BERITAMAGELANG.ID - Peringatan Hari Wayang di Kabupaten Magelang digelar secara sederhana dengan melibatkan puluhan anak dan kaum milenial, Jumat (7/11) sore.
Kegiatan Hari Wayang diawali dengan berjalan kaki dari halaman Museum Dan Cagar Budaya (MCB) Unit Borobudur menuju lapangan Kenari Pelataran Candi Borobudur.
"Sudah ke delapan kalinya, sudah sewindu saya melaksanakan World Wayang Way With Borobudur," kata Inisiator Hari Wayang Borobudur, Eko Sunyoto usai kegiatan.
Dalam prosesi meditation world atau laku wayang ini puluhan anak dan kaum milenial masing-masing membawa tokoh wayang.
Para peserta yang berasal dari Sanggar Seni Tari Kinara Kinari Borobudur ini berjalan dengan tenang sebagai bentuk pelestarian budaya dan refleksi diri.
Setelah sampai pelataran Borobudur, mereka berjalan mengelilingi candi satu putaran dan dilanjutkan dengan berdoa.
Eko Sunyoto menambahkan, kegiatan ini menjadi salah satu upaya mengenalkan wayang kepada generasi muda.
Candi Borobudur dipilih karena reliefnya merupakan pagelaran wayang spiritual yang menggambarkan kisah-kisah leluhur.
"Kenapa kami ke sini, sebenarnya dunia wayang itu adalah Borobudur ketika waktu awal ditorehkan menjadi relief yang sarat nilai dan makna," jelas Eko.
Dalam kesempatan ini juga digelar doa bersama bagi segenap tokoh dalang yang telah mangkat, salah satunya Ki Anom Suroto.
Salah satu peserta, Anisa mengaku senang dapat berpartisipasi di peringatan Hari Wayang. Baginya, meditation world membawa kesan tersendiri untuk merenungkan setiap langkah.
"Asik banget nambah pengalaman baru dan saat mengheningkan cipta itu kita juga berpikir tentang diri kita sendiri yang selalu sibuk dengan hal lain," ungkapnya.
Sepanjang perjalanan kirab, Anisa membawa tokoh wayang Shinta yang memiliki karakter suka menebar kebaikan dan anggun.
0 Komentar