Keren, Pemuda Borobudur Manfaatkan Limbah Sandal Upanat Jadi Ogoh Ogoh Garuda Wisnu

Dilihat 175 kali
Kreativitas warga Ngadiharjo Borobudur Kabupaten Magelang membuat ogoh ogoh dari spon ati limbah sandal upanat

BERITAMAGELANG.ID - Dari lembaran limbah sandal upanat tercipta sebuah karya seni menakjubkan. Itulah kreativitas para pemuda RT 03 Dusun Karangtengah Selatan Desa Ngadiharjo, Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang.


Lebih dari satu pekan mereka lembur, bergotong royong membuat ogoh ogoh Garuda Wisnu yang gagah dan indah.

 

"Bahannya dari limbah spon ati (spon eva) sisa pembuatan sendal upanat," kata Ketua Pemuda Dusun Karangtengah Selatan, Iwan Widiatmoko, Selasa (12/8). 

 

Ogoh ogoh Garuda Wisnu dipilih karena sesuai dengan lambang negara yang melambangkan kejayaan.


Tinggi ogoh ogoh mencapai 3 meter lebih dengan kerangka penopang dari bambu dan kayu.


Menurut Iwan, proses pembuatan ogoh-ogoh membutuhkan ketelitian, karena baru kali pertama membuat dengan dimensi besar berbahan dasar spon.

 

Sebelumnya, beberapa kali dalam pesta rakyat di wilayah Borobudur, pemuda Dusun Karangtengah Selatan membuat berbagai bentuk hewan dengan lapisan penutup dari kertas.


Ogoh ogoh Garuda Wisnu sempat diarak saat gelar budaya saparan sekaligus gelar kreasi budaya menyambut HUT Kemerdekaan ke 80 RI di Desa Nagdiharjo, Minggu (10/8).


"Kita ingin lain dari yang lain sehingga membuat Garuda Wisnu lengkap dengan ornamennya," ujar Iwan.


Ide menggunakan spon limbah sandal upanat, menurut Iwan, muncul dari banyaknya perajin di wilayah Candi Borobudur. Bahan daur ulang itu dikumpulkan secara bertahap tidak dibeli.

 

Ditambahkan Iwan, awalnya mengumpulkan bahan spon sempat kesulitan, karena baru pertama kali. Biasanya, menurut perajin, sisa spon hanya dibakar atau dibuang.


"Namun atas bantuan teman akhirnya bisa kita kumpulkan," jelas Iwan.

  

Saat ini keberadaan sandal upanat menjadi alas kaki wajib bagi wisatawan yang naik Candi Borobudur. Desain sandal upanat terinspirasi dari relief Karmawibhangga panel 150, Candi Borobudur.

 

Sandal upanat terbuat dari kombinasi daun pandan, batok kelapa, dan spon ati eva yang dirancang untuk mengurangi kerusakan batuan candi akibat gesekan alas kaki.


Pembuatan sandal upanat di wilayah Borobudur melibatkan warga lokal yang memproduksi sekitar 1.200 pasang sandal setiap hari.


Ketua Badan Usaha Milik Bersama (Bumdesma) Kecamatan Borobudur, Nuryanto mengapresiasi kreativitas warga Dusun Karangtengah Selatan Desa Ngadiharjo, dengan pemanfaatan limbah spon sandal upanat.

 

Menurutnya, kegiatan pembuatan ogoh ogoh itu sangat bermanfaat dalam keberlangsungan usaha sandal upanat di wilayah Borobudur. Karena mengurangi limbah menjadi barang seni bernilai tinggi.  

 

"Kita sebelumnya sudah biasa memanfaatkannya (spon ati eva) ke dalam cetakan stupa, arca sebagai urat agar hasilnya semakin kuat," kata Nuryanto.


Nuryanto juga mendorong sektor lain untuk turut memanfaatkannya. Seperti digunakan untuk pembuatan kostum karnaval maupun kostum seni pertunjukan.

 

Menurutnya, jika wacana pemerintah menaikan angka kunjungan wisatawan naik ke Candi Borobudur menjadi 10 ribu diberlakukan, maka limbah dari sandal upanat melimpah. Hal itu tentu menjadi peluang baru bagi perajin dan seniman untuk lebih kreatif memanfaatkannya.

 

Selain itu, imbuhnya, karakter spon ati yang lentur, ringan dan awet sangat mudah dibuat berbagi kreasi yang indah.


"Kita sudah coba juga, limbah spon untuk bahan kostum unik untuk pawai karnaval budaya. Spon sangat sesuai dan hasilnya juga sempurna bagus untuk dilihat mata," ungkap Nuryanto yang juga perajin aneka suvenir Borobudur.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar