Kabupaten Magelang Miliki Banyak Produk Kualitas Ekspor

Dilihat 5508 kali
Bintek Akselerasi Ekspor yang diinisiasi anggota DPR RI Komisi IV Vita Ervina.

BERITAMAGELANG.ID - Kabupaten Magelang dinilai memiliki banyak produk unggulan kualitas ekspor, terutama pertanian. Seperti beras organik, buah salak, kemukus, porang bahkan daun pakis.


"Yang tidak kita sangka, ternyata daun pakis (fern leaf) juga diekspor ke Jepang dan Australia," kata Turhadi, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Semarang saat kegiatan Bimbingan Teknis Akselerasi Ekspor (Standar Produk Pertanian Berorientasi Ekspor), di Wisma Sejahtera Magelang, Jumat (16/9/2022). Kegiatan yang diinisiasi anggota DPR RI Vita Ervina ini diikuti para petani di wilayah Kabupaten Magelang.


Turhadi menambahkan, Daun Pakis yang banyak tumbuh di lereng gunung Sumbing ini tiap bulan bisa mengirim antara 18-20 ton. Daun Pakis mulai diekspor sejak dua tahun lalu. 


“Sekarang rutin satu bulan dua kali kiriman. Negara Jepang dan Australia maua menerima berapapaun jumlahnya apabila barangnya memang ada," kata Turhadi.


Produk pertanian lain yang juga rutin diekspor adalah Salak Srumbung. Setiap minggu bisa mengirim 7-10 ton. Menurut Turhadi, kontinuitas barang memang harus terus didorong. Apalagi, pasar ekspor harus spesifik komoditasnya. 


“Seperti kalau salak tidak boleh ada lalat buahnya," ujarnya.


Unggulan lain adalah beras organik, kopi, kentang dan porang. 


“Magelang okelah hasil pertaniannya," kata Turhadi.


Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtyas menambahkan, Kabupaten Magelang merupakan sentra produksi beras organik dengan luasan 920 hektar. Hasil produksi per tahun mencapai 8.900 ton dan kini bertambah menjadi 1.200 ton. Beras organik dari wilayah ini sangat diminati pasar luar negeri seperti Eropa, terutama mentik wangi dari Sawangan. Beras organik lainnya berasal dari Dukun, Grabag dan Bandongan.


Sementara itu, eksportir yang sudah memiliki bendera sendiri baru ada satu, yakni salak. Untuk komoditas lain, masih menggunakan bendera yang berbeda.


Beberapa komoditas unggulan ekspor di wilayah Kabupaten Magelang, selain beras dan salak, ada edamame dan ubi jalar, kemukus, porang dalam bentuk cip dan juga bunga hias dari kecamatan Ngablak.


Untuk komoditas salak, setiap minggu mengirim 6 ton ke Kamboja. Namun juga mengirim ke pasar mall seluruh Indonesia sebanyak 6 ton.


Ade mengingatkan, petani hendaknya bisa memenuhi persyaratan dari eksportir. Misal kebun harus sudah diregristrasi sesuai SOP. 


“Yang masih sering dilupakan teman-teman adalah memperpanjang perizinan. Padahal itu sangat penting," ucap Ade.


Anggota DPR RI Komisi IV Vita Ervina menambahkan, dirinya selaku anggota DPR RI, berupaya terus mendorong pemerintah melalui kementrian pertanian untuk mengoptimalkan grand design pertanian sert peran dan sinergitas antar eselon I sebagai peta jalan, untuk mendorong ekspor produk pertanian di Indonesia. Grand design itu bertujuan meningkatkan pendapatan petani secara luas.


Ia mengatakan, para peserta bimtek kali ini merupakan ketua atau perwakilan kelompok tani dari berbagai macam komoditas baik itu holtikultura dan tanaman pangan yang tersebar di Kabupaten Magelang. 


“Saya berharap kegiatan ini bisa sebagai ajang menjalin komunikasi, koordinasi dan tentu pengetahuan di bidang pertanian, sehingga petani mampu meningkatkan produktivitasnya dan secara ekonomi dapt meningkatkan kesejahteraan," pungkas Vita.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar