Seniman Magelang, Eyang Wasito 'Wito' Jati, Tutup Usia

Dilihat 4043 kali
Eyang Wito mengawali karirnya sebagai MC pernikahan adat Jawa.

BERITAMAGELANG.ID - Dunia seni dan budaya Jawa, tengah berduka. Pasalnya, seniman dan pemerhati budaya Jawa asal Magelang, Suwito, atau yang terkenal dengan sapaan Eyang Wito, meninggal dunia.

Eyang Wito menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa, 24 Juli 2018 pukul 21:15 WIB di rumahnya Dusun Ngablak Sembungan, Keji, Muntilan. Eyang Wito diketahui menderita penyumbatan usus (ileus obstruktif) sejak Mei 2018 dan sempat menjalani proses operasi dan beberapa kali harus dirawat di rumah sakit. 

"Bapak itu sakit sejak 27 Mei, mulai opname, terus operasi tanggal 30 Mei, masuk lagi (opname) hari pertama lebaran itu tanggal 16 Juni selama 9 hari. Kemarin hari Senin masuk lagi di RSIA Muntilan," jelas putri keenam Eyang Wito, Eny Prastyani saat ditemui BeritaMagelang.id di rumah duka, Rabu (25/07). 

Eny menceritakan, Eyang Wito adalah sosok yang hangat dan dekat dengan keluarga. Beliau selalu bisa menenangkan situasi dan berfikir secara logis.

"Bapak itu realistis, sama sekali tidak sentimental, selalu berfikir dengan logika. Seperti waktu sakit ini kan anak-anaknya ada yang rumahnya jauh (luar kota), tapi bapak nggak mengharuskan semuanya pulang karena memikirkan banyak hal, termasuk biayanya. Bapak itu pinter nyimpen perasaan. Kalau sama orang lain welas asih, memang baik, nggak itungan (pamrih)," kenang Eny sambil berkaca-kaca.

Terlahir  pada 16 Oktober 1936, Eyang Wito mengawali karir seninya sebagai pembawa acara (MC) pernikahan adat Jawa.

"Yang lebih terkenal selama ini eyang kan MC di pernikahan walaupun akhirnya meluas kemana-mana tapi basicnya di situ, kebetulan di Permadani juga jadi Dewan Pakarnya," lanjutnya.


Almarhum Eyang Wito saat siaran di Radio Gemilang FM populer dengan nama udara Eyang Wasito Jati

Bahkan hingga saat terakhirnya, Eyang Wito masih aktif menjadi pengisi acara budaya Jawa bertajuk Macapat Arum Dalu dan Borobudur Sumawur yang rutin disiarkan langsung di radio Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang, Gemilang FM. Eyang Wito terkenal dengan nama udara 'Eyang Wasito Jati'.

"Yang saya kagum itu kalau setiap mau tampil atau ada acara pasti dikonsep dulu, semuanya ditulis dengan rapi, semuanya dipersiapkan, tiap hari pasti nulis, pasti baca, itu yang paling banget saya inget, jadi tidak pernah menganggap pekerjaan itu sepele, semuanya dikerjakan dengan profesional, teragenda dengan bagus. Walaupun itu hanya di tingkat kampung semuanya disiapkan dengan luar biasa, itu menurut saya harus diteladani. Itu yang harus kita ingat untuk generasi sekarang, baca dan nulis itu harus digiatkan lagi," ungkap ibu dua anak ini.

Meski usianya sudah cukup senja, Eyang Wito masih aktif di berbagai kegiatan sosial dan kemasyarakatan.

"Kegiatannya (bapak) banyak, orangnya tidak mau diam, terbiasa berfikir, orangnya sangat disiplin termasuk masalah makan, jadi kalau mau makan itu kalau nasinya panas ditunggu dingin, giginya sampai sekarang pun masih utuh, ngga ada yang gigi palsu, pola makannya sangat terjaga. Banyak sifat positifnya yang bisa diteladani," tutupnya.



Suasana pemberangkatan jenazah almarhum Eyang Wito di rumah duka, Rabu (25/07)

Selamat jalan, Eyang Wito, sumbangsihmu sungguh berarti dalam melestarikan budaya Jawa. Dedikasimu sungguh akan kami kenang dan teladani dalam setiap langkah. Semoga lahir generasi muda yang akan meneruskan inspirasimu dalam berkarya.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar