Enam Kelompok Seni Ciptakan Tarian dari Relief Candi Borobudur

Dilihat 2505 kali
Perwakilan Kelompok Seni mendapatkan penghargaan, usai menggarap tari berdasar Relief Candi Borobudur

BERITAMAGELANG.ID - Balai Konservasi Borobudur akan menggelar kegiatan Aktualisasi Nilai Relief Candi Borobudur Melalui Seni Tari pada tahun ini. Kegiatan tersebut telah dilakukan melalui tahapan yaitu kajian identifikasi relief, lokakarya yang didahului dengan sosialisasi dan workshop (gerakan tari, iringan/musik dan kostum), studi banding, serta latihan dan pendampingan dari narasumber dan tim Balai Konservasi Borobudur.


"Peserta aktualisasi adalah 6 sanggar yang berasal dari desa-desa di Kawasan Borobudur, dan masing-masing sanggar mengirimkan 30 anggotanya, sehingga total peserta berjumlah 180 orang," kata Wiwit Kasiyati, Kepala Balai Konservasi Borobudur, Selasa (13/12).


Kegiatan aktualisasi tersebut menurutnya sudah berjalan selama 7 bulan yaitu April hingga Oktober 2021. Dan pengambilan  gambar dilakukan di awal November 2021.


"Namun kami lihat di lapangan dengan semangat yang dimiliki oleh anggota keenam sanggar di tengah kesibukan sekolah, kuliah dan bekerja serta kondisi PPKM pada akhirnya berhasil mengaktualisasikan 6 potongan relief dari relief cerita yang terpahat di Candi Borobudur yang berjumlah 1.460 relief dan 1.212 relief non cerita," tambahnya.


Dijelaskan Wiwit, keenam potongan relief tersebut merupakan potongan dari relief Jataka. Adapun keenam karya aktualisasi tersebut dibagi ke dalam 2 kategori yaitu tari dan teater seni rakyat, meliputi Tari Mandatara Avadana oleh Sanggar Kinnara Kinnari, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur; Teater Seni Rakyat Kisah Putri Manohara oleh Sanggar Laskar Menoreh, Kembanglimus, Borobudur;

Tari Raja Rudrayana oleh Sanggar Omah Guyub, Desa Wringinputih, Kecamatan Borobudur; Teater Seni Rakyat Mahakatyayana oleh Sanggar Ahmad Danom, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur; Tari Maitrabala oleh Sanggar Sasana Aji, Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur; dan Tari Raja Sibi Oleh Sanggar Avadana, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur.


"Tujuan kami dalam Aktualisasi Nilai Relief Candi Borobudur adalah terlestarikannya Candi Borobudur dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya agar terwariskan untuk generasi mendatang," harapnya.


Selain itu Wiwit menyampaikan kegiatan tersebut juga untuk membangun kemitraan dengan masyarakat terkait pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan Borobudur,  serta membangun kekuatan potensi kawasan destinasi super prioritas sekaligus upaya untuk penyebaran pengunjung agar tidak terfokus pada struktur candi Borobudur.


"Apabila kesejahteraan masyarakat meningkat yang diakibatkan oleh ikatan batin yang kuat dengan Candi Borobudur, maka secara alami akan terbentuk pelestarian berbasis masyarakat. Selain itu kegiatan tersebut juga sebagai dukungan dalam pemajuan kebudayaan dan pendidikan karakter di Indonesia," ungkapnya.


Dirinya berharap keenam tarian dan teater seni rakyat hasil aktualisasi tersebut menjadi rintisan awal tari dari interpretasi relief Candi Borobudur serta menjadi tonggak untuk perbaikan dan terus berkarya dengan inspirasi Candi Borobudur untuk membangun identitas Kawasan Borobudur dan memajukan kebudayaan di Indonesia.


Dalam kegiatan tersebut juga turut diluncurkan 6 tarian aktualisasi sekaligus sebagai peringatan momentum Candi Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada 13 Desember, serta bertepatan dengan HUT Balai Konservasi Borobudur pada 30 November 2021.


"Karya ini diluncurkan secara resmi oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Bapak Hilmar Farid, via zoom dan streaming Youtube Balai Konservasi Borobudur," tambahnya.


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, Aziz Amin Mujahidin memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas kegiatan tersebut. Menurutnya dengan aktualisasi nilai-nilai relief Candi Borobudur melalui seni tari akan menumbuhkan inspiratif, konservatif, edukatif dan inovatif para pelaku seni di Kabupaten Magelang.


"Semoga nantinya ini berkembang bukan hanya di Borobudur saja, mengingat Candi Borobudur itu adalah monumen kelas dunia sehingga nilai-nilai luhur ini dapat terus diajarkan kepada generasi mendatang," katanya.


Menurut Aziz, dalam penciptaan tari berbasis relief Candi Borobudur terdapat nilai-nilai yang dapat dijadikan sarana mendidik generasi mendatang seperti nilai keindahan, kekompakan, gotong-royong, kebersamaan.


"Terpenting adalah toleransi. Ini harus selalu kita gaungkan supaya tidak terkikis di generasi mendatang. Sekali lagi selamat untuk 6 kelompok yang dipilih membuat karya, dan semoga hal ini dapat berkembang," lanjutnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar