Sendratari Kidung Karmawibangga Akan Meriahkan Musim Libur di Candi Borobudur

Dilihat 1615 kali
Sendratari Kidung Karmawibangga akan pentas di Taman Lumbini Candi Borobudur Selasa (25/12).

BERITAMAGELANG.ID - Sendratari Kidung Karmawibangga akan menyemarakan suasana libur panjang di Candi Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Ratusan penari dari dua kabupaten terlibat dalam pagelaran kolosal dari relief di Candi Borobudur itu pada Selasa (25/12) besok.


Berada di salah satu lantai Kamadhaatu Candi Borobudur, Relief Karmawibangga memiliki 160 panel menceritakan nilai budaya, adat, dan aktifitas pertanian, keagamaan masyarakat Jawa tahun 700 Masehi.


Kepada BeritaMagelang.id, sang penata tari, Edy Romlan mengungkapkan Sendratari Karmawibangga mengambarkan kemelut bencana di Kerajaan Kanaya di bawah pemerintahan Raja Dharmasatyanegara. Untuk mengatasinya, atas titah Sang Raja, dua putranya, pangeran Sang Saka dan Sang Kala pergi mencari tumbal jambu putih di perbukitan Menoreh. Pangeran baik hati Sang Saka berhasil menemukan jambu putih dan jatuh hati kepada putri cantik Dyah Puja Wardhandi.


Keberhasilan itu memicu rasa iri Pangeran Sang Kala sehingga melahirkan perseteruan keduanya. Sebagai puncaknya, Raja Dharmasatyanegara memilih Pangeran Sang Saka menjadi raja dan mengasingkan Pangeran Sang Kala.


Dalam sendratari yang akan digelar di Taman Lumbini Pelataran Candi Borobudur itu, para penari merupakan petani dari dusun di lereng Gunung Sumbing Temanggung dan Windusari yang tergabung dalam komunitas budaya Brayat Panangkaran Borobudur.


"Cerita akan lebih menarik dalam pagelaran sendratari Karmawibangga mendatang. Kita mencoba lebih relevan dalam menampilkan setiap konflik kehidupan masyarakat di masa itu," lanjut Edy.


Sendatari Kidung Karmawibangga, juga memiliki pesan moral agar manusia mengutamakan usaha jujur dan saling menghargai demi kedamaian hakiki.


"Pesan yang disampaikan, merupakan sebab akibat. Ketika negara dalam konflik, biasanya dicarilah solusinya agar lahir ketentraman. Rasa tentram itu sebetulnya paling berharga. Tapi seolah-olah hanya menjadi kiasan belaka," ungkapnya.


Sedikitnya 150 penari akan terlibat dalam pementasan berdurasi 90 menit yang diiringi puluhan alat musik tradisional gamelan.


Koordinator musik, Trimbil dan Epen Widodo menuturkan, tidak hanya tarian, irama musik dalam Kidung Karmawibangga juga akan spektakuler dan menghibur wisatawan Candi Borobudur.


"Tidak hanya unik menarik, irama gamelan dipadu dengan tembang kita berusaha lebih dinamis agar akrab di telinga penonton," jelas Trimbil.


Trimbil berharap, Sendratari Kidung Karmawibangga akan lebih mewarnai wisata Candi Borobudur di musim libur panjang akhir tahun ini.


"Harapannya, wisatawan terhibur dan mendapatkan pengalaman sekaligus wawasan nilai luhur sejarah dari Candi Agung Borobudur," pungkasnya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar