Empat Kereta Kencana Warnai Indonesia Tipitaka Chanting 2025 di Candi Borobudur

Dilihat 59 kali
Kereta kencana yang ditampilkan pada gelaran Indonesia Tipitaka Chanting dan Asalhamahapuja 2569/2025 menjadi daya tarik bagi pengunjung.

BERITAMAGELANG.ID - Perhelatan Indonesia Tipitaka Chanting (ITC) dan Asalha Mahapuja 2569/2025 tahun ini menghadirkan nuansa baru yang memikat. Selain lantunan sutta suci dan prosesi keagamaan yang khidmat, ribuan umat Buddha dan pengunjung Candi Borobudur disuguhkan penampilan empat kereta kencana yang penuh makna simbolis dan spiritual.

Menurut Bhikkhu Gutadhammo Mahathera, Ketua Panitia Umum ITC dan Asalha Mahapuja  2569/2025, kehadiran empat kereta kencana ini menjadi pembeda utama dari perhelatan tahun-tahun sebelumnya. Keempatnya merupakan rancangan dari Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera.

"Kereta ini tidak sekadar hiasan atau properti upacara, tapi simbol mendalam dari ajaran Buddha dan semangat kerukunan umat beragama," ujar Bhikkhu Gutadhammo di Candi Borobudur, Jumat (4/7/2025).

Empat kereta kencana yang hadir tahun ini masing-masing memiliki makna khusus. Pertama, Kereta Kencana Mahadhatu menggambarkan esensi keagungan unsur-unsur kehidupan dan keluhuran batin. Lalu, Kereta Kencana Tipitaka, simbol dari Tiga Keranjang Ajaran Buddha: Vinaya (disiplin), Sutta (ajaran), dan Abhidhamma (analisis filosofi).

Kereta Kencana Dhammacakka, kereta baru tahun ini, melambangkan Pemutaran Roda Dhamma saat khotbah pertama Sang Buddha di Taman Kijang Isipatana, Sarnath, India. Roda dengan 12 jari-jari ini mengacu pada Empat Kebenaran Mulia sebagai inti ajaran.

Terakhir, Kereta Kencana Stambha Vijaya atau Pilar Wijaya, yang merepresentasikan pilar Raja Asoka, tokoh penting dalam penyebaran ajaran Buddha dan simbol kerukunan lintas agama. Dihiasi dengan simbol burung merak, yang dalam sejarah dikenal sebagai lambang Dinasti Maurya, asal Raja Asoka.

Keempat kereta kencana tersebut menjadi bagian utama dalam prosesi Pujayatra, perjalanan suci dari Candi Mendut ke Candi Borobudur. Prosesi ini semakin meriah dengan hadirnya kesenian rakyat, barisan bendera merah putih, bendera Buddhis, Bhinneka Tunggal Ika, serta ribuan umat Buddha yang membawa persembahan (Amisa Puja).

Kehadiran kereta kencana tak hanya bermakna religius, tapi juga menjadi magnet wisata.


Ani Supriyono, pengunjung asal Tangerang, mengaku terkesan dengan suasana yang tidak biasa ini.


"Momen langka seperti ini jadi kesempatan kami berfoto dan menyaksikan prosesi yang sangat sakral," katanya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar