Ketua DHC ’45 : Lanjutkan Perjuangan Pahlawan Dengan Cara Berbeda

Dilihat 5813 kali
Ketua Dewan Harian Cabang (DHC) Kejuangan '45, Soepono saat menghadiri Sarasehan Bela Negara Setda Magelang (10/11/17)



Membicarakan suatu nilai apalagi nilai suatu bangsa, termasuk nilai kepahlawanan bangsa, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan sederhana. Berbicara tentang nilai kepahlawanan, Dewan Harian Cabang (DHC) 45 adalah organisasi yang giat aktif menyebarkan nilai-nilai kejuangan yang digelorakan para pahlawan terdahulu. Kali ini kami hadirkan sosok Ketua (DHC) Kejuangan 45, Soepono, dalam wawancara khusus laporan utama edisi November 2017 tentang pahlawan.


Bagaimana awal ketertarikan bapak dengan organisasi DHC 45 ini?

Pada suatu waktu saya berkunjung ke kantor PEPABRI Magelang. Saya bertemu dengan Ketua PEBABRI Magelang (saat) itu Bapak Suparno. Nah entah (ada) ketertarikan apa, hasil pembicaraan rupanya Bapak Supeno itu jabatannya dobel, Ketua PEPABRI dan Ketua DHC (45) Kabupaten Magelang. Di akhir pertemuan itu saya diberi wewenang ditunjuk oleh beliau untuk menjadi Ketua DHC 45 (Kabupaten Magelang), itulah singkat intinya.


Siapa yang melantik bapak saat itu?

Berbicara tentang pengurus DHC 45 di Kabupaten (Magelang) itu terdiri 17 orang telah dilantik (dengan) Surat Keputusan Ketua Dewan Harian Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah di Semarang.


Seperti apa sosok pahlawan menurut bapak?

Pahlawan adalah orang yang yang penuh suka rela, penuh pengorbanan, pantang mundur mereka bekerja hanya untuk masyarakat bangsa dan negara tanpa memikirkan diri sendiri.


Bagi Pak Soepono, siapa sosok pahlawan idola?

Bapak Sudirman, karena beliau seorang guru, pemuka masyarakat, juga pemimpin, tentara. Beliau orang yang tidak ambisius tetapi beliau bertanggung jawab, buktinya pada perang gerilya. Pak sudirman juga pernah berpesan, setiap warga Indonesia wajib mengisi buku sejarah, maksudnya sesuai dengan profesionalisme, menyampaikan seperti bela negara ini.


Ada pesan-pesan untuk generasi muda dalam mengisi kemerdekaan yang sudah diraih susah payah oleh para pejuang?

Di era globalisasi saat ini, dengan beragam kebebasan dan keterbukaannya, peran pemuda atau generasi penerus amat sangat diperlukan guna mencegah dan membentengi usaha memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa serta usaha merusak, melemahkan moral bangsa khususnya pemuda/ generasi penerus. Caranya dengan pembentukan karakter/ watak pejuang yang tidak mudah putus asa, pemahaman dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu juga etos kerja, kepemimpinan dan keterampilan yang mendukung, serta gali terus sumber informasi guna kemajuan bangsa dan negara. Ingat, nasib suatu bangsa itu ditentukan oleh para pemuda, ini bukan sekedar slogan tapi inilah kenyataan historis dimana pun. Sebagai bangsa yang berjati diri religius, berbudi luhur dan pandai berterima kasih, kita harus dapat mewujudkan rasa terima kasih kita dalam wujud nguri-uri kejuangan dan nilai kepahlawananannya sebagai landasan, kekuatan dan daya dorong mempertahankan dan mengisi kemerdekaan NKRI.


Seperti apa bapak melihat dinamika atau perbedaan tantangan zaman yang dialami pemuda era dahulu dengan generasi muda saat ini?

Tiap generasi punya tugas tersendiri, juga saya sebutkan globalisasi yang bersifat keterbukaan dan kebablasan yang didukung program ilmu pengetahuan dan teknologi informasi ini sangat mengubah pada hidup dan style gaya hidup, nah sehingga gaya hidup saat ini yang dulu itu tidak ada. Nah akibatnya gaya hidup itu berpengaruh pada pola pikir, pola kerja, pola tindak. Namun kalau tidak mengikuti akan ketinggalan zaman. Silakan pemuda ini harus maju tapi juga harus hati-hati, harus berfikir jernih untuk semua bangsa Indonesia.

Generasi penerus angkatan 45 adalah mereka yang memiliki komitmen terhadap cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dan yang secara sadar ikut mengamalkan dan menggelorakan jiwa semangat dan nilai kejuangan 45.

Bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang dahulu, masa kini dan masa mendatang. Dahulu bangsa Indonesia dengan semangat kejuangan dan kepahlawanannya telah berhasil mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan. Untuk itu generasi penerus harus dapat mengusir kelemahan-kelemahan diri kita serta meneladani semangat kepahlawanan pendahulu kita.

Setiap generasi berjuang dengan cara sesuai tantangan yang dihadapinya, namun semangat kejuangan/ semangat kepahlawanannya harus tetap sama, yaitu semangat dan nilai kejuangan bangsa Indonesia.

 


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar