Relokasi Pedagang Bagian dari Penataan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Borobudur

Dilihat 1038 kali
Suasana doa bersama para pedagang di Jalan Medang Kamulan, Sabtu (3/2/2024). Mereka turut membawa sejumlah poster berisi penolakan relokasi.

BERITAMAGELANG.ID - General Manager TWC Unit Borobudur, Jamaludin Mawardi menuturkan, aksi para pedagang menolak relokasi dinilai menjadi bagian dari dinamika proses penataan kawasan Borobudur. Apalagi bangunan di kompleks TWC Borobudur sudah melebihi batas persentase yang ditetapkan UNESCO.


Dia menyebut, saat ini kondisi eksisting sudah melebihi batas persentase yang ditetapkan di guideline Masterplan Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1979, yaitu empat persen. Sementara total bangunan di kompleks TWC Borobudur hampir mendekati 13 persen. Sehingga UNESCO memberi perhatian lebih kepada penataan kawasan Borobudur.


Jamal menyebut, jika ingin mengembalikan KDB ke angka empat persen, konsekuensinya ada bagian dari area TWC Borobudur yang harus dikosongkan fungsinya menjadi area terbuka. Salah satunya adalah kios para pedagang di zona 2. Sehingga kompleks Candi Borobudur akan lebih tertata dan menunjuang pariwisata di Kabupaten Magelang. 


Dia menambahkan, ada sejumlah proyek strategis nasional yang dilakukan pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR untuk menata kawasan Borobudur. Termasuk pembangunan Kampung Seni Borobudur. Yang mana menjadi lokasi baru bagi para pedagang sekaligus tempat parkir para wisatawan.


Jamal menegaskan, penataan itu selaras dengan pemenuhan KDB yang ditetapkan UNESCO dan harus dipenuhi jika Candi Borobudur masih ingin masuk dalam daftar world heritage.


"Konsen pemerintah sangat tinggi di situ. Sehingga upaya yang dilakukan adalah meng-in line-kan semua proses pembangunan fisik di DPSP Borobudur," ujarnya, Minggu (4/2/2023).


Para pedagang pun masih diberi tempat untuk berjualan.


"Tidak kita hilangkan aktivitasnya dalam berjualan. Tidak kita kurangi aktivitas mereka berinteraksi dengan pengunjung. Mereka tetap kita kasih kesempatan," jelasnya.


Harapannya, dengan adanya Kampung Seni Borobudur, suasana hingga tata letak kios menjadi lebih bagus dan tertata. Dia berharap, wisatawan mendapat kesan yang lebih baik saat berkunjung ke Candi Borobudur. Tidak hanya dari segi pelayanan, tapi juga kios pedagang.


"Begitu memasuki kawasan pedagang di kampung seni, kesannya mereka (pedagang) lebih naik kelas," katanya.


Para pedagang kembali gelar doa bersama tolak relokasi


Untuk kali kedua, ribuan pedagang di zona 2 kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur menggelar mujahadah atau doa bersama. Dengan berpakaian serba putih, mereka memadati Jalan Medang Kamulan. Bahkan, akses jalan sempat ditutup sementara.


Para pedagang sengaja meliburkan diri untuk mujahadah sekaligus penyampaian aspirasi dari perwakilan pedagang. Dengan tegas, mereka menolak rencana relokasi para pedagang ke Kampung Seni Borobudur. Kebanyakan dari mereka khawatir jika dagangannya tidak laku ketika menempati lokasi baru.


Salah satu pedagang nasi, Beti Setianti menyebut, dia bersama teman-temannya khawatir jika dagangannya semakin tidak laku.


"Pengennya tidak usah pindah karena sudah enak di sini. Apalagi (kampung seni) jauh dari candi," katanya usai mujahadah, Sabtu (3/2/2024).


Sama halnya dengan Beti, penjual batik, Naya juga merasakan demikian. Dia mengaku sudah nyaman berjualan di zona 2. Ketika para pedagang dipindah, otomatis lapaknya akan jauh dari Candi Borobudur.


"Jaraknya jauh. Kalau di sana, apa iya pengunjungnya mau belanja. Di sini saja sudah susah jualannya," bebernya.


Apalagi menurutnya, dagangan para pedagang sangat sepi dan antusiasme pengunjung untuk membeli oleh-oleh, dirasa masih rendah. Belum pulih seperti sebelum pandemi. Dia yang sudah berjualan sejak 12 tahun lalu itu berharap, pemerintah kembali memikirkan nasib para pedagang dan tidak memindahkannya ke lokasi baru.


Seperti diketahui, lokasi berjualan pedagang saat ini yang berada di zona 2 rencananya akan dijadikan sebagai cultural park atau area terbuka. Hal itu dilakukan untuk mendukung penataan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur. Mereka akan dipindahkan ke Kampung Seni Borobudur di Lapangan Kujon. Saat ini, masih dalam tahap pembangunan.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar