Warga Pandean Ngablak Manfaatkan Kotoran Hewan Jadi Sumber Energi Biogas

Dilihat 287 kali
Teknik pembuatan kontruksi biodigester berupa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) kotoran sapi untuk biogas, bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, menjadi salah satu desa yang merintis pemanfaatan limbah kotoran hewan menjadi energi biogas. Biogas menjadi sumber energi terbarukan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar dalam rumah tangga, seperti kompor gas.


Sekretaris Desa Pandean, Purnomo menjelaskan, inovasi pemanfaatan biogas dari kotoran hewan ternak sapi terus dikembangkan oleh Pemdes Pandean. Sebanyak 12 orang warga diberi pelatihan teknik pembuatan biodigester, yakni membuat Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk biogas.


"Pelatihan teknik pembuatan kontruksi biodigester yang berlangsung selama 10 hari tersebut, menjadi bekal untuk mengembangkan biogas, karena sebagian besar warga beternak sapi," ujar Purnomo, Rabu (28/5/2025).


Pelatihan ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, menghadirkan praktisi dari perguruan tinggi di Salatiga.


Membuat biodigester, lanjutnya, gampang-gampang susah. Meski konstruksi biodigester sangat sederhana,  dalam membuatnya tetap membutuhkan bimbingan teknik dari tenaga ahli. Sebab, tidak semua konstruksi biodigester menghasilkan biogas seperti yang diinginkan, tanpa perencaan yang matang.


"Sekarang ini sudah ada empat unit biodigester yang sudah menghasilkan biogas," jelasnya.


Camat Ngablak, Ika Ajeng Silih Baruni berharap Desa Pandean bisa lebih baik dalam pengelolaan dan pemanfaatan limbah kotoran hewan untuk biogas, sehingga bisa menjadi contoh pembuatan biodigester. 


"Karena limbah ternyata bisa menjadi sumber energi alternatif untuk memasak dan pemanas air, sehingga bisa digunakan sebagai pengganti gas LPG," ujarnya.


Pengelolaan limbah hewan ternak untuk biogas, dapat menekan pencemaran lingkungan, karena membantu mengurangi bau busuk, emisi gas metana dan polusi air dari limbah organik.


"Biogas merupakan sumber energi terbarukan yang dapat memperbaharui diri secara alami, termasuk penanganan sampah rumah tangga juga penting dikelola agar lingkungan bersih dan tetap terjaga," jelasnya.


Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL)  DLH Kabupaten Magelang, Lono Hartanto menambahkan, pelatihan teknik pembuatan biodigester untuk biogas tersebut, merupakan program 100 Hari Bupati dan Wakil Bupati Magelang. Salah satu visi misinya adalah "Lestari Alame", maka pemanfaatan teknologi biogas ini, menjadi salah satu kegiatan dalam penanganan limbah.


Usai pelatihan ini, warga diharapkan dapat berkolaborasi dengan desa lain dalam pengembangan pembuatan biogas.


"Pembuatan teknologi biodigester ini, jangan hanya menunggu dana APBD saja, tapi bisa mencari dana lain dan bisa menggunakan dana hibah dengan mengajukan proposal," terangnya.


Penerapan teknologi biogas memiliki banyak manfaat, baik dari segi lingkungan, ekonomi, maupun sosial. Dengan memanfaatkan limbah organik dan menghasilkan energi terbarukan, biogas dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah energi dan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar