Tebing Sungai Trising Longsor, Ratusan Keluarga Terancam Krisis Air Bersih

Dilihat 1192 kali
Warga melihat sumber air yang tertutup longsoran tebing Sungai Senowo Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Akibat sumber air tertutup material longsoran, ratusan kepala keluarga di lereng Gunung Merapi tepatnya di Desa Krinjing Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang terancam krisis air bersih.


Menurut salah satu warga Krinjing, Suyadi Sambas, longsor terjadi dua minggu lalu dan baru diketahui sekitar satu pekan ini, karena lokasi berada jauh dari pemukiman warga. Akibat kejadian itu tidak hanya membahayakan aktivitas warga di bantaran namun juga sumber air bagi warga Dusun Trono.  


"Untuk kenaikan debit air tentunya ada, karena itu menutup akses aliran sumber air yang diambil oleh warga Dusun Trono. Jadi tertutup longsor karena sumber air berada di atasnya," ungkap Suyadi, Kamis (10/8/2023).


Lokasi yang longsor berada di dasar Sungai Senowo itu menutup sumber air bersih yang kini membentuk kubangan air mirip rawa atau biasa disebut warga pening.  


Menurut Suyadi, air bersih untuk warga Dusun Trono sudah mati tidak mengalir karena jaringan pipa yang mengalirkan air bersih untuk 130 KK rusak tertimbun.


Suyadi menuturkan kondisi debit air dari longsoran itu terus meningkat setiap hari yang dikhawatirkan meluber atau jebol setiap saat. Maka jika itu terjadi berpotensi bahaya bagi masyarakat yang beraktivitas di alur sungai Senowo yang berhulu di gunung Merapi.


Sedangkan untuk upaya pembersihan tidak bisa dilakukan karena kondisi medan sangat berbahaya bagi warga saat bekerja, karena cuma satu jalur sempit dan bila air mengalir warga tidak bisa mencari jalan menyelamatkan diri.


Hingga saat ini, lanjut Suyadi, warga hanya waspada, terus memantau perkembangan debit air dan saling mengingatkan potensi bahaya, khususnya warga yang di alur bawah saat melintas ke wilayah lain.


"Bila nanti terjadi aliran yang semakin membesar terus nanti jika longsoran larut (banjir bandang) berbahaya bagi rekan di bantaran," jelasnya.


Menurut Suyadi, kejadian serupa pernah terjadi sekitar tahun 1990 saat siang hari dengan korban satu orang meninggal.


Untuk kebutuhan sehari hari dan pertanian, warga Dusun Trono Krinjing, sementara waktu mengandalkan sumber air lain dari sungai Trising yang debitnya kecil.


BPBD Kabupaten Magelang juga telah melakukan koordinasi dan pemantauan lokasi pergerakan tanah di Dusun Trono, bersama Pemdes Krinjing yang diambil menggunakan drone pada Selasa (8/8/2023). Dari hasil assesment itu terdeteksi pergerakan tanah di tebing sungai Senowo, dengan dimensi tinggi 40 meter dan lebar 30 meter. Faktor pemicu tanah longsor antara lain dengan kelerengan di atas 60 derajat berupa tanah pasir vulkanik yang kurang kompak dan padat.


Sebagai upaya antisipasi, selain melakukan koordinasi dengan pemdes dan OPRB setempat, BPBD juga turut melaksanakan pemantauan setiap hari untuk memantau perkembangan.


"Kita berkoordinasi dengan Pemdes agar mengimbau kepada warga untuk lebih berhati-hati dan waspada saat beraktivitas di sekitar lokasi alur sungai," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar