Kemendikbudristek Gelar Pekan Konsolidasi Tenaga Budaya dan Konferensi Tanah Air

Dilihat 859 kali
Rangakaian acara pembukaan PEKAT di balkondes Karangrejo Borobudur, Kamis (8/9/2022).

BERITAMAGELANG.ID - Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar Pekan Konsolidasi Tenaga Budaya (PEKAT) dan Konferensi Tanah Air, di Balkondes Karangrejo Borobudur, Kamis (8-10/2022). PEKAT merupakan ajang bertemunya tenaga budaya dari berbagai stakeholder yang nantinya akan berdialog untuk hidup yang berkelanjutan.

"PEKAT ini untuk mempertemukan para pelaku kebudayaan dari berbagai stakeholder untuk hidup yang berkelanjutan," kata  Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid usai membuka PEKAT.

Dalam pembukaan di gelar upacara Wiwitan. Wiwitan sendiri sebagai  wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri atau Dewi Padi yang telah menumbuhkan padi. Wiwit  artinya mengawali. Jadi Wiwitan merupakan tradisi untuk mengawali panen padi. Wiwitan diawali dengan doa oleh kaum setempat.

Uniknya, seluruh tamu undangan diminta untuk menancapkan hasil bumi seperti sayur mayur, singkong  dalam gunungan yang sudah dipersiapkan. Selain itu juga digelar selamatan di tengah sawah di sekitar Balkondes.

Hilmar mengatakan, bahwa ritual yang digelar merupakan kebudayaan yang hampir selalu berkenaan dengan hubungan manusia dan alam. "Jadi kita disini ingin mengingatkan kembali betapa pentingnya memasukkan hubungan dengan alam itu dalam pembicaraan tentang budaya," katanya.

Selama ini, ujarnya, mungkin kita menganggap bumi itu konstan, padahal terus bergerak dan terus mengubah dari waktu ke waktu. "Sedangkan kita dalam keadaan yng kurang begitu baik, karena degradasi lingkungan, adanya iklim dan seterusnya," ungkapnya.

Karena itu, ia ingin dalam PEKAT ini, semua pelaku budaya, pemerintah daerah maupun pusat untuk diingatkan kembali pentingnya kebudayaan. "Ini tidak sekedar konsolidasi namun juga untuk meneguhkan komitmen bahwa budaya itu sejatinya memastikan bumi tidak konstan," kata Hilmar.

Ia berharap, pelaku budaya yang terlibat dalam PEKAT ini untuk bisa saling bertukar pengalaman. Karena hal itu penting untuk disirkulasikan.

Hilmar juga menyebutkan, di lingkungan gerakan akar rumput, khususnya di tingkat desa, telah tumbuh berbagai prakarsa untuk menemu-kenali potensi budaya setempat. Program Desa Pemajuan Kebudayaan adalah himpunan dari aneka prakarsa semacam itu. Melalui dukungan dari para fasilitator tingkat desa, yang disebut Daya Desa, warga desa di berbagai penjuru Indonesia menghimpun tenaga untuk menggulirkan perubahan dalam tata kelola pembangunan desa masing-masing.

Seluruh desa di kawasan Borobudur pun berhimpun dalam platform Desa Pemajuan Kebudayaan dan menggelar rangkaian Pasar Budaya sejak Juli-September 2022 yang menghadirkan berbagai produk unggulan yang dihasilkan selama mengikuti program Desa Pemajuan Kebudayaan.

"Semuanya adalah contoh nyata bagaimana budaya lokal dapat menjadi sumber inspirasi bagi terciptanya gaya hidup baru yang lebih berkelanjutan," imbuhnya.

Bersamaan dengan rangkaian program Desa Pemajuan Kebudayaan, bergulir pula rangkaian kegiatan Pekan Kebudayaan Daerah yang diselenggerakan di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Aneka prakarasa rakyat yang telah bergulir sejak awal 2022 itu akan berhimpun menjadi satu kekuatan raksasa yang menjadi landasan bagi G20 Culture Ministers Meeting.

Semua ide dan praktik yang telah dihasilkan itu  dihadirkan dalam sebuah wadah permufakatan masyarakat, yakni Pekan Konsolidasi Tenaga Budaya (PEKAT Budaya). Kegiatan ini  mempertemukan perwakilan dari setiap pelaku prakarsa budaya untuk hidup berkelanjutan, meliputi KIKI,

KBKM, Desa Pemajuan Kebudayaan dan PKD. Dilaksanakan secara paralel di tiga desa dikawasan Borobudur (Karangrejo, Karanganyar, Wanurejo).

Forum musyawarah kolektif yang mempertemukan pelaku budaya, akademisi dan warga desa ini diharapkan dapat menciptakan pesan kunci rumusan "Amanat Borobudur" yang akan disampaikan pada pertemuan tingkat menteri negara-negara G20 pada 13 September 2022.

Untuk mengantarkan pesan kunci itu, warga desa di kawasan Borobudur akan menggelar Kirab Budaya dari Candi Pawon ke Borobudur pada 12 September dan mengadakan Rapat Raksasa setibanya mereka di Lapangan Lumbini, Borobudur.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar