Dari Pasar Temon Pinggir Sawah Bisa Lihat Elang "Garuda" Jawa

Dilihat 1600 kali

BERITAMAGELANG.ID - Desa Sambak yang berada di sisi barat Kabupaten Magelang, secara resmi memang belum menyandang status sebagai desa wisata, tapi kreativitas warganya dalam mengundang orang untuk berkunjung ke desa tersebut patut diapresiasi. Misalnya, yang sedang viral adalah Kedai Kaliwot, sebuah tempat makan yang menawarkan pengalaman unik makan di atas aliran sungai.


Tapi Kaliwot ternyata hanya satu hal, masih ada keunikan serupa yang sangat sayang untuk dilewatkan, ialah Pasar Temon Pinggir Sawah.


Sesuai namanya, pasar berkonsep wisata kuliner zaman dulu ini digelar persis di tepian sawah. Nuansa pedesaan benar-benar terasa di acara ini. Bukan semata karena produk yang dijual adalah makanan tradisional, namun juga kostum ibu-ibu pedagangnya. Semua mengenakan kebaya lengkap dengan caping sebagai penutup kepalanya.


Pasar yang dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Kartadesa ini hanya digelar dua kali dalam sebulan, yakni pada hari Minggu Pon dan Minggu Wage. Setiap hari pasaran setidaknya ada ratusan macam makanan khas desa Sambak yang dijajakan. Mulai dari geblek, sinapun, klemet, gethuk, sate gedang, klepon, pepes ikan asin sampai es dawet. Lumayan lengkap dan kalau ke sini disarankan jangan terlalu siang nanti kehabisan. Di hari pasaran, sekitar pukul 9 pagi pengunjung biasanya sudah sangat ramai.


"Bukanya dari jam 7 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Tapi biasanya jam 11 gitu sudah banyak yang habis dagangannya," kata Tutik Purwaningsih, kepala unit Pasar Temon Pinggir Sawah.


Ia menjelaskan, untuk masuk ke area pasar, pengunjung tidak dikenakan biaya apa-apa. Hanya bayar parkir kalau bawa kendaraan.


Lokasi Pasar Temon Pinggir Sawah ini memang tidak di tepi jalan utama Desa Sambak. Dari jalan utama masih masuk sekitar 700 meter, tapi jalannya sudah bagus, bisa dilalui kendaraan roda dua maupun empat.


Yang juga cukup memanjakan mata pengunjung adalah karena pasar ini memiliki latar belakang hutan Potorono yang rimbun dan lebat. Hutan Potorono ini cukup spesial karena merupakan tempat tinggal dari satwa langka yang dilindungi yakni elang Jawa.


Konon, elang Jawa ini sebenarnya adalah burung Garuda yang menjadi lambang negara Republik Indonesia. Burung ini cukup sering terlihat terbang rendah di atas area pasar Temon Pinggir Sawah.


Dikatakan Tutik, sebelum pandemi, setiap pasaran selalu digelar kesenian tradisional untuk memeriahkan suasana pasar.


"Kalau sekarang karena masih pandemi ya tidak ada pertunjukan kesenian. Tapi meski begitu suasana pasar tetap lumayan ramai. Tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat," kata dia.


Ketua BUMDES Kartadesa, Amron Muhzawawi berharap pasar Temon ini bisa menggerakkan ekonomi warga desa.


"Mereka yang berjualan di sini semuanya adalah ibu-ibu yang merupakan perwakilan dari masing-masing RW yang ada di Desa Sambak. Sengaja kita atur demikian agar dampak ekonomi dari adanya pasar ini bisa dirasakan oleh semua dusun. Tidak hanya dusun yang ketempatan lokasi pasar saja," kata Amron.


Dikatakan Amron, pasar Temon ini sudah berjalan sekitar dua tahun dan dengan konsep yang masih terjaga secara konsisten yakni hanya menjual makanan dan kerajinan khas desa Sambak.


"Jadi semua yang dijual di pasar ini 100 persen asli bikinan warga Sambak," kata dia.


Amron berharap pasar ini bisa terus ada ke depannya. Dan bisa memberikan dampak ekonomi yang lebih besar lagi bagi seluruh warga Desa Sambak.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar