Bahaya Serahkan Scan Retina pada Pihak Tak Terpercaya

Dilihat 387 kali

Belakangan ini, banyak terdengar berita mengenai kelompok masyarakat yang tergiur oleh iming-iming imbalan uang tunai dengan menyerahkan data biometrik berupa scan retina mata, kepada aplikasi atau layanan tertentu. Salah satu contohnya adalah fenomena aplikasi WorldID yang menawarkan uang hingga Rp800.000 bagi pengguna yang bersedia memindai retina mata mereka. Namun, di balik tawaran tersebut, terdapat resiko besar yang mengintai para peserta scan retina tersebut.


Apa Itu Data Biometrik dan Mengapa Penting?


Data biometrik adalah informasi biologis unik yang digunakan untuk mengidentifikasi individu, seperti sidik jari, wajah, dan retina mata. Data ini bersifat khas dan berbeda pada setiap orang. Pola sidik jari adalah contoh yang paling dekat dengan masyarakat karena setiap orang pasti memiliki pola sidik jari yang unik dan bahkan berbeda untuk setiap jari yang dimiliki oleh orang yang sama. Penggunaan sidik jari yang paling umum saat ini adalah sebagai metode untuk membuka kunci smartphone.


Selain itu, pola retina mata dan pola wajah memiliki karakteristik unik yang sulit dipalsukan. Data biometrik sering digunakan dalam sistem keamanan tingkat tinggi karena keunikannya ini. Namun, perlu diingat bahwa jika data biometrik ini jatuh ke tangan yang salah, konsekuensinya bisa sangat berbahaya, karena data ini tidak dapat diubah seperti halnya kata sandi atau PIN.


Risiko menyerahkan scan retina kepada pihak tidak terpercaya


  1. Pencurian identitas yang beresiko permanen, karena berbeda dengan PIN maupun password yang bisa kita ubah sewaktu-waktu, data biometrik pada manusia seperti retina, wajah, maupun sidik jari tidak bisa diganti. Jika data ini bocor, pelaku kejahatan dapat menggunakannya untuk mengakses akun atau sistem yang menggunakan autentikasi biometrik.
  2. Pengawasan dalam bentuk massal, data biometrik berupa retina ini dapat digunakan untuk melacak pergerakan maupun aktivitas dari seseorang dengan tanpa sepengetahuan mereka. Ini dapat digunakan untuk melanggar privasi individu jika data ini jatuh ke tangan yang salah.
  3. Penyalahgunaan oleh pihak ketiga, perusahaan yang mengumpulkan data biometrik bertanggung jawab untuk melindungi data tersebut. Namun, tidak semua perusahaan memiliki sistem keamanan yang memadai, sehingga data bisa bocor atau disalahgunakan.
  4. Komersialisasi data individu, kumpulan data biometrik ini dapat dijual atau bahkan digunakan untuk kepentingan komersial untuk meraup sebuah keuntungan maupun tujuan tanpa adanya persetujuan dari pemilik data, seperti untuk sasaran iklan yang ditargetkan atau analisis perilaku dari konsumen.


Kasus WorldID Sebagai Pelajaran Berharga


Kasus WorldID menjadi contoh nyata pentingnya kewaspadaan. Meskipun menawarkan imbalan uang tunai, banyak pengguna merasa ragu setelah mengetahui bahwa layanan tersebut belum memiliki izin resmi. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi Dan Digital (Komdigi) telah mengambil tindakan tegas untuk membekukan aktivitas WorldID di Indonesia karena kekhawatiran serius akan penyalahgunaan data biometrik.


Meskipun sebagian orang yang mengikuti pemindaian retina mungkin merasa belum pernah menggunakan data retina untuk mengamankan informasi penting, hal ini tetap dapat menjadi ancaman serius di masa depan. 


Sebagai contoh, jika suatu saat sebuah layanan perbankan atau sistem penyimpanan data penting mulai menggunakan retina sebagai metode autentikasi, maka orang yang sebelumnya pernah menyerahkan data retina kepada pihak yang tidak bertanggung jawab akan berada dalam posisi rentan. Data biometrik seperti retina tidak bisa diubah seperti kata sandi, sehingga sekali bocor, keamanannya tidak bisa dipulihkan. Inilah mengapa menjaga kerahasiaan data biometrik sangat penting, bahkan sejak awal.


Langkah-Langkah Perlindungan Diri


  1. Jangan mudah tergiur imbalan, pertimbangkan risiko jangka panjang sebelum menyerahkan data pribadi, terutama data biometrik.
  2. Periksa legalitas layanan, pastikan layanan atau aplikasi memiliki izin resmi dan kebijakan privasi yang jelas.
  3. Gunakan sistem keamanan tambahan, aktifkan fitur keamanan tambahan pada perangkat dan akun anda, seperti autentikasi dua faktor.
  4. Edukasi diri sendiri dan orang lain, sebarkan informasi tentang risiko menyerahkan data biometrik kepada keluarga dan teman agar mereka juga waspada.


Jika data biometrik seperti scan retina jatuh ke tangan orang yang tidak terpercaya, itu dapat membawa risiko besar yang berdampak jangka panjang. Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan teliti saat memberikan data kepada perusahaan atau aplikasi. Selalu berhati-hati dan kritis terhadap tawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Privasi dan keamanan data pribadi adalah hak yang harus dijaga bersama.


Penulis: Nida Muna Fadhilla, Freelance Programmer

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar