Fenomena Bedhidhing Di Puncak Kemarau

Dilihat 766 kali
Langit di atas Gunung Sumbing bersih tanpa awan penghalang. Sehingga pantulan panas dari bumi terlepas dan menurunkan cuaca

BERITAMAGELANG.ID-Akhir-akhir ini banyak orang mengeluhkan udara dingin yang terjadi terutama di malam hari dan puncaknya di pagi hari. Apakah yang sesungguhnyanya terjadi? Kepala Meteorologi Ahmad Yani Semarang, Yoga Sambodo dalam siaran Persnya pada hari Senin (15/72024) mengatakan bahwa mulai bulan Juli Indonesia (termasuk Magelang red.) telah muncul fenomena bedhidhing yang lazim terjadi di musim kemarau.


"Saat ini cuaca Indonesia terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari termasuk di wilayah Jawa Tengah. Hal ini karena Indonesia saat ini sedang berada pada musim kemarau. Di musim itu selalu muncul fenomena bedhidhing yang ditandai dengan suhu udara yang turun drastis malam hari hingga pagi hari," ungkapnya.


Fenomena ini, lanjut Yoga, sebenarnya adalah hal yang alamiah terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau yakni di bulan Juli sampai dengan September. Pada musim kemarau tutupan awan sangat minim sehingga tidak heran jika pada siang hari matahari akan terasa sangat terik diiringi dengan peningkatan suhu udara hal ini karena tidak ada objek di langit yang menghalangi sinar matahari sehingga penyinaran matahari yang notabene merupakan gelombang pendek menjadi maksimum pada siang hari.


Sama halnya dengan siang hari radiasi yang dipancarkan balik oleh permukaan bumi pada malam hari juga optimum karena langit bebas dari tutupan awan. Pancaran radiasi gelombang panjang dari bumi ini diiringi dengan penurunan suhu yang signifikan pada malam hari dan mencapai puncaknya pada saat sebelum matahari terbit atau waktu di mana suhu minimum umumnya tercapai. Karena itu udara di dekat permukaan bumi terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.


Sebagian  besar wilayah Jawa Tengah telah memasuki musim kemarau sejak bulan Maret 2024. Hingga sekarang sudah ada 50 ZOM atau 92% wilayah yang sudah masuk musim kemarau dan sebanyak 4 ZOM atau 7,4% yang belum masuk musim kemarau. Diperkirakan untuk wilayah Jawa Tengah secara umum akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus sampai September 2024.


Masyarakat dihimbau dapat beradaptasi dengan perubahan cuaca yang terjadi ini dengan mengenakan pakaian yang disesuaikan dengan kondisius di tempat. Misalnya dengan jaket tebal kaos kaki tangan,  selimut jika mengalami kondisi cuaca dingin pada malam hingga dini hari.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar