"Eh lihat deh foto ini, ya ampun katanya ini anak kecilnya kena badai, terus lagi ngungsi bareng peliharaannya, kasian banget lihatnya"
"Oh foto ini, aku juga kaget awalnya ngerasa kasian banget, tapi ternyata ini itu cuma hasil editan."
"Hah! ini editan? kok rapi banget, mana aku udah simpati banget karena foto ini."
"Nah itu, sekarang itu bukan cuma foto editan biasa, pakai yang namanya AI orang bisa bikin gambar atau video yang kelihatan nyata banget! makannya kita harus hati-hati karena hoaks itu disebar emang untuk memancing perasaan berlebihan"
Begitulah percakapan yang saya lakukan dengan seorang teman beberapa waktu lalu. Saat informasi terus mengalir cepat dari berbagai sumber di media sosial, tak jarang kita menemukan konten yang terlihat asli, padahal bukan. Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini mampu menciptakan gambar, video, bahkan suara yang tampak sangat meyakinkan sehingga sulit dibedakan dari kenyataan. Hal ini membuka peluang bagi penyebaran hoaks atau berita palsu yang bisa menyesatkan banyak orang.
Dengan perkembangan AI, kita perlu lebih waspada. Saat ini, tidak semua konten yang kita lihat atau dengar di internet adalah asli, meskipun tampak begitu meyakinkan.
Contoh hoaks lain yang pernah menjadi viral lainnya adalah foto Paus Fransiskus yang mengenakan jaket puffer putih merek mahal. Gambar ini menjadi viral, dan banyak orang yang percaya bahwa itu nyata. Belakangan terungkap bahwa gambar tersebut dihasilkan oleh alat AI sebagai penggambaran fiksi dan kreatif, bukan berita nyata.
Melihat dari banyak reaksi yang didapat di media sosial terhadap sebuah foto ini saja menggambarkan betapa meyakinkannya konten yang dihasilkan AI dan potensi visual tersebut menyesatkan penonton jika tidak diidentifikasi dengan benar.
sumber foto : https://www.liputan6.com/
Mengapa Konten AI Sulit Dikenali?
AI saat ini telah mencapai kemampuan luar biasa dalam membuat konten realistis yang tampak benar-benar nyata. Dengan teknologi seperti Deepfake, AI dapat menghasilkan video seseorang yang berbicara sesuatu yang sebenarnya tidak pernah mereka katakan. AI generatif juga dapat menciptakan gambar wajah yang terlihat nyata padahal merupakan hasil rekaan.
Maka tak heran jika sekarang banyak yang sulit untuk membedakan konten AI dengan yang nyata. Informasi ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan hoaks atau informasi yang menyesatkan.
Lalu bagaimana agar kita menjadi netizen yang cerdas dan nggak gampang termakan hoaks konten-konten AI ini?
Ada beberapa langkah yang bisa diambil agar tidak mudah tertipu oleh konten AI:
Ayo, jadi netizen cerdas yang nggak gampang termakan hoaks! Di era teknologi AI yang makin canggih, banyak konten palsu tersebar di media sosial, mulai dari foto hingga video yang terlihat sangat meyakinkan.
Dengan pengetahuan dan kewaspadaan, kita bisa bilang "Nggak Ketipu!" biar nggak jadi korban berita palsu atau manipulasi informasi.
Penulis: Nida Muna Fadhila, Programmer pada Dinas Kominfo Kabupaten Magelang
0 Komentar