Seminar Nasional Pengembangan Pesantren Mu’adalah Digelar di Pondok Pabelan Magelang

Dilihat 1111 kali

BERITAMAGELANG.ID - Seminar Nasional tentang Pengembangan Pesantren Mu'adalah, dalam rangkaian acara milad 57 tahun Pondok Pabelan digelar pada Minggu (28/8/2022) di Pondok Pabelan Kabupaten Magelang.


"Pesantren kini harus memilih jalur pendidikannya, dan Mu'adalah adalah jawabannya, dengan alasan diantaranya adalah regulasinya sudah ada, untuk menjaga kekhasan pendidikan pesantren, untuk menjaga Idealisme mendidik dan menjalankannya lebih mudah dan merdeka," demikian dikemukakan Kyai Pondok Pesantren Gontor Ponorogo, Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, MA dalam acara Seminar Pengembangan Pesantren Mu'adalah dalam sistem Pendidikan Nasional, di Pondok Pesantren Pabelan Magelang, Minggu (28/8/2022).


Seminar ini bertujuan menyamakan persepsi internal maupun eksternal pesantren mu'adalah dalam mengembangkan pesantren bersama komunitas pesantren dan pemerintah Republik Indonesia. Kemudian menemukan format pengembangan kurikulum pesantren mu'adalah sesuai dengan ciri khas masing-masing pesantren, dengan berpijak pada UU Pesantren dan UU Pendidikan Nasional.


Dikemukakan oleh Prof. Amal, tantangan atau kendala yang dihadapi pesantren diantaranya adalah pihak pesantren belum sepenuhnya memahami UU Pesantren karena minimnya sosialisasi. Kemudian, UUP juga belum dipahami dengan baik oleh pejabat Kemenag terutama di daerah sehingga pelaksanaan UUP di lapangan belum maksimal. Pesantren juga belum maksimal memanfaatkan keberadaan UUP.


"Anggaran untuk pesantren masih kecil, itupun masih ditemukan beberapa penyimpangan," ungkap Prof. Amal.


Mempertimbangkan banyaknya tantangan, dikemukakan Prof. Amal tentang kedudukan pesantren di Indonesia adalah pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang sejak dulu konsisten pada pendidikan agama, kontribusi pesantren pada pembangunan manusia di Indonesia tidak diragukan.


"Keberadaan pesantren perlu untuk terus dijaga keberlangsungannya," pungkasnya.


Narasumber yang lain, Presiden P2I, M. Tata Taufik, mengungkapkan tantangan yang dihadapi pesantren meliputi internal dan eksternal. Ia merekomendasikan pada pesantren untuk senantiasa membangun dan memelihara cita-cita dengan senantiasa cerdas untuk membaca peluang, mencari solusi dan dengan cerdas eksekusikan sesuai perencanaan yang telah matang diperhitungkan visibilitas dan posisi strategisnya.


Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan MoU, yakni pertama antara Forum Alumni Pesantren Gontor Alumni Gontor (FPAG) dengan Universitas Darunnajah Jakarta. Kemudian, MoU antara FPAG dengan Universitas Cordova.


Acara ini diselenggarakan atas kerja sama antara Pondok Pabelan, Forum Komunikasi Pesantren Mu'adalah (FKPM) dan Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG). Event yang digelar secara hybrid ini diikuti kurang lebih 115 peserta offline, dan 40 peserta daring, yakni dari unsur kepala kantor Kementerian Agama se-Jawa Tengah dan DIY.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar