Jadi Sekolah Penggerak, SMP BW Launching BLS

Dilihat 2075 kali
Launching Bentara Learning System (BLS), salah satu metode pembelajaran during mengacu pada kurikulum merdeka

BERITAMAGELANG.ID-Jadi satu dari 10 ribu Sekolah Penggerak di Indonesia, SMP Bentara Wacana (BW) Muntilan, melaunching Bentara Learning System (BLS), Kamis (11/8/2022). BLS adalah salah satu metode pembelajaran during mengacu pada kurikulum merdeka, yang tahun ini mulai dipergunakan di SMP BW Muntilan.

Kepala SMP Bentara Wacana Muntilan, Elisabeth Juni disela-sela launching mengatakan, kurikulum merdeka dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel sekaligus berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. 

"Mengacu pada kurikulum merdeka ini, pada awal pembelajaran baru kemarin, seluruh peserta didik mengikuti test akademik maupun non akademi. Ini dilakukan untuk mengetahui karakter siswa termasuk karekter cara siswa belajar. Kalau kita tahu karakter setiap siswa, kita bisa menyesuaikan," katanya.

Disampaikan, di sekolahnya juga ada kegiatan ko kurikukum yang bertujuan agar siswa jadi pelajar Pancasila. "Ditempat kami, setiap Hari Sabtu khusus pembelajaran tentang Pancasila. Hal ini dilakukan, untuk menciptakan pelajar Pancasila. Melalui metode ini, ada enam dimensi yang akan dibangun dari siswa, tujuannya agar siswa mandiri, kreatif, inovatif, imam bertaqwa pada Tuhan, bergotong royong dan siswa yang berbhineka tunggal ika," jelasnya.

Dr. Wahyudi dari Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mengatakan, konsep pembelajaran pelajar pancasila adalah pelajar mampu mengembangkan karakter melalui spiritualitas, kreatifitas, imajinasi dan intelegensi. Ada 10 faktor utama agar sukses, diantaranya menjadi siswa yang jujur, disiplin, mudah bergaul, mendapat dukungan dari para pendamping, belajar lebih keras dan dapat membangun relasi. 

"Yang jelas, siswa cerdas sesuai pengamalan Pancasila itu tidak hanya cerdas dari isi kepala dan ketrampilan saja, tapi juga didukung hati yang baik, jujur dan bertaqwa kepada Tuhan," imbuhnya.

Model BLS sendiri, kata Wahyudi, ada 3 CM (Cool, Critical, Creative Meaningful). Yakni pembelajaran yang menyenangkan, tapi juga menantang. Kemudian mengajak siswa dapat berpikir kritis dan menghasilkan produk kreatif serta memberikan makna dan pembentukan pembiasaan baik.

"Kelebihan 3 CM, ada hirarki berpikir yang runtun, ada kesempatan berkarya, dan pembentukan karakter baik," ungkapnya. 

Sementara Mustakim, Pengawas SMP dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang, dalam kesempatan itu mengapresiasi launching BLS tersebut. "Dari tujuh sekolah penggerak tingkat SMP di Kabupaten Magelang, lima sekolah yang saya dampingi. Dan apa yang dilakukan SMP BW hari ini, sungguh luar biasa. Salah satu pilar penguatan sekolah penggerak adalah digitalisasi pembelajaran seperti apa yang dilakukan di SMP BW ini. Semoga BLS ini akan menginspirasi sekolah-sekolah penggerak yang lain. satu nilai plus SMP BW karena sudah mampu bermitra dengan stakeholder terutama dari perguruan tinggi," imbuhnya.

Ditegaskan Mustakim, setiap perubahan dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerja iklas. "Sukses dibidang pendidikan tidak hanya karena kerja para pendidik di sekolah, tapi juga peran orang tua (wali) serta lingkungan. Tiga komponen ini harus bersinergi dan berkolaborasi," pungkasnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar