Ruwat Rawat Borobudur Gelar Lomba Opini dan Kongres

Dilihat 34 kali
Kompetisi Opini RRB 2025 di Kantor MCB Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Kompetisi Opini dan Kongres Borobudur tahun ke 3 secara resmi dibuka, Senin (25/8). Kegiatan rangkaian Ruwat Rawat Borobudur (RRB) 2025 ini mengangkat tema Kemanfaatan Nilai Spiritualitas Borobudur.


Panitia RRB 2025 Sucoro mengatakan, sub tema lomba opini publik ini adalah bidang moderasi beragama, bidang pariwisata ekonomi kreatif dan bidang pemajuan kebudayaan. Acara ini diikuti oleh 23 finalis dari 246 peserta yang telah mengirimkan artikel.


"Sebanyak 246 opini masuk, 91 hanya ungkapan rasa ketidakpuasan tanpa nama identitas," kata Sucoro di sela sela acara di Museum dan Cagar Budaya (MCB) Unit Borobudur Kabupaten Magelang.


Kegiatan ini, lanjut Sucoro, guna menampung gagasan opini masyarakat tentang pengembangan Borobudur.


Hasil kompetisi opini itu akan dirumuskan di kongres Borobudur pada Rabu (27/8) di Lapangan Kenari sebelah barat Candi Borobudur. Kemudian hasil dari kongres akan dipublikasikan lewat buku dan media  yang diharapkan bisa jadi dasar pengambilan kebijakan pemerintah dalam menata dan mengelola kawasan Candi Borobudur.


"Hari ini lomba opini dan RRB 23 tahun akan berkahir jika tidak ada kompromi dukungan dari pengambilan kebijakan pemerintah," tegas Sucoro.


Sejumlah narasumber seperti dari akademisi, budayawan, pelaku pariwisata, tokoh agama hadir dalam diskusi tersebut.


Camat Borobudur, Subiyanto mengatakan kompetisi opini RRB adalah jembatan masa lalu dan yang akan datang. Dari situ lahir relawan yang mengedepankan budaya literasi dan sudi mencatat perjalanan Borobudur. 


Hal itu sesuai nilai pemanfaatan Borobudur di segala bidang wilayah masyarakat agar memberikan berkah. Karena candi Borobudur merupakan pusat budaya spiritual ekonomi dan ilmu pengetahuan.


"Ada mutiara di balik peristiwa. Literasi saat ini menjadi warisan sejarah yang bisa dibaca generasi mendatang," kata Subiyanto.


Senada hal itu, Koordinator Unit Warisan Dunia Borobudur dan Prambanan, Wiwit Kasiati menilai tema lomba opini yakni keberagaman nilai spiritual di kawasan Borobudur sangat sesuai dan menantang bagi publik. Dimana, kemanfaatan Borobudur tidak saja pariwisata, agama, kebudayaan namun juga ada aspek lainnya.


Menurut Wiwit, kompetisi ini bagian penting budaya literasi. Dimana data dan kata peristiwa yang ada di Borobudur itu menjadi sesuatu yang bagus.


"Mudah mudahan dari yang dibahas opini dapat memberi kemanfaatan untuk kita semua," ujar Wiwit.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar