Petani Cabai Bligo Raih Cuan dari Sistem Lelang

Dilihat 49 kali
Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Desa Bligo Kecamatan Ngluwar yang eksis dengan lelang cabai menguntungkan

BERITAMAGELANG.ID - Para petani cabai anggota Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Desa Bligo Kecamatan Ngluwar Kabupaten Magelang menerapkan sistem lelang terbuka untuk hasil panen mereka. Tidak saja memberi kepastian harga lebih tinggi, sistem lelang cabai tersebut juga menjamin jangkauan pasar tanpa tengkulak.


Salah satu anggota TOP Cabai, Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Desa Bligo Tri Sujarwo menuturkan, setiap harinya Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Desa Bligo menerima kiriman dari petani.


Mekanisme lelang cabai dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama, cabai yang terkumpul dari petani, terlebih dahulu ditimbang. Kemudian cabai disortir sesuai kualitasnya.

 

Dari hasil timbangan dan sortir itu muncul berat yang nantinya pembeli bisa membeli dengan penawaran di atas harga yang telah ditentukan.


Proses lelang dilakukan sore hingga malam hari. Sedangkan bagi para petani, mereka akan mendapatkan uang hasil penjualan di keesokan hari, setelah pedagang membayar lelang.


"Mulai jam 4 sore sampai jam 7 malam cabai datang dari petani langsung. Baru diolah (disortir) dari jam 5-7 setelah itu masuk karton terus dikirim ke pusat lelang," ungkap Sujarwo, Rabu (20/8).

 

Pasar lelang TOP Cabai Bligo ini didominasi dengan cabai keriting dan rawit. Saat musim panen besar kelompok ini dapat menjual cabai sortir hingga 1 ton lebih per harinya.


Menurut Sujarwo, volume pasokan cabai itu juga masih dipengaruhi cuaca, dimana saat musim hujan cabai cenderung mudah busuk karena kadar air berlebih.

 

"Kalau musim hujan itu cabainya basah cepat busuk dan sortirannya banyak," ucapnya.


Ketua Kelompok Tani Ngudi Rahayu IV Desa Bligo, Hartoto mengatakan, kegiatan lelang di TOP Cabai dilakukan sejak Februari 2023 hingga saat ini.

 

Anggota grup TOP Cabai sekitar 150 orang, mulai dari petani, penyuluh pertanian Kabupaten Magelang dan petugas Laboratorium Penyakit hama Wilayah Kedu.


"Alhalmudillah sejak dibuka hingga saat ini ada terus, tapi sedikit banyak ada terus," kata Hartoto.

 

Lewat sistem lelang ini, jelas Hartoto, petani akan mendapat keuntungan karena harga jual lebih tinggi dibanding dengan cara konvensional.


Dia mencontohkan, dalam setiap transaksi cabai selisih harga jual bisa sampai Rp5.000 per kilogramnya.

 

Selain itu petani juga mendapat pembinaan dan pendampingan intens dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang.


Hartoto menjamin kualitas cabai yang dilelang dalam kondisi bagus karena sudah melewati beberapa kali sortir.

 

Selain itu beberapa cabai yang dilelang merupakan hasil panen dari pertanian semi organik. Kondisi cabai lebih segar karena hanya sedikit menggunakan pupuk kimia.


"Bagi para bandar cabai yang akan ikut lelang di sini kami persilahkan juga," ujar Hartoto seraya menambahkan, cabai hasil sortir dimanfaatkan untuk bahan baku bon cabai (serbuk cabai kering) yang dijual ke berbagai kota.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar