Untung Berlipat, Bon Cabai Petani Bligo Diminati Pasar

Dilihat 51 kali
Petani Ngudi Rahayu Bligo Ngluwar Kabupaten Magelang menjemur cabai untuk dijual kering maupun diproses untuk bahan bon cabai

BERITAMAGELANG.ID - Petani Desa Bligo Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang memproduksi bon cabai sebagai alternatif pendapatan tambahan saat harga cabai di pasar rendah. 


Salah satu petani Bligo, Nurweni mengatakan pembuatan  bon cabai sudah ditekuninya dua tahun terakhir.


Produksi bon cabai dilakan Nurweni bersama keluarganya mulai dari memilih cabai, menjemur hingga kering selama beberapa hari. Setelah benar-benar kering cabai diolah menjadi bubuk atau serbuk yang bisa juga ditambah bumbu dan bahan lain. 


"Bon cabai untuk nilai tambah karena sudah diolah dan siap pakai sebagai bumbu atau bahan makanan," kata Nurweni, Kamis (22/5/2025).


Dengan membuat bon cabai, imbuhnya, petani mendapat untung manakala pasokan cabai melimpah dan harga murah. 


Bahan baku dari cabai keriting merah segar, bukan buah cabai layu terinfeksi penyakit. Pemilihan bahan baku itu menentukan hasil bon cabai berkualitas selain didukung proses pengeringan.


"Jika panas terik, dua hari cabai kering, bisa langsung giling atau sangrai hingga tiga kali prosesnya," jelasnya.


Nurweni menambahkan nilai produksi bon cabai tergantung jumlah pasokan dan harga cabai di pasaran. Jika harga tinggi maka produksi bon cabai lebih sedikit jika dibanding saat harga murah panen melimpah.


Sebagai perbandingan, 10 kg cabai segar jika dibuat bon cabai akan menghasilkan sekitar 1 kg saja.


"Pesanan ada terus tapi kita tergantung panenan dan harga jual cabainya," ungkapnya.


Pembuatan bon cabai di petani Bligo tak lepas dari bangsal paska panen pemasaran pengolahan hasil hortikultura Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Bligo Ngluwar Kabupaten Magelang.


Kelompok Tani Ngudi Rahayu selama ini menjadi pemasok cabai dari sistem lelang yang digelar setiap hari. Dari proses lelang itu petani menyisakan cabai untuk diolah menjadi bon cabai atau cabai kering saja.


"Kita sering diminta dari luar daerah untuk mengirim cabai kering," kata Hartoto, Pengurus Kelompok Tani Ngudi Rahayu Bligo.


Namun produksi bon cabai dan cabai kering menurutnya masih terbatas lantaran kendala dalam proses pengeringan. Selain itu harga cabai sering mengalami fluktuasi. 


Menurut Hartoto, peluang pasar untuk produk turunan dari cabai masih terbuka lebar, bahkan pihaknya belum mampu memenuhi itu.


Pembuatan cabai kering itu, lanjut Hartoto sebagai antisipasi saat harga anjlok. Cabai kering bisa disimpan untuk stok yang dijual kembali saat harga naik menguntungkan.


Per sachet bon cabai isi 30 gram dijual Rp 10.000. Sedangkan untuk cabai kering dijual 1 ons Rp7.000.


"Dari Semarang minta terus tapi kita belum bisa. Kita rata-rata untuk pemenuhan Bani Indonesia," ungkap Hartoto.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar