Agrowisata Ghaisan Farm Borobudur Tawarkan Wisata Petik Jambu Kristal Premium Sepuasnya

Dilihat 140 kali
Wisata memetik buah jambu kristal organik di Argowisata Ghaisan Farm, Borobudur, Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Agrowisata yang mengombinasikan daya tarik wisata dengan usaha pertanian, semakin menjanjikan. Menawarkan nilai tambah yang menarik bagi wisatawan.


Berkembangnya tuntutan para pelancong untuk mendapatkan pengalaman lebih saat berwisata, membuat para pengelola destinasi wisata berinovasi mencari atraksi tambahan.


Meski belum ditemukan catatan pasti berapa jumlah tempat kunjungan wisata agro di Indonesia, tren ini diperkirakan akan terus tumbuh. Sekitar 20 persen wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur datang ke lokasi argowisata.


Di antara beberapa tujuan wisata perkebunan di Magelang, Agrowisata Ghaisan Farm di Dusun Ngaran, Borobudur, menjadi salah satu yang sedang tumbuh.


Sebagai pengembangan bisnis dari penginapan Anugrah Borobudur Cottage & Homastay, Ghaisan Farm menawarkan agrowisata sekaligus edukasi pertanian ramah lingkungan.


Pengelola Agrowisata Ghaisan Farm, Puguh Tri Warsono menjelaskan,  pengelolaan lahan perkebunan miliknya menggunakan metode pertanian organik.      


Pertanian Terintegrasi


Pupuk yang dipakai di kebun ini memanfaatkan limbah air seni dan kotoran kelinci yang difermentasi. Kebutuhan pupuk cair itu dipenuhi sendiri oleh Ghaisan Farm yang memelihara kelinci hingga belasan ekor.   


"Kami menerapkan sistem integrated farming. Kami ternak kelinci pedaging untuk konsumsi. Kotorannya kami tampung untuk kemudian difermentasi menjadi pupuk organik," kata Puguh, Selasa (6/5/2025).


Pupuk organik cair dari limbah air seni kelinci kemudian dipakai untuk menyirami puluhan pohon jambu, alpukat, jeruk, dan durian yang ada di Ghaisan Farm.


Menurut Puguh, sistem pertanian terintegrasi meminimalisir jumlah limbah yang terbuang percuma. Limbah buangan dari kandang ternak serta daun-daun diolah kembali menjadi pupuk.


"Jadi pupuk organiknya kami aplikasikan untuk pohon jambu dalam pot. Pohon jambu kami ada ratusan. Ternyata ditanam dalam pot saja buahnya luar biasa banyak dan besar. Rasanya juga manis," lanjutnya.


Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan, sejak 2022 Ghaisan Farm menanam jenis buah-buahan, yang banyak diantaranya termasuk jenis buah premium.


Kebun Buah Premium


Diantaranya alpukat introduksi (impor) jenis Nikol, Miki, dan Kendil. Juga durian jenis Musang King, Duri Hitam, dan Bawor. Beraneka jenis jambu kristal yang jarang ditemui di pasaran, juga ditanam di kebun ini.


Diantaranya jambu kristal Red Diamond, Siumik Pala, dan Farang. Menurut Puguh, masih langka petani lokal membudidayakan jambu kristal merah seperti red diamond.


"Belum banyak yang punya jambu kristal tapi merah. Jadi ini masih jarang sekali. Biasanya jambu kristal sukun. Buahnya besar tapi manisnya kurang renyah. Terus ada jambu kristal farang yang sama sekali tidak ada bijinya," jelasnya. 


Ghaisan Farm memiliki sekitar 50 pohon alpukat Nikol yang mulai produktif berbuah. Nikol termasuk jenis alpukat yang mulai populer di pasaran tapi masih jarang petani lokal yang menanamnya.


Alpukat Nikol mulai dikembangkan dan ditanam di Indonesia oleh pemilik perkebunan Avocado Land, Eflin Sirait. Dari lahan perkebunannya di Cibadak, Bogor, Jawa Barat, alpukat Nikol menyebar ke sejumlah daerah hingga Lampung.


"Alpukat Nikol yang ditanam di lokalan belum banyak yang berbuah. Jadi masih demplot biasanya. Harga di Jakarta per kilogramnya bisa sampai Rp100.000," ujar Puguh. 


Agrowisata Ghaisan Farm juga memiliki jenis alpukat Miki yang mulai rutin berbuah dan beberapa kali panen. Meski sudah terkenal, jarang sekali alpukat Miki ditemukan di pasaran.


"Soalnya belum sempat dipetik sudah jadi rebutan. Kami jual langsung ke pembeli lewat instagram atau facebook dengan harga Rp40.000 per kilogram banyak yang minta dikirim," terangnya.


Jika tiba musim panen, semua jenis buah tadi bisa dibeli dengan berkunjung langsung ke kebun Agrowisata Ghaisan Farm. Alpukat jenis Pluwang dan Wina dijual sekitar Rp25.000 hingga Rp30.000 per kilogram.


Makan Jambu Sepuasnya


Khusus untuk hasil panen jambu kristal, Agrowisata Ghaisan Farm memberlakukan tiket masuk Rp20.000 untuk menikmati buah jambu sepuasnya.


Wisatawan bisa memetik buah sendiri dan menikmatinya langsung di kebun. Pengunjung juga bisa mempelajari teknik perkebunan organik sambil berwisata.


Menurut Puguh, tawaran ini menguntungkan wisatawan. Harga beberapa jenis jambu kristal di pasaran berada di kisaran Rp30.000 hingga Rp60.000, tergantung seberapa langka buahnya.   


"Cukup bayar Rp20.000 langsung bisa menikmati buah jambu sebanyak banyaknya. Jambu kristal Hong Pause (jambu kristal merah) kalau di mall di Jakarta itu harganya bisa Rp60.000 per kilo. Apalagi yang di sini organik," imbuhnya.


Tawaran ini hanya berlaku untuk paket wisata menikmati buah jambu di lokasi kebun. Jika wisatawan ingin membawa pulang jambu yang dipetik, dikenakan harga jual per kilogram rata-rata Rp15.000.


Freddy, salah seorang wisatawan menyampaikan kesannya menikmati panen jambu kristal di kebun Ghaisan Farm. 


"Menginap di Anugrah Borobudur Cottage sambil menikmati jambu kristal merah. Asli rasa jambunya memang beda," kata Freddy. 


Setiap bulan, sekitar 250 wisatawan datang ke kebun Agrowisata Ghaisan Farm. Kebanyakan mereka adalah wisatawan yang transit sebelum atau sesudah mengunjungi Candi Borobudur.


Pengunjung lainnya adalah para tamu yang menginap di sekitaran Kampung Homestay, Dusun Ngaran II, Desa Borobudur.


"Kami menawarkan kebun wisata sekaligus edukasi. Makanya kami tata kebun dengan rapi. Tidak becek. Semua area jalannya kami pasang weedmat. Jadi wisatawan datang ke kebun tidak takut becek, tidak usah takut kotor," kata Puguh.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar