BERITAMAGELANG.ID - Sendang Hageng di Dusun Gatak, Mungkid, Kabupaten Magelang, menjadi salah satu tempat warga menjalani tradisi padusan menjelang puasa.
Padusan merupakan tradisi yang biasanya dilakukan masyarakat Jawa menyambut datangnya bulan Ramadhan. Tradisi ini bertujuan membersihkan diri sehingga memasuki bulan puasa dalam kedaan suci.
Salah satu tempat yang sering menjadi tujuan warga melakukan padusan adalah Sendang Hageng. Warga memilih kolam ini sebagai tempat menyucikan diri karena sumber airnya alami langsung dari mata air.
Menurut penjaga loket Sendang Hageng, Susilowati, biasannya pengunjung datang untuk padusan sehari sebelum menjalani puasa.
"Sekitar 200 sampai 400 orang. Tapi kan nggak dalam satu waktu. Nanti sebagian selesai, ada lagi yang masuk. Perkiraan jumlahnya segitu dalam satu hari," kata Susilowati, Selasa (25/2/2025).
Jumlah itu berdasarkan situasi padusan di Sendang Hageng sebelum puasa tahun lalu. Diperkirakan jumlah pengunjung yang akan melakukan tradisi padusan tahun ini tidak jauh berbeda.
Padusan Murah Meriah
Meski jumlah pengunjung diperkirakan membludak, Paguyuban Tirta Kencana sebagai pengelola Sendang Hageng tidak melakukan persiapan khusus.
"Nggak ada persiapan khusus. Soalnya kita di dalam juga nggak ada wahana apa-apa. Cuma kolam dan pelampung saja yang sudah ada," terangnya.
Kata Susilowati, orang yang datang biasanya memaklumi jika situasi di sendang menjadi sangat ramai saat pelaksanaan tradisi padusan.
"Dimana-mana padusan itu ramai ya. Jadi orang sudah maklum karena momennya," lanjutnya.
Pengelola Sendang Hageng juga tidak menetapkan harga tiket khusus selama padusan. Pengunjung dewasa dikenakan tarif Rp10.000 dan anak-anak Rp5.000.
"Tidak ada kenaikan harga. Juga tidak ada kortingan harga khusus untuk padusan. Pada hari biasa untuk rombongan anak sekolah baru ada beda harga," jelasnya.
Pengelola sendang pernah menyamakan tarif saat padusan, Rp10.000 untuk semua pengunjung. Akibatnya banyak anak-anak batal masuk karena keberatan.
"Keberatan karena biasanya hanya Rp5.000," kata dia.
Pada hari biasa, pengunjung di kolam renang Sedang Hageng tidak banyak. Sekarang menjamur kolam renang baru di Magelang, yang menyebabkan jumlah pengunjung berkurang.
"Kadang mau dapat Rp200.000 sampai Rp300.000 saja susah. Sudah ngos-ngosan untuk bisa stabil dapat Rp300.000 setiap hari," kata Susilowati.
Jadwal Khusus Perempuan
Pemasukan untuk pengelola kolam renang terbantu dari rombongan sekolah atau pondok pesantren yang rutin menggunakan Sendang Hageng. Ada tambahan juga dari pengunjung khusus perempuan yang terjadwal renang setiap Selasa dan Sabtu, pukul 07.00 hingga 10.00 WIB.
Pada jadwal tersebut kolam renang ditutup dan hanya menerima pengunjung perempuan. Jumlah pengunjungnya lumayan untuk menutup target pendapatan Sendang Hageng.
"Ada banyak permintaan. Mereka kan ada yang ingin berenang tapi nggak perlu pakai hijab. Kalau pagi anak-anak sekolah, jadi kolam renang kosong," ujarnya.
Pada jadwal khusus itu rata-rata kolam diisi oleh 12 orang perempuan.
"Lumayan dapat Rp120.000. Makanya itu potensi itu di hari-hari tertentu. Hari Selasa kalau dari Pondok Merapi Merbabu datang itu lebih ramai," ungkapnya.
Salah seorang warga Mungkid, Isnaini Listiarini, memanfaatkan jadwal khusus penggunaan kolam untuk perempuan. Tiap Selasa dia menyempatkan diri renang di Sendang Hageng.
"Lebih nyaman buat saya. Secara agama kan perempuan tidak boleh bercampur dengan laki-laki. Kebetulan di sini ada jadwal kolam renang khusus akhwat, ya saya manfaatkan. Tiap pekan renang di sini," kata Isnaini.
Isnaini mengaku merasa nyaman renang di Sendang Hageng karena airnya langsung dari mata air.
"Masih alami jadi nggak pakai kaporit. Nggak berbahaya untuk kulit dan mata. Buat anak-anak juga lebih aman," jelasnya.
Menurut dia, Sendang Hageng sudah cukup dikelola dengan baik. Dia berharap ada tambahan wahana area bermain air untuk anak.
"Sudah cukup bagus. Kalau bisa fasilitas untuk anak-anak ditambahin perosotan atau apa begitu. Dari segi kebersihan, sudah cukup bagus," kata dia.
0 Komentar