Profil Bupati Magelang Grengseng Pamuji

Dilihat 435 kali
Bupati Magelang Grengseng Pamuji saat menghadiri buka puasa bersama di Masjid Al Muttaqin Kelurahan Kecamatan Secang, Senin (3/3/2025).

BERITAMAGELANG.ID - Grengseng Pamuji, pria kelahiran Magelang, 25 Oktober 1979, dibesarkan oleh seorang ayah yang menjabat Kepala Desa Girikulon dari 1980 hingga 2000. Saat ini, ia berhasil menjadi Bupati terpilih berpasangan dengan Wakil Bupati Sahid dan mendapat perolehan 432.476 suara serta didukung oleh 10 partai politik.


Sosok pemuda asal Desa Girikulon, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang ini terjun ke partai politik sejak 1999 dengan selalu mengingat pesan orang tua untuk konsisten di garis perjuangan masyarakat.


"Pesan orang tua yang selalu saya ingat, untuk selalu bersama masyarakat," imbuh Grengseng.


Sekretaris DPC PDI Perjuangn ini pun berhasil meraup suara terbanyak pada pemilu 2024, sebesar 25.500 lebih suara. Ia meyakini bahwa suara tersebut didapat berdasarkan kepercayaan masyarakat setelah melakukan apa yang menjadi pesan orang tuanya tersebut. Meski demikian, baginya, raihan tersebut menjadi amanah yang harus dijaga terutama untuk konsisten menjalankan program-program yang dijanjikan.


"Bagi saya aspirasi masyarakat itu yang harus kita perjuangkan, karena itu hak mereka, sehingga bisa menjaga kepercayaan masyarakat," tegas pria yang sempat menjabat sebagai ketua fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Magelang periode 2014-2024.


Berbekal pengalamannya duduk di kursi DPRD tersebut ia berjanji akan membawa Kabupaten Magelang yang lebih baik dengan melakukan reformasi birokrasi serta percepatan pelayanan masyarakat.


"Masih banyak yang harus kita koreksi dalam pelaksanaannya, seperti penempatan aparatur sipil sesuai dengan kompetensinya, minimnya database yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Magelang, Penyaluran bantuan yang berbelit-belit serta kurang tepat sasaran," tegas pria lulusan Universitas Gajah Mada 1999 ini.


Menurutnya, database sangat dibutuhkan untuk percepatan pembangunan suatu daerah. Sementara selama ini keberadaan data base dikesampingkan oleh pemerintah daerah sendiri.


"Misal database pedagang di setiap pasar, database peserta didik baik di tingkat SD hingga perguruan tinggi, serta database UMKM yang ada, ini sangat minim sekali datanya," imbuhnya.


Keberadaan database tersebut menurutnya sangat penting untuk menganalisa permasalahan permasalahan yang timbul di masyarakat dan mencari jalan keluar untuk mengurai permasalahan tersebut.


"Seperti halnya berapa banyak petani yang masih membutuhkan traktor, berapa banyak yang sudah diberikan, belum lagi database pedagang di setiap pasar, serta berapa banyak siswa yang lulus sekolah baik dari tingkat dasar, menengah, perguruan tinggi, berapa yang terancam putus sekolah, apa yang harus disiapkan, ini kalau ada database bisa sinkron dan disesuaikan dengan APBD," tutupnya.


Meskipun sudah terpilih menjadi bupati dan sebelumnya duduk di kursi DPRD, ia masih sosok pria sederhana yang memelihara kambing domba sebanyak 100 ekor lebih dan juga peternakan bebek yang selama ini menjadi hewan peliharaannya. (Juki).

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar