Ratusan Keturunan Jawa Dari Berbagai Negara Berkumpul di Borobudur

Dilihat 1450 kali
Sebagian peserta Disapora saat berfoto bersama di halaman hotel Manohara dengan latar belakang Candi Borobudur.

BERITAMAGELANG.ID - Tidak kurang dari 200 orang keturunan Jawa dari berbagai negara, mengikuti kegiatan Javanese Diaspora Event "Ngumpulke Balung Pisah" di Manohara Hotel komplek Candi Borobudur, Senin (12/6/2023). Event yang sudah dilaksanakan untuk kelima kali ini mengambil tema "Java Road Trip 2023" Napak Tilas Luhuring Leluhur Tiyang Jawi.

Ketua panitia Indrata Kusuma Prijadi mengatakan, kegiatabn ini diadakan selama sepekan dari 12 sampai 18 Juni 2023. "Sebelumnya kegiatan banyak dipusatkan di Yogjakarta, maka kali ini kita adakah Jawa Road Trip untuk napak tilas ke daerah-daerah leluhur," katanya.

Kegiatan dimulai dari candi Borobudur, sebagai peninggalan wangsa Syailendra abad ke 7, kemudian Yogyakarta (Mataram), Surakarta (Mataram), Ponorogo, Trowulan-Mojokerto (Majapahit), kemudian acara ditutup di kota Surabaya, melakukan tour Surabaya-Madura-Gresik.

Para peserta datang dari berbagai negara seperti Belanda, Suriname, Singapura, Malaysia, Kaledonia Baru, Filiphina, Qatar, Australia, Amerika dan negara lainnya.

Menurut Indrata, kegiatan ini diinisiasi Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah, berawal dari komunikasi melalui sosial media antara komunitas Diaspora Jawa baik yang ada di Indonesia maupun di luar negeri. Komunitas-komunitas tersebut yang kemudian berinisiatif untuk bertemu dan mengadakan event secara rutin sebagai sarana saling bertukar informasi mengenai keberadaan Diaspora Jawa dan perkembangan budaya Jawa di tempat mereka.

"Menyadari betapa pedulinya para Diaspora Jawa dalam menjalin kerja sama, di situlah peranan Yayasan Javanese Diaspora Network-Ngumpulke Balung Pisah dalam memfasilitasi mereka. Yayasan ini adalah organisasi independen tanpa tendensi politik, yang beranggotakan sukarelawan yang sangat peduli akan keberadaan Diaspora Jawa dan kelestarian budaya Jawa," ujarnya.

Antusiasme para Diaspora Jawa dari seluruh dunia sungguh luar biasa dalam berpartisipasi mengikuti acara ini. Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan adalah memperkenalkan kuliner dari negara masing-masing.

Assisten Administrasi Umum Sekda Kabupaten Magelang Asfuri Muhsis dalam sambutannya mengatakan, pihak Pemkab bangga dengan adanya kegiatan ini. "Karena mereka adalah saudara-saudara kita yang memiliki leluhur orang Jawa. Ini kegiatan napak tilas, yang akan mengumpulkan balung pisah atau menemui saudara-saudara yang terpisah," ujarnya.

Kegiatan ini juga dinilai luar biasa, karena mereka para keturunan Jawa yang tinggal di luar negri, lebih paham Jawa dari pada orang Jawa sendiri. "Saudara kita yang jauh disama ingat leluhurnya. Semoga ini bisa menjalin hubungan baik antara keturunan para leluhur maupun dengan Pemkab Magelang," ucap Asfuri.

Pemkab Magelang sendiri terbuka untuk menerima mereka. Pemkab siap memfasilitasi apabila ada diantara mereka yang akan melakukan kerjasama dengan masyarakat setempat," imbuhnya.

Salah satu peserta asal Belanda, Ronald Rawidjan (64) mengemukakan, dirinya sangat senang datang ke Indonesia untuk mengenang para leluhurnya. Ia datang bersama istrinya, Linda yang keturunan Ambon. Sedangkan dirinya keturunan dari leluhur Semarang Jateng.

Ia mengaku bekerja di perusahaan Johnson and Johnson dan belum pensiun. Ia akan pensiun di usia 67,5 tahun. "Perusahaan aku kerjo sik nggawe vaksin covid-19, vaksin Johnson," terangnya.

Ronald yang sudah dua kali datang ke Candi Borobudur berjanji akan mengabarkan kepada saudara-saudaranya di Belanda, bahwa Candi Borobudur sangat Indah dan megah.

Ia juga senang berada di Jawa karena orangnya sangat ramah dan lembut tutur katanya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar