Relawan dan Pelaku Wisata Didorong Minimalkan Risiko Bencana

Dilihat 1254 kali
Leliek Agung, Pamong Budaya Balai Konservasi Borobudur saat memberikan sambutan Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Relawan dan Pelaku Wisata dalam Penyelenggaraan Disaster Risk Management Plan (DRMP) di Warisan Dunia Kompleks Candi Borobudur, 20 - 21 Desember 2021 di Omah Mbudur.

BERITAMAGELANG.ID - Balai Konservasi Borobudur bekerja sama dengan Universitas Atma Jaya Yogyakarta dalam penyusunan dan sosialisasi Rencana Pengurangan Resiko Bencana di Komplek Candi Borobudur.


Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan peran kapasitas dan partisipasi dari relawan juga pelaku pariwisata terkait pengurangan resiko bencana di Candi Borobudur.


"Kami di Balai Konservasi Borobudur memerlukan Rencana Pengurangan Resiko Bencana ini dan kebetulan terdapat program dari UNESCO, kemudian dari Atmajaya menginisiasi sehingga terbitlah sebuah Dokumen Pengurangan Resiko Bencana," kata Pamong Budaya Balai Konservasi Borobudur, Leliek Agung dalam acara Peningkatan Kapasitas dan Partisipasi Relawan dan Pelaku Wisata dalam Penyelenggaraan Disaster Risk Management Plan (DRMP) di Warisan Dunia Kompleks Candi Borobudur, 20 - 21 Desember 2021 di Omah Mbudur.


Disampaikan Leliek pada 2010 dan 2014 Kompleks Candi Borobudur mengalami dampak yang cukup parah akibat erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud, sehingga selama beberapa bulan aktivitas pariwisata di Candi Borobudur sempat terhenti.


Ketika aktivitas pariwisata berhenti, menurutnya yang merasakan dampak bukan hanya dari cagar budayanya namun masyarakat yang berada di sekitar juga merasakan dampaknya secara langsung.


"Ketika akibat bencana, kemudian Candi Borobudur tidak dapat dikunjungi maka aktivitas ekonomi masyarakat pun akan terganggu. Untuk itu Dokumen Pengurangan Resiko Bencana kali ini diharapkan akan dapat membantu kesiapan dalam menghadapi bencana di Kompleks Candi Borobudur," lanjutnya.


Dengan adanya kegiatan yang menghadirkan OPRB, HPI, Paguyuban Pedagang Borobudur, Relawan Buddha, dan pelaku wisata tersebut, Leliek berharap dapat meningkatkan manfaat dari sisi pelestarian Candi Borobudur serta bermanfaat untuk pelaku wisata.


"Jadi output dari kegiatan ini adalah dibuatnya sebuah Dokumen Pengurangan Resiko Bencana dan Platform Website borobudur-drr.id terpadu yang nanti dapat dimanfaatkan oleh peserta dan akan ada kegiatan lanjutan yang menyertai sehingga masyarakat dapat bersama kami nantinya jika terjadi bencana dapat saling membantu pemulihan dampak bencana di Kompleks Candi Borobudur supaya lebih cepat dapat tertangani dengan baik," harapnya.


Ketua Project Pengabdian Masyarakat Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Khaerunissa menyampaikan platform website yang dibuat tersebut digunakan untuk penanggulangan bencana di Situs Candi Borobudur. Penanggulangan tersebut menurutnya membutuhkan kontribusi dari banyak pihak, yang selama ini hanya dilakukan oleh Balai Konservasi Borobudur.


"Balai Konservasi Borobudur ini kan resourcenya sangat terbatas. Penyelenggaraan penanggulangan bencana sekelas heritage tidak bisa hanya dilakukan oleh satu badan saja," katanya.


Website tersebut diharapkan menjadi jembatan dan dapat memetakan terkait siapa saja yang dapat berperan dan bertugas sesuai dengan potensi masing-masing stakeholder. Bahkan platform website tersebut juga nantinya dapat menjadi bahan data.


Ketua Pesona Magelang, Kirno Prasojo mengatakan kegiatan pengurangan resiko bencana di Candi Borobudur menjadi hal yang sangat penting harus dilakukan secara bersama-sama oleh semua pihak.


"Membangun rasa memiliki dan handarbeni Candi Borobudur itu penting. Karena dengan masyarakat merasa memiliki dan merasakan manfaat dari Candi Borobudur maka secara otomatis masyarakat akan secara sukarela menjaga kelestariannya, bahkan ketika terjadi bencana," katanya.


Ia berharap manfaat dari Candi Borobudur tersebut dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.


"Borobudur memelihara kebutuhan hidup masyarakat sekitar, tentu saja masyarakat akan memelihara kelestariannya," pungkas Kirno.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar