa ini merupakan bentuk sinergi ideal antara pemerintah, akademisi, pelaku usaha, dan masyarakat yang perlu direplikasi di tempat lain.


Program “From Zero to Hero” telah menjadikan Desa Sambak sebagai living lab pembangunan berkelanjutan yang mampu menghadirkan solusi konkret atas tantangan lingkungan dan ekonomi masyarakat desa.


Ia berharap kolaborasi yang sudah terbangun ini dapat terus berlanjut dan diperluas cakupannya, menjadikan Kabupaten Magelang sebagai pionir pembangunan desa berbasis ilmu pengetahuan di tingkat nasional.


Kepala Desa Sambak, Dahlan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Magelang, UGM yang sudah selalu mendampingi Desa Sambak hingga bisa menjadi Desa proklim lestari berbasis lingkungan. 


Lebih lanjut, Dahlan menjelaskan perjalanan panjang Desa Sambak yang sebelumnya menghadapi permasalahan lingkungan akibat adanya limbah industri tahu, hingga kemudian bisa bertransformasi menjadi Desa Proklim Lestari dan Desa Wisata berbasis lingkungan.


"Alhamdulilah inovasi pengelolaan limbah melalui instalasi biogas (digester) kini bisa dimanfaatkan oleh 80 kepala keluarga, serta pendirian kebun buah di tanah bengkok desa menjadi contoh konkret pembangunan berbasis ekonomi berkelanjutan," ujar Dahlan. 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar