Oleh: P. Budi Winarto, S.Pd*)
DI luar kegiatan pembelajaran intrakurikuler, dalam kurikulum merdeka sebenarnya sekolah-sekolah diberi kesempatan dan keleluasaan untuk mengatur dan menyusun kegiatan-kegiatan tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan para siswa, yang secara teknis di masukkan dalam jam pembelajaran/kegiatan ekstrakurikuler. Pada jam-jam inilah sekolah dapat leluasa meramu dan mengatur pembelajaran di luar bidang akademis. Paling sedikit sekolah memberi wadah bagi siswa agar mengembangkan kemampuan diri di luar kemampuan bidang akademisnya.
Di era Kurikulum merdeka sekolah diberikan keleluasaan dan kesempatan untuk merancang dan mengatur kegiatan-kegiatan di sekolah, baik intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Dengan kesempatan yang terbuka seperti ini, seyogyanya sekolah sebagai sebuah lembaga yang mendampingi dan mengarahkan tumbuh kembang anak, dapat bertindak lebih cerdas sehingga mampu membaca peluang yang dapat digarap, yakni dengan memilihkan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang orientasinya antara lain dapat memberi bekal kepada para siswa agar nantinya berkembang secara menyeluruh dengan tidak hanya mengandalkan kemampuan akademisnya.
Pilihan kegiatan ekstrakurikuler apa yang tepat? Inilah hal mendasar yang harus dicarikan jawabannya. Tanpa bermaksud mengecilkan pentingnya pembelajaran di jam-jam intrakurikuler, maka sekolah dapat memilihkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang sifatnya dapat dipelajari secara praktis, namun memberi pengalaman kepada siswa untuk berlatih menyiasati hidup agar mampu hidup mandiri. Misalnya kegiatan Kuliner, Ketrampilan menjahit, Kerajinan tangan maupun kegiatan lain yang kelak dapat dikembangkan menjadi kegiatan kewirausahaan.
Kegiatan ekstrakurikuler yang memperkenalkan keterampilan, tentu sekaligus dapat lebih diperdalam dengan mengajarkan ilmu kewirausahaan sehingga literasi kewirausahaan para siswa semakin meningkat. Sebagai contoh, ketika sekolah memilihkan kegiatan ekstrakurikuler berupa kuliner yang berarti berkaitan dengan masak-memasak, sekolah dapat menggandeng lulusan lembaga pendidikan yang memiliki jurusan tata boga. Sekolah mengajak lulusan yang ahli dalam bidang ini untuk berbagi ilmu dengan siswa di sekolahnya. Tentunya dapat ilmu pengetahuan yang dapat dipetik di antaranya tentang resep-resep masakan , melalui resep-resep yang simple untuk dinikmati sendiri, sampai resep masakan yang kelak dapat diproduksi oleh siswa untuk menambah penghasilan atau uang tabungan mereka. Selain itu siswa lebih jauh mengenal alat-alat masak, cara penggunaan dan pemeliharaannya, mempelajari kandungan atau nilai gizi dari sebuah masakan, cara menghidangkannya maupun kemampuan pengelolaan usaha dalam bidang boga/makanan. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, sekali waktu sekolah bisa mengajak siswa berkunjung ke dapur rumah makan tertentu untuk melihat proses memasak sampai pengelolaannya, atau mengundang orang-orang sukses di bidang kewirausahaan pangan untuk berbagi pengalaman dan ilmu manajerial kepada siswa di sekolah.
Demikian juga halnya dengan kegiatan keterampilan lain yang sifatnya keterampilan tangan baik itu keterampilan jahit menjahit maupun kerajinan tangan, yang dapat dijadikan sebagai pilihan untuk kegiatan ekstrakurikuler. Sekolah dapat mengelola dengan cara bekerja sama dengan beberapa home industri yang ada di sekitar sekolah.
Jika bidang keterampilan sudah terbukti mampu menjanjikan untuk sebuah sandaran bagi kelangsungan kehidupan, kenapa tidak diperkenalkan dari mulai jenjang pendidikan dasar. Siapa tahu ke depannya nanti dapat dijadikan sebagai alternatif untuk sebuah pekerjaan.
Kewirausahaan Dikemas dalam Ekstrakurikuler
Disela-sela jam ekstrakurikuler, pihak sekolah dapat memperkenalkan seluk beluk kewirausahaan dengan sekali waktu mengundang pengusaha di bidang pangan, maupun di bidang keterampilan â kerajinan tangan yang telah sukses yang usahanya mungkin berada di sekitar sekolah atau di tempat lain. Dalam moment seperti itu, beri kesempatan kepada para siswa untuk berdialog secara terbuka dengan para pengusaha itu, sehingga siswa dapat menggali dan menimba resep kunci keberhasilan para pengusaha yang merintis dari titik nol hingga mereka melesat mencapai puncak keberhasilan.
Jika memiliki hubungan baik dengan pengusaha yang berkaitan ekstrakurikuler sekolah, maka sekolah dapat menempuh strategi kerjasama dengan cara; pihak sekolah memintakan izin kepada para pengusaha agar sekali waktu para siswa diberi kesempatan magang pada saat hari libur sekolah di beberapa tempat usaha yang mereka miliki. Di tempat itulah para siswa dapat belajar membuat, memodifikasi atau pun memasarkan hasil usaha.
Misalnya ketika ada pameran perdagangan, sekolah memintakan izin agar siswa âsiswinya boleh ikut terlibat langsung dalam sebuah pameran dengan membantu salah satu pengusaha tertentu mulai dari mempersiapkan hasil karya yang akan dipamerkan/dijual di tempat pameran, hingga ikut menjaga stand pameran pada saat pameran. Sehingga siswa secara langsung dapat belajar bagaimana cara yang baik untuk menawarkan dan melayani konsumen sehingga konsumen tertarik untuk membeli hasil karya yang dipamerkan. Dengan demikian, siswa bukan hanya mengenal bagaimana cara membuat sebuah hasil karya tetapi juga mendalami teori dan sekaligus pengalaman seseorang dalam memasarkan hasil karya.
Cara lain yang bisa ditempuh sekolah adalah ketika event Bazar Sekolah, para siswa diberi kesempatan membuka stand untuk memamerkan hasil karya mereka. Hasil karya yang dipamerkan dan dijual adalah hasil karya mereka setelah menekuni dan mendalami bidang ekstrakurikuler yang dipilih sendiri. Berapapun yang mereka peroleh dari hasil penjualan pasti akan sangat membanggakan. Dengan begitu mereka memperoleh pengalaman berharga yang tidak mereka peroleh di ekstra lain. Dan yang perlu siswa sadari, dengan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang tidak terpatok pada bidang akademis, mereka dapat membangun rasa percaya diri untuk berani memulai dan mencoba sesuatu yang berbeda dalam bidang pembelajaran terapan yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi masa depan mereka. Semoga.
*)Penulis guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang.
0 Komentar