Oleh: P. Budi Winarto, S.Pd*)
TIDAK lama lagi kegiatan pembelajaran di Tahun ajaran 2022-2023 selesai. Setelah itu peserta didik akan memasuki masa liburan sekolah. Salah satu kegiatan mengisi libur sekolah yang telah terprogram adalah studitour. Studitour merupakan salah satu sarana menimba pengalaman di lokasi baru yang belum pernah dikunjungi siswa. Adapun tujuan kegiatan studitour antara lain, pertama Mengurangi kebosanan dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada hari sekolah efektif yang menyangkut kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Kedua, Memulihkan semangat belajar yang menurun karena kepenatan mengikuti kegiatan rutin pembelajaran.Ketiga, Menyegarkan motivasi dan partisipasi belajar yang menurun.
Keempat, Menumbuhkembangkan semangat kebangsaan dan kepedulian terhadap situasi dan kondisi, sehingga mampu mencermati pesona wisata, dan kelima, Mengenal secara dekat terhadap kondisi lingkungan fisik, sosial, dan budaya, sehingga tumbuh kesadaran untuk tetap melestarikan eksistensinya.
Meski studitour merupakan program tahunan OSIS yang tidak mengikat, artinya sekolah memberi kebebasan kepada siswa untuk ikut atau tidak, namun kenyataannya siswa lebih terobsesi ikut karena teman dan tidak memperhatikan kondisi sosial ekonomi orang tua yang pas-pasan, khususnya bagi golongan ekonomi menengah ke bawah. Biaya transportasi dan akomodasi studitour menambah beban berat orang tua siswa di samping biaya sekolah yang cukup besar. Sementara keuntungan dari kegiatan studitour baru dirasakan oleh biro-biro perjalanan dan pengelola tempat wisata.
Di samping itu, unsur studi kurang mendapat penekanan dalam kegiatan ini, tour atau wisatalah yang lebih diutamakan. Agar tidak mengurangi makna kegiatan, pelaksanaan studitour perlu diarahkan menjadi studitour terpadu. Selain mengisi liburan dengan tour, siswa diberi tugas membuat laporan dari hasil temuan di lokasi studitour. Selama ini laporan siswa belum menunjukkan hasil yang signifikan. Oleh karena itu, perlu digalakkan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) yang dibimbing dengan cermat, terarah dan terpadu. Apabila kita cermati, kegiatan pembuatan laporan karya tulis ilmiah di kalangan siswa belum dibudayakan.
Studitour Terpadu
Konsep studitour terpadu sebenarnya hampir sama dengan studitour yang telah lama kita kenal, namun terdapat beberapa perbedaan, yaitu:
Deskripsi Kegiatan
Sebagai contoh objek wisata yang telah ditentukan dalam kegiatan studitour yaitu Pura Mangkunegaran Surakarta. Guru pembimbing sesuai dengan disiplin ilmu yang dimiliki menempati pos-pos tertentu dan bekerja sama dengan pengelola objek wisata Pura Mangkunegaran Surakarta. Peserta studitour dibagi menjadi beberapa kelompok. Agar tiap kelompok mampu mencermati dan menggali informasi secara lengkap, maka waktu masuk setiap bagian atau ruang dalam Pura Mangkunegaran perlu dilakukan secara bergilir untuk masing-masing kelompok.
Dari hasil temuan selama berada di Pura Mangkunegaran, siswa diwajibkan membuat laporan dalam bentuk karya tulis ilmiah (KTI). Untuk itu, terlebih dahulu siswa perlu memahami dan mendalami pengertian dan ciri-ciri, syarat-syarat, dan bentuk karya tulis ilmiah (KTI) tersebut. Ciri-ciri karya tulis ilmiah (KTI) adalah:
Syarat-syarat tulisan ilmiah adalah:
Pengertian Laporan
Laporan adalah tulisan yang dibuat oleh seseorang setelah melakukan percobaan, peninjauan, observasi, bedah buku, dan sebagainya. Laporan yang dibuat oleh siswa peserta studitour merupakan bagian dari bentuk KTI, namun agar laporan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam penulisan laporan ilmiah, perlu mencermati hal-hal sebagai berikut:
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Agar kegiatan studitour terpadu dapat memotivasi siswa dalam penyusunan KTI, maka:
*)Penulis adalah guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang.
0 Komentar