Ratusan Rumah Rusak di Salaman dan Kajoran, BPBD Gerak Cepat

Dilihat 150 kali
Petugas BPBD sedang berupaya memotong pohon yang menimpa rumah di Dusun Pancar, Desa Ngampeldento, Kec. Salaman pada Jum'at (31/10)

BERITAMAGELANG.ID - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur wilayah barat Kabupaten Magelang pada Jumat (31/10) siang menyebabkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan. Cuaca ekstrem yang melanda Kecamatan Salaman dan Kajoran ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB dan berlangsung cukup lama hingga sore hari, mengakibatkan genting rumah beterbangan, pohon tumbang, serta kerusakan ringan pada sejumlah fasilitas umum.

Berdasarkan hasil kaji cepat yang dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang, total sebanyak 136 rumah mengalami rusak ringan akibat dampak cuaca ekstrem tersebut. Dari jumlah itu, 41 rumah rusak ringan tercatat di Kecamatan Salaman, sedangkan 95 rumah rusak ringan terjadi di Kecamatan Kajoran. Selain itu, sebuah bangunan sekolah dan pondok asrama di Desa Purwosari, Salaman, juga mengalami kerusakan ringan pada bagian atap, sementara di Dusun Bakalan, Kajoran, satu trafo listrik dan tiang PLN roboh akibat diterjang angin kencang.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono, menjelaskan cuaca ekstrem di wilayah Kecamatan Salaman terjadi secara sporadis di beberapa desa. 

0Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang mulai terjadi sekitar pukul 13.00 WIB dan berlangsung hampir dua jam. Hembusan angin yang cukup kuat menyebabkan atap sejumlah rumah warga di tiga desa mengalami kerusakan," ujarnya.

Di Dusun Saren, Desa Purwosari, cuaca ekstrem juga menyebabkan kerusakan ringan pada bangunan Sekolah MTS An-Nawawi 2 dan pondok asrama putri. 

“Sebagian atap pondok dan kelas roboh dan genting berhamburan diterpa angin. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tadi," kata Edi.

Sementara di Dusun Plimbangan, Desa Banjarharjo, lima rumah warga dilaporkan rusak ringan. Satu di antaranya rumah milik Sulis, tertimpa pohon tumbang. Sementara empat rumah lainnya mengalami kerusakan pada bagian atap dan genting yang beterbangan. Kerusakan serupa juga terjadi di Dusun Pancar I, Desa Ngampeldento, di mana sebanyak 35 rumah rusak ringan akibat terpaan angin kencang. Dalam peristiwa itu, satu rumah milik Rendi (39) mengalami kerusakan akibat tertimpa pohon jati tumbang. Bersama keluarganya yang terdiri dari empat jiwa, Rendi sementara mengungsi ke rumah kerabat.

Di waktu yang bersamaan cuaca ekstrem juga melanda Kecamatan Kajoran, khususnya di wilayah Desa Sutopati. Hujan deras disertai angin kencang pada siang hingga sore hari mengakibatkan 95 rumah warga rusak ringan, tersebar di dua dusun: Dusun Nepen (35 rumah) dan Dusun Bakalan (60 rumah). Sebagian besar kerusakan terjadi pada bagian atap dan genting rumah yang beterbangan diterpa angin.

Selain kerusakan rumah, satu trafo dan tiang listrik roboh di wilayah Dusun Bakalan, menyebabkan gangguan pasokan listrik di beberapa titik. Namun, petugas PLN segera melakukan perbaikan pada malam harinya agar pasokan listrik kembali normal.

Kepala Desa Sutopati, Slamet Nursidi, menuturkan warga sempat panik saat angin kencang datang tiba-tiba.

“Setelah salat Jum'at sekitar jam satu, angin putting beliung muter-muter cukup kencang. Genting rumah warga beterbangan dan pohon-pohon banyak yang tumbang,” katanya.

Kepala Seksi Kedaruratan pada BPBD Kabupaten Magelang, Cahyono Dwi Kartiputra saat berada di lokasi kejadian menyampaikan pihaknya langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Magelang ke lokasi begitu menerima laporan dari Pusdalops.

"Untuk Kecamatan Kajoran, rencananya perbaikan rumah akan dilakukan melalui kegiatan kerja bakti warga pada Sabtu (1/11) dengan dukungan logistik dari BPBD. Hal yang sama juga dilakukan di Kecamatan Salaman," ujarnya.

Meskipun kerusakan bangunan cukup banyak, BPBD memastikan tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam peristiwa kali ini. 

“Seluruh warga terdampak dilaporkan dalam kondisi aman," imbuhnya.

Kepala Pelaksana BPBD Magelang Edi Wasono menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi kejadian semacam ini.

“Kami sangat mengapresiasi respon cepat dari para relawan, perangkat desa, dan masyarakat. Penanganan darurat yang cepat merupakan kunci agar dampak bencana tidak meluas," ucap Edi.

Hingga Jumat malam (31/10), seluruh warga masih siaga untuk memantau kondisi cuaca dan dampak lanjutan di beberapa titik terdampak. BPBD bersama perangkat desa juga masih terus melakukan pendataan lanjutan untuk memastikan seluruh kerusakan terverifikasi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar