Manisnya Gula Jawa, Bahan Minuman Pelepas Dahaga saat Buka Puasa

Dilihat 179 kali
Proses pembuatan gula merah dari nira kelapa dimasak atau direbus, setelah mengental kemudian dititis untuk dicetak menggunakan tempurung kelapa dan siap untuk dijual. (foto:dok.).

BERITAMAGELANG.ID - Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, termasuk daerah penghasil gula Jawa. Bahan bakunya diambil dari nira kelapa yang pohonnya ada di setiap pekarangan rumah warga. Manisnya gula Jawa ini, menjadi klangenan umat muslim untuk bahan minuman pelepas dahaga saat berbuka puasa.

           

Salah satu produsen gula merah atau gula Jawa adalah Hadi Sukirno, warga Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang. 


"Setiap bulan puasa, permintaan gula merah selalu ramai, dibanding hari biasa," ujarnya, Selasa (11/3/2025).

          

Gula merah yang terbuat dari nira kelapa ini, selain dijual secara online, ada juga pedagang yang ambil untuk dijual kembali. Mereka sebagian besar dari Godean, Mlati, Sayugan Kabupaten Sleman, Yogyakarta, ada juga yang datang dari Magelang. Harganya Rp20.000 per kilogram.


Gula yang dibuat dari pohon palma berwarna kekuningan atau kecokelatan dengan rasa manis nira kelapa, dibuat oleh para perajin yang dibentuk menjadi setengah lingkaran  batok kelapa sebagai tempat untuk mencetak.


Menurut Hadi, sebelum dibentuk menjadi gula merah, getah atau nira dalam bahasa Jawa disebut badek, diambil dari kuncup bunga pohon kelapa yang dipotong (dideres) tersebut. Cairan dimasak hingga mengental lalu dicetak ke dalam batok kelapa atau cetakan kecil bentuk bulat. 


"Gula Jawa dikenal sebagai gula alami, karena pengolahannya yang masih dibuat secara tradisional, tanpa campuran bahan kimia di dalamnya," jelasnya.


Terpisah, Supadmi penjual gula Jawa di Pasar Cebongan, Sleman, menuturkan, hasil olahan gula Jawa asal Kabupaten Magelang, khususnya Ngluwar dan Srumbung kualitasnya sangat bagus karena tidak dicampur dengan bahan lainnya, sehingga keasliannya terjaga.


"Banyak gula Jawa yang beredar di pasaran sudah dicampur dengan gula pasir, baik warna dan bentuknya sama, sehingga susah untuk membedakan, maka untuk mencari gula Jawa yang asli tidak mudah," ungkapnya.


Biasanya, gula Jawa yang sudah dicampur dengan gula pasir, digunakan oleh pedagang yang menjual minuman, seperti dawet dan lainnya. Karena gula Jawa yang dicampur gula pasir, harganya lebih murah dibandingkan gula Jawa yang asli.


Untuk itu, lanjutnya, ada berbagai macam dagangan gula Jawa merah dari berbagai daerah yang dijual, baik dari Purworejo, Kebumen hingga Cilacap, termasuk gula yang tidak asli.


"Kalau pembeli minta yang asli, ya saya tunjukkan yang asli. Tapi kalau minta harga yang murah, ya gula Jawa campuran. Tapi yang paling mahal, gula dari nira pohon aren," ujarnya, sambil menyebutkan gula Jawa asli tekturnya lebih lembut dan empuk.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar