Jamaah Masjid Langgar Agung Diponegoro Kembali Gelar Ibadah Ramadan

Dilihat 1155 kali
Para Santri Ponpes Nurul Falah, yang berada di Komplek Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro mengggelar kegiatan ibadah Ramadan di Masjid tersebut
BERITAMAGELANG.ID - Satu tahun pandemi Covid-19 melanda negeri ini, hingga dua kali bulan Ramadan, tak menyurutkan semangat beribadah, termasuk warga di sekitar Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro.

Aktivitas jamaah di masjid bersejarah tersebut, Ramadan kali ini kembali berjalan, seperti ibadah salat tarawih, tadarus serta ibadah lainnya.

"Pada bulan Ramadan tahun lalu kegiatan pengajian pagi dan tadarus malam ditiadakan, namun Ramadan kali ini kembali  digelar," ucap Takmir Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro, Ma'mun Hidayat, Sabtu (17/4/2021).

Termasuk santri Pondok Pesantren Nurul Falah, yang berada di Komplek Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro, juga kembali berkegiatan di masjid tersebut.

"Jumlah santri putra ada 113, santri putri ada 175, ada yang berasal dari luar Magelang seperti Sragen, Wonosobo, Banjar, Jakarta, Pekalongan,  Jogja, Wonogiri, namun mayoritas tetap dari Magelang. Status santri kebanyakan adalah pelajar mulai dari tingkat, MTs, Aliyah dan SMK," jelas Ma'mun Hidayat, yang juga santri di Ponpes tersebut.

Masjid Langgar Agung Pangeran Diponegoro berada di Dusun Kamal Desa Menoreh, Kecamatan Salaman di kompleks MA/MTs Diponegoro. 

Bangunan ibadah tersebut dinamakan demikian karena pernah digunakan sebagai tempat Pangeran Diponegoro melakukan aktivitas ibadah, saat terjadi perang melawan Belanda.

"Tepatnya di ruang pengimaman masjid ini, dulu Pangeran Diponegoro pernah Mujahadah di tempat itu, di sebelahnya ada pohon belimbing untuk mengikat kuda Sang Pangeran.

Hal itu disebut petilasan, kemudian oleh masyarakat kemudian dibangun langgar atau musala. Seiring waktu semakin disesuaikan hingga menjadi bangunan masjid, meskipun masih memakai nama langgar. Langgar adalah tempat salat yang lebih kecil daripada masjid," terang Ma'mun Hidayat.

Cerita sejarah lainnya, di lokasi sekitar masjid dulunya merupakan hutan belantara. Saat itu Pangeran Diponegoro akan berangkat berunding dengan pihak Belanda di Magelang.

Ketika pasukan Diponegoro hendak melaksanakan salat, dibuatlah tatanan batu untuk alas salat, atau langgar. Hal itu menjadi awal mula bangunan tersebut berdiri dan menjadi bagian dari sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro.

Dalam perkembangannya, sekitar tahun 1960-an, atas prakarsa Jenderal Sarwo Edi Wibowo, dimulailah pembuatan pondasi masjid, dengan letak pengimaman berada di atas tatanan batu alas salat itu. Tahun 1972 pembangunan masjid selesai dilakukan dan kemudian disematkan nama Masjid Langgar Agung.

"Di Masjid ini juga terdapat peninggalan Pangeran Diponegoro berupa Al Quran tulis tangan, keris dan kitab," ungkap Ma'mun Hidayat.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar