Balai Konservasi Ajak Masyarakat ‘Reresik’ Cagar Budaya

Dilihat 2167 kali
.

BERITAMAGELANG.ID - Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) mencanangkan program resik-resik situs di kawasan Candi Borobudur setiap hari Jumat.


Kegiatan yang rencananya akan diadakan setiap Jumat tersebut diikuti oleh seluruh karyawan BKB menyasar kepada sembilan situs yang berada di Kawasan Candi Borobudur.


“Selain Borobudur, Pawon dan Mendut, kami kan juga ada sembilan situs yang lain yang perlu dipelihara seperti situs Samberan, Brongsongan dan lain sebagainya," kata Koordinator Perlindungan Balai Konservasi Borobudur, Muhammad Taufik, Jum'at (21/1).


Menurutnya, pada hari Jumat (21/1) terdapat 4 situs yang dibersihkan yaitu Situs Samberan, Situs Dipan, Situs Sendang dan Situs Brongsongan. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pelestarian cagar budaya.


“Bagaimanapun juga itu (situs) masuk di wilayah kawasan cagar budaya, makanya kita tidak boleh tinggal diam, harus bersih seperti (Candi) Borobudur," lanjutnya.


Selain karyawan Balai Konservasi Borobudur yang terlibat, pihaknya juga menggandeng masyarakat sekitar untuk dapat berpartisipasi dalam kegiatan resik-resik situs tersebut. Sehingga masyarakat dapat memiliki rasa "Handarbeni" terhadap situs tersebut sehingga situs dapat terlindungi.


“Masyarakat antusias dalam membersihkan situs-situs itu bersama kami. Artinya kepedulian mereka sudah sangat tinggi," jelasnya 


Terkait dengan Juru Pelihara (Jupel), Taufik menjelaskan di situs-situs tersebut belum tersedia tenaga Jupel. Dirinya berencana akan menggilir Jupel yang ada di Mendut, Borobudur untuk satu minggu sekali menyambangi situs tersebut. 


“Kita memakai alat yang ada untuk membersihkannya. Tidak pakai cairan kimia atau apapun. Ya alat yang ada saja," ungkapnya.


Taufik berharap kegiatan resik-resik tersebut dapat berjalan secara berkesinambungan supaya situs-situs tersebut dapat bersih dan terjaga. Menurutnya, kemungkinan besar akan terdapat rencana pengembangan kawasan, sehingga jika rencana itu terjadi masyarakat dapat mengambil manfaat dari situs tersebut.


“Masyarakat dapat memanfaatkan untuk daya tarik wisata, misalnya Situs Samberan itu, sehingga dapat menambah pundi-pundi ekonomi mereka. Dan sampai sekarang belum dimanfaatkan oleh masyarakat," harapnya. 


Cuaca ekstrim yang sering mengakibatkan hujan lebat terjadi di wilayah Kabupaten Magelang menurut Taufik belum menimbulkan dampak yang signifikan terhadap keberadaan situs-situs tersebut.


“Kalau hujan dan tanah longsor belum mengancam situs. Karena hampir semua situs berada di tempat yang aman. Kemungkinan hanya air saja yang masuk ke kawasan situs," terangnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar