Mengenal Eko Sunyoto Seniman Tari Relief Candi Borobudur

Dilihat 107 kali
Eko Sunyoto seniman tari asal Kabupaten Magelang yang konsisten menciptakan tarian dari kisah relief Candi Borobudur

BERITAMAGELANG.ID - Seniman tari asal Kabupaten Magelang, Eko Sunyoto, konsisten merepresentasikan relief Candi Borobudur ke dalam berbagai karya tari indah, penuh filosofi dan kekinian, salah satunya tari Kinnara Kinnari.


Karya emas Eko Sunyoto itu menggambarkan dua makhluk setengah manusia dan setengah burung yang menjaga pohon kehidupan. Kisah tersebut terinspirasi dari salah satu relief Candi Pawon di Kabupaten Magelang.

 

"Kinnara Kinnari menceritakan manusia setengah burung yang menjaga Kalpataru atau pohon kehidupan serta pundi pundi rezeki," kata Eko Sunyoto atau Ki Eko, Kamis (23/1/2025).

 

Ki Eko mengaatakan, Tari Kinnara Kinnari pernah menarik perhatian dunia ketika tampil di Thailand pada event International Culture Exchange Sister Borsang Umbrela Festival di Chiang Mai Thailand 2020. Tak hanya itu, Tari Kinnara Kinnari juga pernah menyabet penghargaan di Parade Tari Kreasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2023.

 

Bagai kepak sayap bidadari pada gerakan khas tari Kinnara Kinnari, imajinasi Ki Eko juga terbang dari relief Candi Pawon ke relief Candi Borobudur. Transisi itu menciptakan beberapa karya tari adaptasi dari relief Candi Borobudur seperti Tari Kubera, Lalitavistara, Sudhana Manohara dan masih banyak lagi.

 

"Semua tari itu berkarakter, ada kisah nilai kehidupan yang bisa digali dan diambil pelajarannya," jelasnya.

 

Berasal dari keluarga sederhana, Ki Eko mulai tertarik terhadap seni sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) saat dikenalkan berbagai kesenian, khususnya tari dan pedalangan.

 

Kecintaannya terhadap seni tradisional itu terus berkembang dan pada 2008, Ki Eko mendirikan Sanggar Tari Kinnara Kinnari dirumahnya di Tingal Kulon RT 02 RW 02 Wanurejo, Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

 

Kini, Sanggar Kinnara Kinnari besutan Eko Sunyoto memiliki ratusan siswa dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga dewasa.

 

"Sanggar Kinnara Kinnari memiliki berbagai kelas sesuai tingkatan usia dan berlatih setiap Jumat hingga Minggu," jelas Ki Eko.

 

Meski jumlah anak didik di sanggarnya terus bertambah setiap tahun, Ki Eko tak henti melakukan eksplorasi untuk menciptakan berbagai karya tari indah.

 

Selain menciptakan berbagai tari, Eko juga menjadi dalang sekaligus pelopor musik tradisional yakni truntung yang menjadi salah satu musik tradisional khas lereng Gunung Merbabu, Kabupaten Magelang. Truntung adalah alat musik membran menyerupai rebana yang dibunyikan dengan cara dipukul menggunakan bilah bambu.

 

Berbagai karya tari dan musik truntung itu, ia ajarkan kepada anak-anak dengan hati, sehingga kesenian khas Magelang tersebut tetap berkembang hingga saat ini.

 

"Generasi muda khususnya anak-anak adalah pemegang tongkat estafet yang nantinya akan melestarikan warisan budaya Indonesia agar tak kikis dimakan usia," tuturnya.

 

Saat ini, wisatawan yang datang ke kawasan Borobudur tak hanya menyaksikan kemegahan candi, namun juga bisa singgah untuk belajar musik gamelan, truntung maupun menari di Sanggar Kinnara Kinnari.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar