Dari Pebisnis, Pasutri Asal Bringin Sukses Bertani Organik

Dilihat 41 kali
Tinan Prasetyo dan Ermina Haridesta warga Srumbung Kabupaten Magelang di lahan pertanian organik yang dikelola mereka

BERITAMAGELANG.ID - Sepasang suami istri di lereng Gunung Merapi Kabupaten Magelang sukses menjalani pertanian organik. Selain lebih ramah lingkungan, pertanian organik dipilih karena biaya lebih terjangkau, namun hasilnya lebih menjanjikan.

 

Meninggalkan bisnis konveksi di Jakarta, pasangan Tinan Prasetyo dan Ermina Haridesta memilih bertani tanaman organik secara mandiri.


"Dari awal kami dengan organik sekitar lima tahun," kata Ermina, Senin (18/8).


Mereka memanfaatkan lahan sawah dekat rumah di Dusun Trasan Desa Bringin Kecamatan Srumbung. Lahan yang tak begitu luas itu mereka manfaatkan dengan berbagai tanaman pangan secara tumpangsari.

 

Ermina mengaku memilih tanaman secara teliti berdasarkan musim dan cuaca. Hal itu untuk mengantisipasi gagal panen, akibat serangan hama maupun cuaca serta  efektivitas perawatan.


"Sekarang ada tanaman organik kita tanam cabai, semangka dan terong," tutur Ermina.

 

Ermina mengungkapkan, transformasi dari pebisnis ke pertanian tidaklah mudah, berbagai kendala sempat mereka hadapi, mulai dari serangan hama/ cuaca/ hingga sulit menjual hasil panen. Namun semua kendala itu tak menyurutkan langkah mereka untuk terus bertani organik. 

 

"Awalnya di sini padi juga padi jenis mentik wangi susu dan ternyata banyak disukai oleh costumer kami karena rasanya jauh lebih enak," kenangnya. 

 

Kini dari jerih payah itu, Tinan dan Ermina mulai meraih keuntungan dari harga jual tanaman organik yang lebih tinggi dibanding tanaman non organik.


Hasil panenan khusunya beras organik selama ini dijual ke beberapa kota seperti Jakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Klaten.

 

"Harganya jauh lebih mahal sekitar (selisih) Rp4.000 lebih tinggi dari non organik. Karena hasilnya lebih banyak dan rasanya lebih enak," jelas Ermina.

  

Tidak saja mendapat laba penjualan, Tinan dan Ermina juga mendapat sumber pangan mandiri seperti beras buah dan aneka sayuran organik yang menambah umur sehat mereka.


Senada dengan Ermina, sang suami, Tinan Prasetyo menjelaskan, pilihan bertani organik karena tanaman lebih tahan hama, menyehatkan untuk dikomsumsi serta biayanya sangat murah.

 

Ia mencontohkan, perbandingan dalam aplikasi penggunaan pupuk kimia 3 atau 2 dan organik 1 maka hasil panenan tetap menang organik karena cost atau biaya yang dikeluarkan sangat murah.

 

"Selain murah, pertanian organik mudah diterapkan dari bahan di sekitar lingkungan secara gratis tidak perlu biaya," jelas Tinan.

 

Peralihan dari pengusaha menjadi petani bagi Tinan telah memberi pengalaman berharga. Ia bersama Istri kemudian menularkannya ke warga lain untuk menjalani pertanian organik.

 

Untuk menambah wawasan, Tinan kerap mengajak sang istri ke berbagai pertemuan antar petani di Kabupaten Magelang.

 

"Harapnya semua petani di sekitar lahan bertani organik. Tapi memang merubah mindset itu perlu waktu," ujar Tinan.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar