Meriah! Parade Gebyar Seni Budaya Kabupaten Magelang

Dilihat 99 kali

BERITAMAGELANG.ID - Kabupaten Magelang kembali membuktikan diri sebagai tanah yang kaya akan warisan seni dan budaya. Ribuan warga tumpah ruah di sepanjang jalan utama untuk menyaksikan Parade Gebyar Seni Budaya dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia Tahun 2025, di Sepanjang Jalan Soekarno Hatta Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Sabtu (23/8). 

Sorak-sorai penonton menyambut setiap penampilan yang melintas. Ada yang mengenakan pakaian tradisional, ada pula yang membawa alat musik khas. Semua larut dalam suasana semarak, seakan menegaskan bahwa budaya bukan hanya untuk ditonton, tetapi juga dirayakan bersama.

Dalam sambutannya, Bupati Magelang Grengseng Pamuji menyampaikan rasa bangga sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat.

"Parade ini bukan sekadar pesta rakyat, tetapi bukti nyata semangat gotong royong warga Magelang. Dari perangkat daerah, pelaku UMKM, komunitas seni budaya, hingga masyarakat yang hadir, semua memberi warna tersendiri. Inilah kekuatan kita,” kata Grengseng.

Grengseng menekankan, parade ini juga menjadi implementasi UU Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, serta ajang seleksi bagi calon Duta Seni Kabupaten Magelang. 

Parade ini juga menjadi wadah seleksi. Sebanyak 21 kecamatan bersaing memperebutkan penyaji terbaik 1 hingga 3 serta juara harapan, sementara peserta dari sub-rayon, OPD, BUMN, BUMD, instansi vertikal, dan kelompok masyarakat berebut gelar juara favorit.

Ia menambahkan, Parade Gebyar Seni Budaya bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga ruang ekspresi, simbol kebangkitan budaya lokal, serta wujud cinta tanah air.

"Semoga kegiatan ini memperkuat persatuan, menginspirasi generasi muda, dan menjadi bagian dari pembangunan Kabupaten Magelang yang berkarakter, berbudaya, dan berdaya saing," pungkasnya.

Di balik meriahnya parade, tersimpan kisah-kisah inspiratif dari para peserta. Salah satunya Paguyuban Krido Birowo dari Dusun Sawangan, Kecamatan Sawangan. Mereka tampil dengan kesenian Jathilan, setelah berlatih hingga lembur selama setengah bulan.

"Personel kami ada 50 orang, tapi yang tampil kali ini 20. Kami rutin latihan sebulan sekali dan terbuka bagi siapa saja yang ingin bergabung. Tujuannya satu melestarikan budaya," kata Rahmat, perwakilan dari Sawangan.

Dari unsur instansi vertikal, Sekretariat DPRD Kabupaten Magelang (Setwan) ikut ambil bagian dalam Parade Gebyar Seni Budaya dengan menampilkan kesenian Reog. Menariknya, penampilan ini tidak dilakukan sendirian, melainkan melalui kolaborasi dengan grup Singo Dilogo dari Sumber Dukun, sehingga menghasilkan sajian pertunjukan yang megah dan penuh energi. Dengan penuh semangat, mereka membawakan kisah Prabu Klono Sewandono yang berjuang meminang Dewi Songgo Langit.

Kabag Umum Setwan sebagai Penanggung Jawab Peserta Kesenian Reog, Agung Purwadi, menjelaskan bahwa keikutsertaan DPRD dalam parade kali ini bukan sekadar untuk memeriahkan acara, tetapi juga menyampaikan pesan moral yang dalam.

"Kami ingin menjadikan budaya sebagai media aspirasi yang erat kaitannya dengan fungsi DPRD. Melalui seni, kami percaya hubungan antara DPRD dan masyarakat dapat terjalin lebih dekat," kata Agung. 

Tidak hanya peserta, masyarakat pun ikut menjadi bagian dari cerita parade ini. Marfuah, warga Kecamatan Pakis, mengaku rela datang jauh-jauh bersama keluarganya demi menonton.

"Luar biasa, banyak sekali kesenian yang ditampilkan. Saya berharap kelompok-kelompok seni seperti ini terus diberi wadah dan dukungan dari pemerintah," ujar Marfuah. 

Parade Gebyar Seni Budaya tahun 2025 tercatat bukan sekadar sebuah acara tahunan, melainkan sebuah perayaan kebersamaan yang mempertemukan pemerintah, seniman, dan rakyat dalam satu panggung: panggung kebudayaan Magelang.






Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar