BERITAMAGELANG.ID - Warga Dusun Probolinggo, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang yang tergabung dalam Bank Sampah Beauty Rubbish, punya kegiatan unik selama pandemi Covid - 19, yakni mengumpulkan sayuran untuk disedekahkan kepada warga.
"Sedekah sayuran ini, kami lakukan sejak Pandemi Covid-19 2020 dan bertahan hingga sekarang," kata Ketua Bank Sampah Beauty Rubbish, Tri Wahyuni, saat menerima tim juri lomba bank sampah dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Selasa (16/3/2021).
Menurut Tri Wahyuni, awalnya pengurus bank sampah prihatin terhadap Pandemi Covid -19 tahun 2020 silam, dimana warga kesulitan mendapatkan sayuran. Kemudian, pengurus punya inisiatif untuk membantu warga dengan sedekah sayur.
"Dulu, kami punya uang Rp300 ribu untuk membeli sayuran berupa kobis, bayam, tempe, tahu, telur, mi instan dan lainnya. Lalu sayuran tersebut dikemas sebanyak 100 paket, kemudian oleh anggota bank sampah dibagikan kepada anggota dan warga sekitar," ujarnya.
Bahkan, lanjut Tri, sedekah sayuran yang dilakukan setiap hari Jumat tersebut, hingga saat ini masih berlangsung, apalagi mendapat respon dan dukungan positif dari warga luar desa.
âTernyata, sedekah sayuran ini mendapat sambutan positif dari warga lain yang membantu menyumbang untuk disedekahkan," jelasnya.
Plt Camat Salam, Wiharyanto menyatakan, penilaian bank sampah ini bisa menjadi pemicu warga untuk berperilaku bersih, dan bisa merangsang desa yang lain untuk berperilaku bersih dan sehat. Karena sampah, merupakan barang yang terpakai, dan kalau dibuang sembarangan bisa merepotkan dan mengganggu lingkungan.
Dan bagaimana sampah ini bisa ditangani agar bernilai ekonis, maka harus dikelola dengan baik melalui bank sampah.
âKami berharap, penanganan sampah bisa teratasi, karena penanganan sampah bisa dikelola secara berkesinambungan, dan bisa dapat mendatangkan uang," ujarnya.
Kasi Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Soko Wibowo menambahkan, lomba ini untuk menggairahkan pengelolaan bank sampah di tingkat desa. Harapannya, pengelolaan sampah di tingkat desa ini, bisa mengurangi volume sampah di TPA. Mengingat jumlah sampah di TPA sudah penuh, sehingga ada solusi penanganan sampah.
"Kita otimalkan penanganan sampah ditingkatkan di skala rumah tangga, agar masalah sampah berakhir di desa. Upaya penanganan sampah tingkat desa, saat ini pemerintah telah mengembangkan membangun TPS3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, dan Recycle) di tingkat desa teratasi,â pinta Soko Wibowo.
Lomba bank sampah yang digelar DLH Kabupaten Magelang, diikuti 21 bank sampah yang tersebar di 21 kecamatan. Lomba ini bertujuan meningkatkan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, sehingga penanganan sampah tidak sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
Sedangkan tim juri lomba bank sampah, adalah Sugiyanto (Forum Bank Sampah Gemilang), Rina (Pokja III PKK Kabupaten Magelang), Ali Subchi (PWI Kabupaten Magelang), serta Kasi Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Soko Wibowo.
0 Komentar