Petani Milenial Lirik Potensi Ternak Kuda

Dilihat 96 kali
Duta Petani Milenial, Rayndra Sahdan Mahmudin, memiliki mimpi besar menangkarkan kuda-kuda unggulan dari Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Lebih dari 52 tahun, tradisi pacuan kuda absen di Kecamatan Candimulyo. Padahal, mendengar obrolan para orang tua, di daerah ini dulu ada banyak pemilik kuda. 


Saban tahun pacuan digelar sebagai ajang adu gengsi, sekaligus arena pembuktian keberhasilan mereka menangkarkan dan merawat kuda.    


"Kami ingin mengingatkan bahwa Candimulyo pernah ada pacuan kuda yang terhenti di tahun 1972. Kita laksanakan kembali di tahun 2024," kata pemilik klub berkuda Cipta Visi Stable, Rayndra Sahdan Mahmudin, Jumat (31/1/2025).


Dikenal sebagai Duta Petani Milenial, Rayndra sukses mengelola peternakan modern di bawah bendera Cipta Visi Farm. Peternakan ini berhasil mengubah pola pikir warga Dusun Semen, Desa Trenten untuk membudidayakan domba menggunakan metode baru.


Rayndra salah satunya mengajak peternak menggunakan pakan kering sebagai pengganti serat rumput. Dia menghapus kesan petani kampungan serta menginspirasi anak muda untuk tidak lagi gengsi masuk ke kandang. 


Tidak puas mengelola peternakan domba, Cipta Visi Farm mulai melirik potensi pembiakan kuda. 


"Peternakan kuda selain secara finansial menguntungkan, peluang yang lain juga sangat besar," ungkap Rayndra.


Kuda Pacu Magelang


Rayndra kemudian menggagas Pacuan Kuda Magelang Cup 2024 untuk kembali mempopulerkan ternak kuda di Magelang. Tidak hanya menggelar lomba, Cipta Visi Farm membangun pacuan kuda untuk sarana berlatih. 


Di lahan bekas tegalan seluas sekitar 3.000 meter, Rayndra membangun lapangan pacuan kuda. Sarana milik Cipta Visi Stable ini boleh dipakai latihan oleh para pemilik kuda pacu.


Tanpa tempat latihan, kecil kemungkinan Magelang melahirkan kuda-kuda pacu jawara. 


"Lapangan pacuan kuda Cipta Visi Stable di Dusun Semen ini akan kami jadikan sarana untuk melatih kuda-kuda terbaik di Kabupaten Magelang," lanjutnya.


Kendala lainnya, pacuan kuda saat ini tidak mudah begitu saja diselenggarakan. Butuh rekomendasi dari Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi). 


Ada standar lintasan yang harus dipenuhi panitia lomba pacuan kuda. Antara lain panjang trek pacuan tidak kurang dari 1.200 hingga 1.500 meter.


Pada lintasan tanah, panitia harus memastikan kondisinya selalu kering, rata, dan lentur. Jika cuaca sangat terik lintasan balap harus sering disiram untuk mempertahankan kelembaban tanah.        


"Pacuan dulu itu rutin di Candimulyo. Saat itu pacuan kuda daerah masih mudah untuk diselenggarakan. Sekarang sangat sulit karena harus ada rekomendasi dari Pordasi Magelang, Jawa Tengah, bahkan dari pusat," imbuhnya.


Sebanyak 110 kuda mewakili 50-an stable berlomba pada Pacuan Kuda Magelang Cup 2024. Sekitar 30 stable berasal dari Kabupaten Magelang.


Cipta Romantika, kuda betina milik Rayndra berhasil menjadi salah satu juara pada Pacuan Kuda Magelang Cup 2024. Kemenangan ini menunjukkan keseriusannya menangkarkan kuda-kuda pacu unggulan dari Magelang.  


Kata Rayndra, jumlah peserta Pacuan Kuda Magelang Cup 2024, memecahkan rekor pacuan daerah yang pernah diadakan untuk tingkat Jawa dan Bali. Ini membuktikan bahwa antusiasme pemilik kuda masih tinggi di Magelang.  


"Kuda kan tidak hanya untuk pacu saja, bisa untuk wisata. Di Candi Borobudur itu delman sangat potensial untuk dijadikan ladang pendapatan. Potensi ekonomi untuk disewakan kepada wisatawan," tutupnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar